Pembinaan Kepribadian Unggul, Wawasan Kebangsaan, dan Bela Negara

82 guru pendamping dalam wawancara 260115 “pada intinya adalah sesama anggota komunitas ini sudah selayaknya untuk saling mengingatkan .” Melengkapi pendapat sebelumnya, AB 270115 menambahkan, “tawasi secara harafiah artinya saling mengingatkan, narasumbernya bergiliran. Prensentasinya dengan menggunakan tema bebas. Terserah siapa yang mau tawasi itu yang melakukan tawasi mau membahas tentang apa. Menjadi bukan mengingatkan tetapi juga berbagi .” Mendukung dua pernyataan sebelumnya, EN dalam wawancara 260115 menyebutkan, “Jadi tawasi itu, merupakan kegiatan sharing bersama antar semua anggota komunitas, dalam pelaksanaanya ditunjuk satu orang secara bergilir untuk menyampakian tawasi. Semacam presentasi seperti itu. Biasanya pada saat tawasi anak-anak sharing tetang hal-hal apa saja yang sedang diminati atau yang mereka senangi. Misalnya satu anak bertawasi tentang perang, lalu yang lain bertanya tentang senjata perang yang digunakan, teknik perang dan lain- lain .” Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya tawasi ialah kegiatan diskusi yang diisi dengan presentasi oleh seorang peserta didik dengan tema yang bebas. Selain presentasi, juga ada kegiatan tanya jawab dengan peserta didik yang lain dan saling berbagi pengetahuan tentang tema yang sedang di presentasikan. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari. Di samping itu, KBQT juga melaksanakan orientasi bagi peserta didik baru. Tujuanya ialah agar peserta didik dapat dengan mudah mengenali lingkungan sekitar dan beradaptasi. Orientasi yang dilaksanakan di KBQT berupa pengenalan Desa Kalibening dan segala isinya, pengenalan pengurus, dan pengenalan semua kegiatan yang ada di KBQT. Hal ini menunjukan fokus orientasi peserta didik di 83 KBQT merupakan lingkungan sekitar. Demikian dijelaskan AB dalam wawancara 270115, “Orientasinya dikembalikan ke komunitas, ke desa. Peserta didik melakukan wawancara tentang budaya desa, lembaga desa, sumber daya desa dan lembaga keagamaan yang ada di desa .” Sejalan dengan penrnyataan sebelumnya, EN dalam wawancara 260115 menuturkan, “Orientasi ada sih, kegiatanya pengenalan Desa Kalibening dan sekitarnya, pengenalan pengurus, pengenalan semua kegiatan di KBQT .” Dengan diadakannya kegiatan orientasi yang demikian, tentu diharapkan peserta didik dapat beradaptasi dan memahami tentang lingkungan yang mereka tempati. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik di KBQT belajar nilai-nilai demokrasi melalui kegiatan diskusi yang mereka lakukan dalam kegiatan tawasi. Selain tawasi, KBQT juga menyelenggarakan orientasi untuk mempermudah adaptasi peserta didik dengan lingkunganya. Kegiatan orientasi yang dilakukan di KBQT dapat dikatakan berbeda dengan orientasi pada umumnya. Di KBQT saat orientasi peserta didik diminta untuk secara langsung berinteraksi dengan lingkungan desa dan bukan hanya dengan lingkungan KBQT saja.

e. Pembinaan Kreativitas dan Kewirausahaan

Semua kegiatan kewirausahan di KBQT merupakan inisiatif dari peserta didik. Pasalnya di KBQT tidak ada program khusus yang dibuat oleh guru pendamping untuk melatih kreativitas dan kemampuan wirausaha peserta didik. Menurut keterangan EN dalam wawancara 260115, “Kalau kegiatan kewirausahaan ada Mbak, tapi ya kita buat atas dasar keinginan kita sendiri. Biasanya kita buat mini cake. Ada tim produksi sama 84 tim marketing. Keanggotaanya ya bisa siapa aja yang mau ikut Mbak. Bebas di sini, kalau pengen apa ya buat saja .” Mendukung pernyataan tersebut, AB dalam wawancara 270115 menerangkan, “Kalau pembinaan secara khusus tidak ada. Mereka yang mau kemudian mereka gerak sendiri. ya itu, mereka menjual mini cake dan usaha sablon. Nanti ada pembagian laba, setengah untuk marketing, setengah untuk kas .” Dengan demikian, uraian di atas menunjukkan semangat kewirausahaan peserta didik di KBQT tumbuh sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Bukan berdasarkan ajaran atau suruhan dari guru pendamping.

f. Pembinaan Kesehatan Jasmani, Kesehatan dan Gizi Berbasis Sumber Gizi

yang Terdiversifikasi KBQT rutin mengadakan hari kesehatan yang diselenggarakan setiap hari Jumat. Setiap peserta didik wajib mengikuti kegiatan ini. mereka biasanya melakukan olah raga bersama, kemudian dilanjutkan dengan materi tentang kesehatan dan praktik pembuatan yogurt, jamu, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan petikan wawancara dengan FN guru pendamping 260115 berikut. “Hari kesehatan setiap hari Jumat, mereka wajib mengikuti hari kesehatan, biasnya isinya olah raga bareng, kemudian ada materi pengetahuan kesehatan, praktik pembuatan yogurt, jamu, dan lain sebagainya .” Pernyataan tersebut juga didukung oleh EN peserta didik 260115 dalam wawancara yang menyetakan “Ada Mbak, biasanya setiap hari Jumat kita olah raga bareng di sini Mbak.” Membenarkan dua pernyataan sebelumnya AB dalam wawancara 270115 menyatakan “Biasanya setiap hari Jumat itu hari kesehatan. Wajib diikuti oleh