Menurut Depdikbud 1995 pelaksanaan uji kompetensi adalah sebagai berikut : 1 materi ujian dikeluarkan oleh badan tertentu yang diakui sebagai badan yang
mengeluarkan sertifikat, 2 pihak sekolah dan tim penguji merumuskan pengajaran bahan pelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar sebagai persiapan bagi calon
peserta uji kompetensi, 3 perangkat soal ujian kompetensi disiapkan oleh unsur dunia industri, lembaga profesi, dan sekolah, 4 ujian kompetensi dilakukan bersama
oleh sekolah, dunia industri, dan asosiasi profesi, 5 ujian kompetensi dilaksanakan secara bertahap sesuai daya kesiapan dan kemampuan sekolah. Bagi peserta didik
yang dinyatakan lulus, akan diberikan sertifikat yang akan diterbitkan oleh Tim Uji Profesi. Sertifikat ini diharapkan selain menjelaskan keahlian profesional yang
dikuasai oleh pemiliknya, sekaligus mengakui kewenangan pemilik sertifikat tersebut untuk melaksankan tugas pada bidang profesi tertentu.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi Prakerin masih belum dilakukan secara optimal.
7. Monitoring dan Evaluasi
Dalam pelaksanaan program Prakerin, monitoring dan evaluasi perlu dilakukan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan program selanjutnya.
Monitoring merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pembimbing untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan Prakerin yang disepakati bersama antara
sekolah dengan dunia kerja. Sedangkan evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui sejauh mana siswa peserta Prakerin mencapai tujuan kemampuan yang diharapkan.
Monitoring dilaksanakan bersama-sama antara guru pembimbing dengan instruktur dari dunia kerja. Monitoring sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengikuti
suatu program dan pelaksanaannya secara mantap, teratur dan terus-menerus dengan
cara mendengar, melihat dan mengamati, serta mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut.
Suherman dkk 1988 menjelaskan bahwa monitoring dapat diartikan sebagai suatu kegiatan, untuk mengikuti perkembangan suatu program yang dilakukan secara
mantap dan teratur serta terus menerus. Tujuan utama monitoring adalah untuk menyajikan informasi tentang pelaksanaan program sebagai umpan balik bagi para
pengelola dan pelaksana program. Informasi ini hendaknya dapat menjadi masukan bagi pihak yang berwenang untuk: a memeriksa kembali strategi pelaksanaan
program sebagaimana sudah direncanakan setelah membandingkan dengan kenyataan di lapangan, b menemukan permasalahan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
program, c mengetahui faktor-faktor pendungkung dan penghambat penyelenggaraan program. Sedangkan menurut Direktur Pembinaan Sekolah Kejuruan 2008 : 11
Program Prakerin yang sudah dilakukan peserta didik perlu dievaluasi untuk melihat kesesuaian antara program dengan pelaksanaannya. Hal ini dimaksudkan sebagai
dasar untuk penyusunan program tindak lanjut yang harus dilakukan baik terhadap pencapaian kompetensi peserta didik maupun terhadap program Prakerin. Evaluasi
dilakukan dengan cara : 1 melakukan analisis hasil laporan yang dibuat oleh peserta didik dan hasil penilaian yang yang dilakukan oleh pembimbing dari Dunia Kerja, 2
paparan hasil prakerin setiap peserta didik. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa peserta PSG telah mencapai kemampuan yang ditetapkan. Materi
pokok dalam evaluasi menyangkut aspek teknis maupun non teknis yaitu ketrampilan, prestasi, ketekunan, kerjasama, inisiatif, presensi kehadiran, disiplin, etika, dan
tanggung jawab. Irwanto 2004 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa monitoring dan
evaluasi PSG dilakukan pada saat menjelang pelaksanaan praktik di industri.
Sehingga pada saat pelaksanaan Prakerin tidak dimanfaatkan sebaik mungkin untuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Hal ini tentunya kurang sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan monitoring yang seharusnya dilakukan secara periodik, sedangkan evaluasi dilaksanakan pada akhir program.
C. Batasan Masalah