Pembinaan Budi Pekerti Luhur atau Akhlak Mulia.

77 tersebut meliputi, upacara hari Senin, tawasi, Harkes hari kesehatan dan pembuatan ide. Sejalan dengan itu, FN guru pendamping dalam wawancara 260115 menjelaskan “peraturan, wajib membuat ide atau target, ikut upacara, tawasi dan Harkes .” Dua pemaparan diatas menyimpulkan bahwa di KBQT kegiatan yang wajib diikuti oleh peserta didik meliputi, pembuatan ide, target, upacara, tawasi dan Harkes. EN dalam wawancara 260115 menambahkan hanya ada 5 kali toleransi untuk membolos mengikuti kegiatan, setelah lebih dari 5 kali disebut dengan pelanggaran. Pencatatan pelanggaran di lakukan oleh angkatan paling atas, atau kelompok Osa. Jika ada yang melanggar lebih dari 5 kali, mereka akan melaporkan kepada pendamping, selanjutnya guru pendamping akan merapatkan konsekuensi terbaik. Kemudian hal itu bisa dikomunikasikan ke keluarga. Hukuman untuk anak yang melakukan pelanggaran ialah membuat karya. Karya yang dibuat bisa berupa sebuah ide yang dibuat dalam bentuk karya tulis ataupun karya dalam bentuk yang lain . Di sisi lain hukuman yang paling berat bagi peserta didik ialah meunda masa ujian. Sejalan dengan pernyataan tersebut, FN 260115 “kalau yang nggak bisa ikut biasanya karena mereka keset Mbak. Biasanya batas untuk nggak ikut itu 5 kali. Kalau sekali-kali membolos, hukumanya membuat karya dalam bentuk apa pun. Tapi kalau lebih dari itu, nanti konsekuensinya dirembug bersama apa konsekuensi paling tepat, tapi yang paling berat itu ditunda ujianya .” Dari dua uraian di atas diketahui peserta didik yang membolos kegiatan wajib, hingga batas maksimal 5 kali bisa mendapat konsekuensi terberat yaitu ditunda masa ujianya. 78 c Peraturan forum Selain peraturan yang berasal dari seluruh komunitas ataupun kesepakatan kelas, ada juga peraturan yang mengikat seluruh anggora forum, dalam hal ini khususnya forum teater. Berikut merupakan penuturan dari salah satu anggota forum teater yaitu EN 260115 sebagai berikut : “Peraturan dalam forum teater secara sederhana ialah satu rasa sama rata. Artinya jika 1 orang makan Tempe, maka semua makan tempe, jika seorang minum pake sedotan, semua juga pake sedotan. Hal ini dilaksanakan dalam rangka upaya membentuk rasa kebersamaan antar individu dalam forum .” Keterangan di atas, menerangkan peserta didik di KBQT saling menanamkan kebersamaan diantara mereka. Hal ini sekiranya dapat mempererat hubungan dan kerjasama diantara mereka. 3 Pelaksanaan gotong royong dan kerja bakti Sebagai bagian dari masyarakat Desa Kalibening, peserta didik di KBQT juga melaksanakan kegiatan gotong royong dan kerja bakti bersama. Kegiatan tersebut biasanya muncul dari inisiatif peserta didik sendiri. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh AB dalam wawancara 270115 berikut, “Iya ada, itu biasanya inisiatif mereka. Bisanya mereka berinisiatif membersihkan sampah di lingkungan sekolah dan desa secara bersama-sama .” Hal ini juga dibenarkan oleh EN 260115 peserta didik di KBQT yang menyatakan “Pernah Mbak, ikut kegiatan masyarakat. Kayak membersihkan sampah di lingkungan desa, dan sekolah .” Kutipan di atas menunjukkan bahwa peserta didik di KBQT sadar bahwa diri mereka adalah bagian dari masyarakat dan memiliki kewajiban untuk menjalankan fungsinya sebagai anggota masyarakat. Inisiatif untuk melaksanakan 79 kerja bakti dan gotong royong merupakan bentuk peran mereka sebagai anggota masyarakat. 4 Pelaksanaan kegiatan 7K keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, nampak bahwa peserta didik dapat menjalankan kegiatan 7K dengan mandiri. Menegakkan piket membersihkan ligkungan sekitar dalam rangka menjaga kebersihan, dan keindahan. Rasa kekeluargaan pun berkembang di sini. Setiap peserta didik yang lebih tua mereka memanggil dengan sebutan Mbak atau Mas. Dari uraian dan kutipan hasil observasi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangka upaya pembinaan budi pekerti luhur dan akhlak mulia dilakukan dengan pembentukan karakter, penegakan tata tertib, pelaksanaan kegiatan gotong royong dan pelaksanaan kegiatan 7K.

c. Pembinaan Kepribadian Unggul, Wawasan Kebangsaan, dan Bela Negara

Pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan dan bela negara dilakukan dengan kegiatan upacara. Upacara yang dilakukan di KBQT tentu sangat berbeda dengan upacara yang dilakukan di lembaga lain. Pasalnya, upacara dilakukan di dalam ruangan. Selain itu hal lain yang membedakan, jika pada umumnya upacara diawali dengan pengibaran Bendera Merah Putih, ada amanat dari pembina upacara, dan banyak lagi perangkat upacara tidak demikian dengan KBQT. Isi kegiatan upacara di KBQT ialah pembuatan rencana kerja oleh peserta didik. Untuk lebih jelas mengetahui kegiatan upacara yang dilakukan di KBQT 80 berikut merupakan cuplikan wawancara dengan EN 260115 peserta didik KBQT. “Setiap hari Senin. Jadi kita membentuk lingkaran gitu, duduk bersama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan evaluasi. Nanti setiap kelas melaporkan apa yang sudah dilakukan dalam seminggu lalu apa target yang akan dilaksanakan pada minggu mendatang. Setelah itu dilanjutnkan dengan pembahasan forum, tentang kegiatan apa saja yang sedang atau akan dilakukan di forum juga kadang kita membahas masalah-masalah yang ada di kelas maupun di forum. Penutupnya biasanya dengan penjabaran target idividu. Tentang apa yang ditargetkan di seminggu yang akan datang dan apa yang sudah dicapai pada seminggu sebelumnya .” Dari keterangan tersebut diketahui bahwa dalam upacara yang dilakukan terjadi keterbukaan antar anggota KBQT. Dengan adanya sharing seperti ini nampaknya juga menumbuhkan semangat peserta didik di KBQT untuk selalu meningkatkan kapasitasnya. Pasalnya ketika seorang peserta didik mendengar target temannya, maka akan muncul semangat dalam dirinya untuk berusaha meningkatkan kapasitas seperti teman-temannya yang lain. Hal ini sesuai dengan keterangan yang disampaikan AB 270115 bahwa setiap hari Senin semua peserta didik di membuat rencana bersama, semua menulis semua, semuah tahu semua. Rencana itu dibuat dalam bentuk tulisan tangan. Setiap peserta didik mempunyai rencana dan juga capaian individu. Selain pembuatan target setiap minggu dalam rangka pembentukan kepribadian, peserta didik juga diajarkan tentang kemandirian. Hal ini ditujukan agar peserta didik tidak tergantung dengan pemberian orang dalam hal apa pun. Mulai dari belajar, bahkan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan mereka melakukanya secara mandiri dan tidak bergantung pada pemberian orang lain. Berikut merupakan penjelasan DW 030315 dalam wawancara. 81 “Trus di sini itu, anak-anak diajari kemandirian untuk belajar untuk tidak apa ya untuk mendanai aktivitasnya tidak tergantung pada pemberian orang lain. tetapi dia bener-bener mandiri. Di sini „kan ada kelompok wirausaha, na mereka melakukan kegiatan wirausaha untuk mendanai kegiatan-kegiatan yang akan mereka lakukan, misalnya untuk show dan lain sebagainya .” Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam upaya pembinaan kepribadian unggul di KBQT dilakukan dengan upacara dan pelatihan kemandirian. Upacara yang dilakukan di KBQT sama sekali berbeda dengan upacara yang dilakukan oleh lembaga lain pada umumnya. Hal ini dikarenakan upacara yang dilakukan di KBQT berisi deklarasi target oleh peserta didik.

d. Pembinaan Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Pendidikan Politik,

Lingkungan Hidup, Kepekaan dan Toleransi Sosial Dalam Konteks Masyarakat Plural Di KBQT tidak ada organisasi kesiswaan secara khusus. Peserta didik belajar berorganisasi melalui forum dan kepanitiaan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan EN dalam petikan wawancara berikut, “Em, kaya kalo di sekolah biasa OSIS gitu po Mbak? Kalau kaya gitu sih nggak ada Mbak biasanya kalo latihan keorganisasian ya lewat kepanitianaan- kepanitiaan gitu. Nanti peranya bergilir. Misalnya sekarang jadi ketua, besuk jadi sekretaris, bendahara, ya pokoknya bergilir gitu Mbak .” Dari petikan wawancara tersebut, diketahui peserta didik KBQT belajar keorganisasian melalui kepanitian. Dari kegiatan tersebut, mereka juga belajar kepempinan dan juga musyawarah dalam pengambilan keputusan. Di samping musyawarah dalam forum dan kepanitiaan, ada juga kegiatan khusus KBQT untuk diskusi. Kegiatan ini diberi nama tawasi. Kata tawasi diambil dari potongan ayat Al-Quran, yaitu “wa tawa shou bilhaqi wa ta wa shou bishobri”, yang artinya “dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat nasihati supaya menetapi kesabaran .” Menurut FN 82 guru pendamping dalam wawancara 260115 “pada intinya adalah sesama anggota komunitas ini sudah selayaknya untuk saling mengingatkan .” Melengkapi pendapat sebelumnya, AB 270115 menambahkan, “tawasi secara harafiah artinya saling mengingatkan, narasumbernya bergiliran. Prensentasinya dengan menggunakan tema bebas. Terserah siapa yang mau tawasi itu yang melakukan tawasi mau membahas tentang apa. Menjadi bukan mengingatkan tetapi juga berbagi .” Mendukung dua pernyataan sebelumnya, EN dalam wawancara 260115 menyebutkan, “Jadi tawasi itu, merupakan kegiatan sharing bersama antar semua anggota komunitas, dalam pelaksanaanya ditunjuk satu orang secara bergilir untuk menyampakian tawasi. Semacam presentasi seperti itu. Biasanya pada saat tawasi anak-anak sharing tetang hal-hal apa saja yang sedang diminati atau yang mereka senangi. Misalnya satu anak bertawasi tentang perang, lalu yang lain bertanya tentang senjata perang yang digunakan, teknik perang dan lain- lain .” Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya tawasi ialah kegiatan diskusi yang diisi dengan presentasi oleh seorang peserta didik dengan tema yang bebas. Selain presentasi, juga ada kegiatan tanya jawab dengan peserta didik yang lain dan saling berbagi pengetahuan tentang tema yang sedang di presentasikan. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari. Di samping itu, KBQT juga melaksanakan orientasi bagi peserta didik baru. Tujuanya ialah agar peserta didik dapat dengan mudah mengenali lingkungan sekitar dan beradaptasi. Orientasi yang dilaksanakan di KBQT berupa pengenalan Desa Kalibening dan segala isinya, pengenalan pengurus, dan pengenalan semua kegiatan yang ada di KBQT. Hal ini menunjukan fokus orientasi peserta didik di