Pemeriksaan Sampel Penyiapan Sampel

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta keatas, tidak beracun, netral, absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan dan panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit Anonim, 1986. Etanol dapat melarutkan alkaloid basa, minyak menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar dan klorofil. Lemak, malam, tanin dan saponin hanya sedikit larut. Dengan demikian zat pengganggu yang terlarut hanya terbatas. Untuk meningkatkan penyarian biasanya menggunakan campuran etanol dan air. Perbandingan jumlah etanol dan air tergantung pada bahan yang disari Anonim, 1986.

4.4 Karakterisasi Ekstrak

A. Pemeriksaan Organoleptis Ekstrak

Nama tanaman : Musa balbisiana BBB. Bagian tanaman : Kulit buah Nama Indonesia tanaman : Pisang Kepok Organoleptik Bentuk : cairan kental Warna : cokelat kehitaman Bau : khas Rasa : agak pahit

B. Uji Kadar Air Pada Ekstrak

Kadar air ekstrak etanol 96 limbah kulit pisang kepok yang diperoleh adalah 6,7. Uji kadar air dilakukan dengan tujuan untuk memberikan batas minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air di dalam bahan Depkes RI, 2000. Range kadar air menurut Voight 1995, tergantung terhadap jenis ekstrak yaitu ekstrak kering kadar air 5, ekstrak kental 5-20, ekstrak cair 20. Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan daya tahan produk pangan dan terkait aktivitas mikroorganisme selama penyimpanan. Produk yang mempunyai kadar air yang tinggi lebih mudah rusak karena produk tersebut dapat menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta media yang kondusif bagi pertumbuhan mikroorganisme. Produk dengan kadar air rendah relatif lebih stabil dalam penyimpanan jangka panjang dari pada produk yang berkadar air tinggi Pardede, et al., 2013. Karakterisasi ekstrak perlu dilakukan untuk menilai kualitas ekstrak yang digunakan sebagai bahan uji, maka perlu dilakukan pemeriksaan organoleptis dan kadar air. Uji kadar air sangat penting dilakukan karena untuk mengetahui kadar air ekstrak yang akan digunakan sebagai agen antibakteri. Air merupakan media untuk bakteri tumbuh, maka dari itu kadar air pada ekstrak uji sangatlah penting.

4.5 Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etanol 96 limbah kulit pisang kepok kuning sehingga dapat diketahui senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri. Pada skrining fitokimia ini, dilakukan uji golongan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan kuinon. Berdasarkan hasil uji fitokimia Tabel 1. yang didapatkan, ekstrak terbukti positif mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan kuinon. Hasil uji fitokimia yang didapatkan sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zainab, et al. 2013 dan Subrata, et al. 2011 dalam Fadhilah 2014, yang menyatakan bahwa komponen fitokimia dari kulit pisang adalah tanin, kuinon, alkaloid, flavonoid, dan saponin sebagai agen antimikroba. Kandungan lainnya yaitu steroid, serotonin dan dopamin yang memberikan efek farmakologi.

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-heksana Etilasetat dan Etanol Dari Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum C.Agardh.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis

8 127 76

Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Dan Ekstrak Etanol Dari Bunga Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus Dan Pseudomonas aeruginosa

13 106 76

Uji Aktivitas Antibakteriekstrak Etanol Daun Kembang Bulan(Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa

10 75 66

Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi dari Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana ABB)

4 30 90

Uji Efektifitas Ekstrak Madu Karet dalam Menghambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus

0 14 46

Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam dan Waktu Hidrolisis terhadap Produksi Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

0 14 86

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol dan Air Rimpang Pacing (Costus spiralis) terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Salmonella typhimurium, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus serta Fungi Candida albicans

3 17 79

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum americanum L) terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans

8 47 73

Uji efektifitas ekstrak madu karet dalam menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus

0 24 46

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BERENUK ( Crescentia cujete L) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT ( Propionib a cterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus ) - repository perpustakaan

0 0 16