Pembinaan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK

73 hanya dilakukan sampai hari Kamis, karena menurut keterangan informan, pada hari Jumat banyak yang melaksanakan sholat Jumat, sedangkan hari Sabtu tidak ada kegiatan. Hal ini sesuai dengan petikan wawancara dengan EN peserta didik 260115 berikut, “Biasanya kami setiap hari Senin-Kamis melaksanakan sholat dzuhur berjamaah. Tapi kalau hari Jumat tidak ada, karena banyak yang sholat Jumat .” Hal itu juga dibenarkan oleh AB guru pendamping yang dalam wa wancara 270115 menyatakan “Biasanya ada sholat berjamaah sama ngaji sebelum tawasi .” Kedua, memperingati hari-hari besar keagamaan melalui kegiatan yang diselenggarakan di desa. Ini dilakukan karena mereka merupakan bagian dari masyarakat desa. sehingga dapat melakukannya bersamaan dengan masyarakat desa. Hal ini diperkuat dengan penjelasan AB dalam wawancara 270115, “Kalau peringatan hari besar agama, biasanya gabung sama desa.” Sejalan dengan itu EN peserta didik wawancara, 260115 juga menyatakan “Kalau secara khusus tidak ada. Biasanya kami ikut desa. Kalau desa menyelenggarakan kami ikut berpartisipasi .” Ketiga, peserta didik di KBQT juga aktif mengikuti kegiatan lomba keagamaan. Siapa saja pesera didik yang memang minat atau ingin mengikuti lomba keagamaan dibebaskan untuk ikut. Namun demikian, bagi yang memang tidak minat tidak ada paksaan untuk mengikutinya. Kegiatan yang dilakukan peserta didik sesuai dengan petikan wawancara dengan EN 260115 berikut ini, “Kalau mengadakan tidak ada tapi kadang ada yang ikut serta lomba keagamaan gitu. Biasanya gabung sama pondok Mbak. Penyelenggaranya itu pondok .” Hal 74 itu dibenarkan oleh AB dalam wawancara 270115 yang menyatakan, “ada beberapa anak ikut lomba Tilawah dan Qori tingkat kota .” Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dalam rangka menjalankan kegiatan keagamaan KBQT selain menyelenggarakan sendiri, juga ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungan sekitarnya. Bahkan peserta didik yang berminat mengikuti lomba keagamaan, mereka juga dibebaskan untuk mengikutinya.

b. Pembinaan Budi Pekerti Luhur atau Akhlak Mulia.

1 Pembentukan Karakter Pembentukan karakter menjadi sebuah kemutlakan. Hal ini ditujukan agar peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang kokoh. Untuk itu, belajar dan memahami konsep diri menjadi sebuah keharusan, agar peserta didik bisa menyeimbangkan dimensi kemanusiaan yang terdiri atas dimensi pikir, jiwa dan raga. Hal ini sesuai dengan petikan wawancara dengan DW 030315 berikut. “Jelas belajar konsep diri itu tetap harus ada karena membangun karakter dan mencari jati diri adalah sebuah keharusan, bagaimana kita menyeimbangkan dimensi kemanusiaan, ada dimensi pikir, jiwa dan raga. Dan bagaimana semuanya itu gimana kita bisa maksimal secara akal dan pikir bagaimana kita punya pengetahuan yang luas tapi diimbangi dengan jiwa yang kuat, kokoh, dan juga jasmani yang sehat menjadi dimensi manusia yang utuh dan ini dapat membentuk karakter yang utuh .” Selain itu guru pendamping juga memahamkan kepada peserta didik sebuah kebutuhan pentingnya ilmu, pentingnya sebuah makna hidup, dan pentingnya sebuah gerakan. Hal ini ditujukan agar peserta didik memiliki keinginan untuk berbuat sesuatu. Seperti halnya yang diungkapkan DW 030315 Berikut ini. “Langkahnya yang jelas kami memahamkan kepada anak sebuah kebutuhan akan pentingnya ilmu, akan pentingnya sebuah makna hidup, akan pentingnya