84
tim marketing. Keanggotaanya ya bisa siapa aja yang mau ikut Mbak. Bebas di sini, kalau pengen apa ya buat saja
.” Mendukung pernyataan tersebut, AB dalam wawancara 270115
menerangkan, “Kalau pembinaan secara khusus tidak ada. Mereka yang mau
kemudian mereka gerak sendiri. ya itu, mereka menjual mini cake dan usaha sablon. Nanti ada pembagian laba, setengah untuk marketing, setengah untuk
kas .”
Dengan demikian, uraian di atas menunjukkan semangat kewirausahaan peserta didik di KBQT tumbuh sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Bukan
berdasarkan ajaran atau suruhan dari guru pendamping.
f. Pembinaan Kesehatan Jasmani, Kesehatan dan Gizi Berbasis Sumber Gizi
yang Terdiversifikasi
KBQT rutin mengadakan hari kesehatan yang diselenggarakan setiap hari Jumat. Setiap peserta didik wajib mengikuti kegiatan ini. mereka biasanya
melakukan olah raga bersama, kemudian dilanjutkan dengan materi tentang kesehatan dan praktik pembuatan yogurt, jamu, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai
dengan petikan wawancara dengan FN guru pendamping 260115 berikut. “Hari kesehatan setiap hari Jumat, mereka wajib mengikuti hari kesehatan,
biasnya isinya olah raga bareng, kemudian ada materi pengetahuan kesehatan, praktik pembuatan yogurt, jamu, dan lain sebagainya
.” Pernyataan tersebut juga didukung oleh EN peserta didik 260115 dalam wawancara yang menyetakan
“Ada Mbak, biasanya setiap hari Jumat kita olah raga bareng di sini Mbak.” Membenarkan dua pernyataan sebelumnya AB dalam wawancara 270115
menyatakan “Biasanya setiap hari Jumat itu hari kesehatan. Wajib diikuti oleh
85
semua. Mereka biasanya senam bersama, kemudian dilanjutkan dengan materi dan kegiatan lainya
.” Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembinaan kualitas
jasmani yang dilakukan di KBQT berupa pelaksanaan hari kesehatan yang dilaksanakan setiap hari Jumat. Seluruh komponen di KBQT setiap hari Jumat
berkumpul bersama untuk melakukan olah raga bersama dan mengikuti materi dan praktik kesehatan yang ada di KBQT.
g. Pemberian Layanan-Layanan Kepada Peserta Didik.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti 26 s.d 28 Januari 2015 diketahui bahwa layanan yang diberikan kepada peserta didik adalah
layanan perpustakaan dan layanan internet 24 jam. Sementara layanan yang lain seperti halnya layanan bimbingan konseling, layanan kantin, layanan UKS,
layanan transportasi, dan layanan asrama belum ada.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Perencanaan Pembinaan Peserta Didik di KBQT
Perencanaan pembinaan peserta didik pada Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah KBQT diawali dengan menyiapkan komponen pembinaan peserta
didik. Komponen tersebut meliputi guru pendamping yang memenuhi syarat sebagai guru sekolah alternatif dan penyediaan sarana pendukung pembinaan
dengan melibatkan masyarakat setempat. Selanjutnya barulah guru pendamping bersama peserta didik merumuskan indikator pembinaan yang berdasar pada
minat dan potensi peserta didik dalam wujud target atau rencana capaian. Guru yang memenuhi syarat sebagai pendamping di sekolah alternatif
memang diperlukan. Hal ini karena pelaksanaan pendidikan di sekolah alternatif
86
berbeda dengan yang dilaksanakan di sekolah pada umumnya. Seperti halnya diungkapkan oleh Lange dan Sletten 2002 dalam Diane E Powell 2003: 68-70
bahwa unsur program dalam pendidikan alternatif meliputi. a.
A low teacherpupil ratio and program size. b.
The avaibility of one-on-one interaction betwen staf and students. c.
A climate that supports learning. d.
Opportunities for relevantexperience that are consistent with the students future goals.
e. The opportunity for students to develope and exercise self-control in
decision making. f.
A flexible structure that accomodates the students academic and social- emotional needs.
g. A caring environtment that builds and fosters resilience.
h. Training and support for teachers in working wint bothtypicalli functioning
and special needs students. i.
Research and evaluation of the impact of the program on student population.
j. Intragency linkages on ensure that a full service continuum is avaible for
students with special education needs. Kutipan di atas secara garis besar menyebutkan bahwa program-program
yang dilaksanakan pada sekolah alternatif bersifat fleksibel dan lebih menekankan pada kebutuhan peserta didik. Di sisi lain juga menyiratkan makna bahwa guru
pendamping yang bergabung dalam pendidikan alternatif harus mampu melaksakan program-program yang ada. Terlebih program-program yang ada
menekankan pada kebutuhan individual peserta didik. Sehingga guru pendamping juga dituntut untuk bisa selalu mengembangkan program-program secara kreatif
sesuai kebutuhan peserta didik. Selain guru pendamping hal lain yang perlu ada ialah sarana pendukung.
Berbeda dengan lembaga pendidikan pada umunya KBQT melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengadaan dan pemanfaatan sarana pendukung yang ada di
lingkungan sekitar. Hal ini baik adanya dan sesuai dengan yang disampaikan