Alat Sampel Tumbuhan Alat dan Bahan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ditimbang beratnya. Berat awal limbah kulit pisang kepok kuning yang sudah di rajang adalah ±5 kg. Pengeringan sampel limbah kulit pisang kepok dan pengecekan kadar air, dilakukan di Balittro Balai Peneliti Bahan Alam dan Senyawa Aromatik pada tanggal 26 November 2014. Proses pengeringan dilakukan dengan oven pada suhu 45 ⁰C sampai kadar airnya stabil kurang dari 10, yaitu 8,90 selama 5 hari. Simplisia yang didapat dari Balitro sudah berupa serbuk seberat ±1 kg. Serbuk hasil pengeringan sudah siap untuk dimaserasi.

3.3.2 Ekstraksi Limbah Kulit Pisang Kepok Musa balbisiana

Serbuk kering limbah kulit pisang kepok ditimbang sebanyak 500 gram, kemudian dimaserasi dengan 2 liter etanol 96. Maserasi dilakukan sampai semua senyawa tertarik sempurna 2-3 hari, terlindung dari sinar matahari langsung, dan berada pada suhu ruang, dengan beberapa kali pengadukan. Proses maserasi selesai setelah 3 hari, kemudian disaring dengan kapas, dianggap sebagai penyaringan tahap satu. Penyaringan tahap kedua, disaring menggunakan kertas saring kertas wattman no.52, sehingga diperoleh maserat dan ditampung dalam wadah penampungan yang tertutup dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Maserasi dilakukan sampai warna maserat yang diperoleh jernih atau mendekati jernih. Seluruh maserat yang diperoleh dipekatkan dengan vacum rotary evaporator pada suhu 45 ⁰C hingga diperoleh ekstrak kental etanol 96 Noorhamdani, 2012.

3.3.3 Karakterisasi Ekstrak

A. Pemeriksaan Organoleptis Ekstrak

Ekstrak yang telah diperoleh, kemudian diidentifikasi secara organoleptis. Pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk, warna, bau, dan rasa Permawati, 2008. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Uji Kadar Air pada Ekstrak

Menimbang kurs porselen dengan tutupya, kemudian kurs porselen dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 105 ⁰C. Kurs porselen yang sudah dipanaskan, kemudian dimasukkan kedalam desikator, setelah dingin kemudian kurs porselen ditimbang kembali. Sebanyak 1 gram ekstrak ditimbang dalam krus porselen. Ekstrak dalam kurs porselen tertutup, kemudian dikeringkan pada suhu 105°C selama 60 menit. Pemanasan dilakukan hingga bobot tetap. Sampel yang sudah didapat bobot tetapnya yaitu sampai perbedaan penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25, kemudian dikeluarkan dari oven. Krus porselen dibiarkan dalam keadaan tertutup dan mendingin dalam desikator hingga suhu kamar, kemudian dicatat bobot tetap yang diperoleh untuk menghitung persentase susut pengeringannya. Dilakukan replikasi atau pengulangan sebanyak 3 kali Rostinawati, 2010. Rumus kadar air pada ekstrak : Kadar Air Ekstrak = massa awal – masa setelah dikeringkan x 100 Massa awal

3.3.4 Skrining Fitokimia

1. Uji Alkaloid

Ekstrak ditimbang 0,5 gram, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dilarutkan dalam HCl, kemudian ditmbahkan 2-3 tetes pereaksi Dragendorff larutan potasium bismut iodida, jika terdapat endapan merah maka positif adanya alkaloid, namun jika ditambahkan dengan 2-3 tetes pereaksi Mayer larutan potasium merkuri iodida menghasilkan endapan kuning maka positif mengandung senyawa alkaloid Tiwari et al., 2011.

2. Uji Flavonoid

Ekstrak ditimbang sebanyak 0,5 gram ditambahkan dengan etanol 70, kemudian ditambahkan 5-6 tetes HCl pekat, membentuk warna

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-heksana Etilasetat dan Etanol Dari Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum C.Agardh.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis

8 127 76

Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Dan Ekstrak Etanol Dari Bunga Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus Dan Pseudomonas aeruginosa

13 106 76

Uji Aktivitas Antibakteriekstrak Etanol Daun Kembang Bulan(Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa

10 75 66

Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi dari Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana ABB)

4 30 90

Uji Efektifitas Ekstrak Madu Karet dalam Menghambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus

0 14 46

Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam dan Waktu Hidrolisis terhadap Produksi Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

0 14 86

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol dan Air Rimpang Pacing (Costus spiralis) terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Salmonella typhimurium, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus serta Fungi Candida albicans

3 17 79

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum americanum L) terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans

8 47 73

Uji efektifitas ekstrak madu karet dalam menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus

0 24 46

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BERENUK ( Crescentia cujete L) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT ( Propionib a cterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus ) - repository perpustakaan

0 0 16