Maserasi Perkolasi TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan konstituen yang stabil terhadap panas dengan cara direbus dalam air selama 15 menit Tiwari et al., 2011.

e. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik pada temperatur lebih tinggi dari temperatur suhu kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 o C Ditjen POM, 2000. Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinyu pada temperatur lebih tinggi dari temperatur ruang umumnya 25-30 o C. Ini adalah jenis ekstraksi maserasi dimana suhu sedang digunakan selama proses ekstraksi Tiwari et al., 2011.

2.3 Pelarut

Pelarut adalah zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat lain. Kesuksesan penentuan senyawa biologis aktif dari bahan tumbuhan sangat tergantung pada jenis pelarut yang digunakan dalam prosedur ekstraksi Ncube et al., 2008. Sifat pelarut yang baik untuk ekstraksi yaitu toksisitas dari pelarut yang rendah, mudah menguap pada suhu yang rendah, dapat mengekstraksi komponen senyawa dengan cepat, dapat mengawetkan dan tidak menyebabkan ekstrak terdisosiasi Tiwari et al., 2011. Pemilihan pelarut juga akan tergantung pada senyawa yang ditargetkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pelarut adalah jumlah senyawa yang akan diekstraksi, laju ekstraksi, keragaman senyawa yang akan diekstraksi, kemudahan dalam penanganan ekstrak untuk perlakuan berikutnya, toksisitas pelarut dalam proses bioassay, potensial bahaya kesehatan dari pelarut Tiwari et al., 2011.

2.3.1 Alkohol

Pelarut etanol memiliki sifat yang dapat melarutkan seluruh bahan aktif yang terkandung dalam bahan alami, baik bahan aktif yang bersifat polar, semipolar maupun non polar Tiwari et al., 2011. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4 Vacum Rotary Evaporator

Vaccuum rotary evaporator adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan kimia tertentu sesuai yang diinginkan. Cairan yang ingin diuapkan biasanya ditempatkan dalam suatu labu yang kemudian dipanaskan dengan bantuan penangas, dan diputar. Uap cairan yang dihasilkan didinginkan oleh suatu pendingin kondensor dan ditampung pada suatu tempat receiver flask. Pelarut diuapkan, kemudian akan dihasilkan ekstrak yang dapat berbentuk padatan atau cairan Nugroho, et al., 1999. Kelebihan dari alat ini adalah diperolehnya kembali pelarut yang diuapkan. Penggunaan rotary evaporator meningkatkan presentase air yang terevaporasi dibandingkan dengan menggunakan waterbath. Prinsip kerja alat ini didasarkan pada titik didih pelarut dan adanya tekanan yang menyebabkan uap dari pelarut terkumpul di atas, serta adanya kondensor suhu dingin yang menyebabkan uap ini mengembun dan akhirnya jatuh ke tabung penerima receiver flask Mutairi Jasser, 2012.

2.5 Bakteri

2.5.1 Penggunaan Istilah Nomenklatur

Istilah bakteri berasal dari kata “bakterion” bahasa Yunani yang berarti tongkat atau batang. Istilah bakteri ini sekarang banyak dipakai untuk setiap mikroba yang bersel satu. Banyak negara di dunia belum sepakat dalam klasifikasi spesies bakteri, demikian pula penggunan istilah dalam mikrobiologi Diah, 2004.

2.5.2 Bentuk Bakteri

Bentuk morfologi bakteri dapat dibagi menjadi 5 jenis Adam, 1992:

A. Bentuk Basil Basillus

Basil berbentuk seperti tongkat pendek, agak silindris. Bentuk basil meliputi sebagia besar bakteri Adam, 1992.

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-heksana Etilasetat dan Etanol Dari Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum C.Agardh.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis

8 127 76

Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Dan Ekstrak Etanol Dari Bunga Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus Dan Pseudomonas aeruginosa

13 106 76

Uji Aktivitas Antibakteriekstrak Etanol Daun Kembang Bulan(Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa

10 75 66

Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi dari Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana ABB)

4 30 90

Uji Efektifitas Ekstrak Madu Karet dalam Menghambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus

0 14 46

Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam dan Waktu Hidrolisis terhadap Produksi Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

0 14 86

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol dan Air Rimpang Pacing (Costus spiralis) terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Salmonella typhimurium, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus serta Fungi Candida albicans

3 17 79

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum americanum L) terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans

8 47 73

Uji efektifitas ekstrak madu karet dalam menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus

0 24 46

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BERENUK ( Crescentia cujete L) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT ( Propionib a cterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus ) - repository perpustakaan

0 0 16