Keluarga Peran dan Status Sosial

ayahnya kendati tantangan yang dihadapinya tidak kecil. Ketika Raden Rahmat berjuang, kondisi religio-psikologis dan relogio-sosial masyarakat Jawa lebih terbuka dan toleran untuk menerima ajaran baru yang dikumandangkan dari tanah Arab. Ia memanfaatkan momentum tersebut dengan memainkan peran yang menentukan proses islamisasi, termasuk mendirikan pusat pendidikan dan pengajaran, yang kemudian dikenal dengan pesantren Kembang Kuning Surabaya. Bentuk pesantrennya lebih jelas dan lebih konkret dibanding pesantren rintisan ayahnya. Mengenai teka-teki siapa pendiri pesantren pertama kali di Jawa khususnya, agaknya analisis Lembaga Research Islam Pesantren Luhur cukup cermat dan dapat dipegangi sebagai pedoman. Dikatakan bahwa Maula Malik Ibrohim sebagai peletak dasar pertama sendi-sendi berdirinya pesantren, sedang Imam Rahmatullah Raden Rahmat atau Sunan Ampel sebagai wali pembina pertama di Jawa Timur. Adapun Sunan Gunung Jati Syaikh Syarif Hidayatullah mendirikan pesantren sesudah Sunan Gunung Jati pada 1570 M. Jadi terpaut 103 tahun yang dipandang cukup untuk membedakan suatu masa perjuangan seseorang penyebar Islam. Sebagian ulama yang memandang Gunung Jati sebagai pendiri peantren pertama mungkin saja benar, tetapi khusus di wilayah Cirebon atau secara umum Jawa Barat, bukan di Jawa secara keseluruhan. Jika benar pesantren telah dirintis oleh syaikh Maulana Malik Ibrahim sebagai penyebar Islam pertama di Jawa maka bisa dipahami apabila para peneliti sejarah dengan cepat mengambil kesimpulan bahwa pesantren adalah suatu model pendidikan yang sama tuanya dengan Islam di indonesia. Sebagai model pendidikan yang memiliki karakter khusus dalam perspektif wacana pendidikan nasional sekarang ini, sistem pondok pesantren telah mengundang spekulasi yang bermacam-macam. Minimal ada tujuh teori yang mengungkapkan spekulasi tersebut. Teori pertama menyebutka bahwa pondok pesantren merupakan bentuk tiruan atau adaptasi terhadap pendidikan Hindu-Budha sebelum Islam datang di Indonesia. Teori kedua mengklaim berasal dari India. Teori ketiga menyatakan bahwa model pondok pesantren ditemukan di Baghdad. Teori keempat melaporkan bersumber dari perpaduan Hindu-Budha pra-Muslim di Indonesia dan India. Teori kelima mengungkapkan dari kebudayaan Hindu-Budha dan Arab. Teori keenam menegaskan dari India dan orang Islam Indonesia. Dan teori ketujuh menilai dari India, Timur Tengah dan tradisi lokal yang lebih tua. Tujuh teori ini makin mempersulit penarikan kesimpulan tentang asal-usul pesantren. Agaknya pesantren terbentuk atas pengaruh India, Arab, dan tradisi Indonesia sebagai dimaksudkan teori terakhir tersebut. Ketiga tempat ini merupakan arus utama dalam mempengaruhi terbangunnya sistem pendidikan pesantren. Arab sebagai tempat

Dokumen yang terkait

Pengaturan Penggunaan Dan Pengawasan Label Halal Terhadap Produk Makanan Perspektif Perlindungan Konsumen

0 51 111

Pengaruh Media Massa terhadap Niat Konsumen Membeli Produk Berlabel Halal, Proceedings Forum Manajemen Indonesia 6: Entrepreneurial Management

0 5 40

Pengaruh Label Halal Terhadap Brand Switching Produk Kosmetik Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Konsumen Mengkonsumsi Produk Kosmetik Berlabel Halal. Studi Kasus : Karyawati Gedung Graha Menara Hijau, Jakarta Selatan

2 12 52

PENGARUH LABEL HALAL DAN LABEL KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE SEDAAP Pengaruh Label Halal Dan Label Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Mie Sedaap Di 4 Kabupaten Kota Kabupaten Sukoharjo.

0 1 13

PENGARUH LABEL HALAL DAN LABEL KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE SEDAAP Pengaruh Label Halal Dan Label Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Mie Sedaap Di 4 Kabupaten Kota Kabupaten Sukoharjo.

1 1 16

PENGARUH LABEL HALAL PADA PRODUK DALAM KEMASAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

2 15 130

PENTINGKAH LABEL HALAL? PENGARUHINTERAKSI LABEL HALAL DENGAN NAMA MEREK PADA SIKAP DAN NIAT BELI KONSUMEN.

0 1 16

PENGARUH RELIGIUSITAS, NORMA SUBYEKTIF DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP NIAT MEMBELI PRODUK MAKANAN RINGAN BERLABEL HALAL (STUDI PADA MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA).

3 8 202

PENGARUH FAKTOR PERSONAL, FAKTOR SOSIAL, FAKTOR INFORMASI DAN SIKAP TERHADAP NIAT (INTENSI) MEMBELI MAKANAN BERLABEL HALAL LPPOM-MUI PADA MAHASISWA NON MUSLIM DI UNY.

0 0 172

PENGARUH SERTIFIKASI HALAL, KESADARAN HALAL, DAN BAHAN M AKANAN TERHADAP MINAT BELI PRODUK MAKANAN HALAL (STUDI PADA MAHASISWA MUSLIM DI YOGYAKARTA).

5 29 115