UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
B. Bentuk Coccus Bulat
Coccus adalah bentuk bakteri seperti bola-bola kecil. Golongannya tidak sebanyak basil. Baik berupa basil maupun bentuk coccus, secara
kelompok dapat berupa Adam, 1992 : 1 Seperti rantai bergandegan panjang : streotobasil atau
streptococcus 2 Berdua-dua bergandengan : diplobasil atau diplococcus
3 Mengelompok berempat : tetracoccus 4
Bergerombol seperti anggur : staphylococcus 5 Berkelompok seperti kubus : sarcina
C. Bentuk Spiral
Bentuk spiral adalah bakteri yang berbentuk seperti spiral, atau panjang berbengkok-bengkok. Golongan ini tidak banyak bila
dibandingkan dengan basil dan coccus Adam, 1992.
D. Bentuk Vibrio Koma
Vibrio adalah bentuk seperti batang bengkok, seperti berupa tanda koma Adam, 1992.
E. Bentuk Spirocheta Spirochet
Spirocheta adalah bentuk seperti batang berbelit-belit panjang dan banyak belitannya Adam, 1992.
2.5.3 Struktur Tubuh Bakteri
Bakteri adalah makhluk hidup bersel tunggal, meskipun bakteri dapat berpasang-pasangan dan tiap sel hidup sendiri-sendiri. Sel tersebut
merupakan sitoplasma yang nampak berdinding tegas, akan tetapi inti selnya tidak nampak jelas. Bakteri terlalu kecil untuk dapat mengatur inti
sel, bila dibandingkan dengan protozoa. Pada beberapa bakteri terlihat butir-butir kecil yang tersebar di dalam sitoplasma Adam, 1992.
Ada pula bakteri yang agak berbentuk batang dan pada kedua ujung dari sel terdapat titik yang agak besar, akan tetapi titik-titik ini
bukanlah intisel. Pada bakteri terdapat pula bulu. Bulu-bulu ini berguna
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk bergerak bulu getar, ada pula yang terlihat berselubung sebagai pembungkus kapsul Adam, 1992.
2.5.4 Ukuran Bakteri
Ukuran bakteri bermacam-macam, diantaranya Adam, 1992 : a. Bentuk basil
: lebar 0,3-1µm, panjang 1,5-4 µm, kadang- kadang sampai 8µm.
b. Bentuk coccus : ukuran tengahnya diameter rata-rata 1µm.
c. Bentuk spiril : lebar 0,5-1µm, panjang 2-5µm, kadang-
kadang sampai 10µm. d. Bentuk vibrio
: lebar 0,5µm panjang sampai 3µm. e. Bentuk spirocheta
: lebar 0,2-0,7µm, panjang 5-10µm.
2.5.5 Susunan Kimia Bakteri
Susunan kimia bakteri terdiri dari Adam, 1992 : a. 85 air
b. Zat hidrat arang c. Protein
d. Lemak e. Garam-garaman : Na, K, Ca, Mg, Fe, Zn, P, dan sebagainya.
f. Enzim atau fermen g. Vitamin
2.5.6 Cara Memperbanyak Diri Bakteri
Telah dikemukakan bahwa bakteri umumnya memperbanyak diri berkembang dengan jalan membagi diri. Di dalam suasana yang cukup
baik, misalnya dalam media pembenihan, bakteri memperbanyak diri degan cepat. Telah dapat diperhitungkan bahwa dalam waktu 10 jam, dari
satu bakteri bisa menjadi berjuta-juta jumlahnya Adam, 1992.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5.7 Fase Pertumbuhan Bakteri
Bakteri memiliki
permukaan yang
luas sesuai
dengan perbandingan volume tubuhnya. Bakteri akan cepat memperoleh makanan
dari lingkungannya, baik secara difusi maupun melalui mekanisme transpor aktif. Kondisi yang cocok dengan bakteri akan membuat bakteri
tumbuh dengan cepat Sudjaji et al., 2006. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.
Faktor-faktor tersebut adalah suhu, ketersediaan nutrisi, pH, konsentrasi ionik, serta oksigen, khususnya untuk bakteri aerob obligat Sudjaji et al.,
2006. Pertumbuhan bakteri berlangsung sangat cepat. Dalam kondisi
normal, bakteri membelah diri menjadi dua setiap 20 menit. Catatan waktu demikian dikenal sebagai waktu generasi. Jadi, dalam waktu 40 menit
bakteri membelah diri menjadi empat sel, dalam waktu satu jam menjadi delapan sel, dan dalam waktu 7 jam menghasilkan 2.097.152 anakan sel
Sudjaji et al., 2006. Hubungan antara jumlah sel bakteri dengan kurva waktu
pertumbuhan. Kurva pertumbuhan dapat dibagi menjadi empat fase, yaitu fase lag fase adaptasi, fase logaritma fase pembiakan cepat, fase
stasioner fase diperlambat, dan fase penurunan fase kematian Sudjaji et al., 2006.
a. Fase Lag :
Fase lag merupakan fase bakteri beradaptasi terhadap lingkungannya yang baru. Pada fase ini bakteri belum mencapai
pertumbuhan maksimum. Panjang fase lag tergantung pada jenis bakteri dan kondisi pertumbuhannya, misalnya komposisi medium,
faktor lingkungan, dan sebagainya Sudjaji et al., 2006.
b. Fase Log logaritma :
Fase log merupakan fase pertumbuhan mencapai maksimum. Pada fase ini terjadi peningkatan jumlah. Fase log disebut juga fase
eksponensial. Dalam fase ini, bakteri sudah dapat beradaptasi dengan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
baik terhadap lingkungan pertumbuhannya sehingga mempunyai waktu penggandaan doubling time yang lebih singkat dibanding fase
sebelumnya Sudjaji et al., 2006.
c. Fase Stasioner :
Fase stasioner merupakan fase pertumbuhan mencapai titik nol. Pada fase ini tidak terjadi penambahan jumlah sel bakteri. Dalam
fase ini jumlah sel yang hidup seimbang dengan jumlah sel yang mati sehingga grafiknya terlihat mendatar. Jika fase ini diteruskan maka
jumlah sel yang mati akan menjadi lebih besar dibandingkan jumlah sel yang hidup sehingga sel akan memasuki fase kematian Sudjaji et
al., 2006.
d. Fase Penurunan :
Fase penuruan disebut juga fase kematian. Pada fase ini, sel berhenti memperbanyak diri dan rata-rata kematian meningkat
Sudjaji et al., 2006.
Gambar 2
. Kurva pertumbuhan mikroba Sudjaji et al., 2006.
2.6 Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tebal. Bakteri ini akan berwarna ungu jika
diwarnai dengan pewarnaan Gram, contohnya Neisseria gonorrhoeae, Bacillus
subtilis, Vibrio
cholerae, Staphylococcus
epidermidis,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Staphylococcus aureus, Propionibacterium acne dan Troponema pallidum Diah, 2004.
Beberapa bakteri Gram positif membentuk endospora. Endospora dibentuk ketika lingkungan kekurangan zat makanan. Sel induk pecah dan
endospora dilepaskan. Endospora dapat bertahan dalam keadaan lingkungan yang ekstrim, misalnya suhu tinggi, suhu rendah, atau kekeringan. Pada
kondisi lingkungan yang membaik, endospora menjadi aktif dan membelah diri, membentuk sel-sel seperti induknya Diah, 2004.
Bakteri Gram positif yang dapat membentuk endospora adalah Bacillus dan Clostridium, contoh lain bakteri Gram positif adalah kelompok
Actynomycetes dan Mycoplasma. Actinomycetes berbentuk filamen bercabang yang menyerupai jamur. Actinomycetes yang tidak membentuk spora
berkembang biak dengan cara memutuskan ujung filamen dalam bentuk bulat atau batang, selanjutnya filamen tersebut membelah diri Diah, 2004.
Bakteri yang termasuk kedalam contoh Actynomycetes adalah Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit TBC dan Streptomyces
penghasil antibiotik streptomisin. Actynomycetes banyak dimanfaatkan sebagai penghasil beberapa macam antibiotik Diah, 2004.
Mycoplasma tidak memiliki dinding sel, tetapi beberapa jenis memiliki struktur yang mengeras di luar membran plasma. Beberapa
Mycoplasma berukuran leih kecil dibandingkan Clamydias, contohnya Mycoplasma gallisepticum dikenal dengan bakteri terkecil Diah, 2004.
Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tipis. Bakteri ini akan berwarna merah muda atau
merah, jika diwarnai dengan pewarnaan Gram, contohnya Streptococcus mutans dan Escherchia coli Diah, 2004 .
2.7 Jerawat dan Bakteri Penyebab Jerawat
Jerawat adalah kondisi abnormal kulit akibat terjadi gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak sebaceous gland yang menyebabkan
penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Jerawat dapat timbul