187
melakukan sholat dzuhur berjamaah, selanjutnya dilanjutkan dengan tadarus bersama, sebelum mereka melanjutkan dengan kegiatan tawasi.
b. Bagaimana pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia di
Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah?
Wawancara: Pembinaan budi pekerti luhur dilakukan dengan menanamkan beberapa hal
seperti halnya: pertama, pembentukan karakter yang menjadi sebuah kemutlakan. Hal ini ditujukan agar peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang kokoh untuk
kedepanya. Untuk itu, belajar konsep diri menjadi sebuah keharusan, agar peserta didik bisa menyeimbangkan dimensi kemanusiaan, ada dimensi pikir, jiwa dan
raga. Selain itu guru pendamping juga memahamkan kepada peserta didik sebuah kebutuhan akan pentingnya ilmu, akan pentingnya sebuah makna hidup, dan akan
pentingnya sebuah gerakan. Kedua, minimalisasi aturan, menjadi titik tolak pelaksanaan kegiatan di KBQT. KBQT lebih menekankan pada pendekatan
budaya mendewasakan peserta didiknya. Semua peraturan dirumuskan dalam sebuah kesepakatan-kesepakatan yang dibuat oleh anggota kelas dan komunitas.
Namun demikian ada hal wajib yang harus diikuti peserta didik seperti tawasi, upacara, kumpul kelas dan dilarang merokok. Ketiga, melaksanakan kegiatan
gotong royong dan kerja bakti yang merupakan inisiatif dari peserta didik sendiri. Keempat, penanaman nilai musyawarah dan kebersamaan.
Observasi: Pesera didik di KBQT nampak selalu memegang teguh semua peraturan dan
kultur yang diajarkan kepada mereka. Ini terlihat dari keseharian mereka. Ketika peneliti sedang melakukan wawacawa, ada satu orang yang melanggar peraturan.
Anak itu dikatakan melanggar hanya karena menggungakan sepeda untuk berangkat latsar teater. Itu bukan merupakan pelabelan yang salah, pasalnya di
forum teater disepakati kultur satu rasa satu sama. Kebetulan yang lain berangkat latsar dengan jalan kaki dan satu anak tersebut mau memakai sepeda, sehingga
teman-teman yang lain mengingatkanya. Selain itu mereka juga menegakkan piket membersihkan ligkungan sekitar dalam rangka menjaga kebersihan, dan
188
keindahan. Rasa kekeluargaan pun berkembang di sini. Peserta didik yang lebih tua mereka panggil dengan sebutan Mbak, atau Mas.
c. Bagaimana pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan
bela negara?
Wawancara: Pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan dan bela negara dilakukan
dengan kegiatan upacara. Upacara dilaksanakan setiap hari Senin, di gedug sekolah KBQT. Upacara dilakukan dengan duduk melingkar bersama-sama
menyanyikan lagu Indonesia Raya, selanjutnya dilanjutkan dengan sharing. Setiap peserta didik menulis target pribadi dan dibacakan di depan teman-temanya.
Selain itu, peserta didik juga diajari kemandirian untuk belajar mendanai aktivitasnya sendiri dan tidak tergantung pada pemberian orang lain. Melalui
kelompok wirausaha, mereka melakukan kegiatan wirausaha untuk mendanai kegiatan-kegiatan yang akan mereka lakukan, misalnya untuk show.
Observasi: Setiap hari Senin di KBQT selalu diadakan upacara. Kegiatan ini wajib diikuti
oleh seluruh peserta didik di KBQT. Upacara yang dilakukan berbeda dengan dilakukan di sekolah lain, tidak ada pengibaran bendera. Mereka bersama-sama
membentuk lingkaran di gedung sekolah, selanjutnya bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan pelaporan kegiatan dan rencana
kegiatan yang akan dilakukan selama seminggu ke depan, baik oleh individu maupun oleh ketua forum dan ketua kelas.
d. Bagaimana Pembinaan demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan
politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural?
Wawancara: Di KBQT tidak ada organisasi kesiswaan secara khusus. Namun demikian bukan
berarti mereka tidak bisa belajar berorganisasi. Melalui forum yang ada dan kepanitiaan acara mereka belajar berorganisasi. Selain belajar berorganisasi
mereka juga sekaligus dapat melaksanakan latihan kepemimpinan, melalui kepanitiaan mereka dapat mengalami berbagai macam peran seperti halnya ketua,