UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
media yang kondusif bagi pertumbuhan mikroorganisme. Produk dengan kadar air rendah relatif lebih stabil dalam penyimpanan jangka panjang
dari pada produk yang berkadar air tinggi Pardede, et al., 2013. Karakterisasi ekstrak perlu dilakukan untuk menilai kualitas
ekstrak yang digunakan sebagai bahan uji, maka perlu dilakukan pemeriksaan organoleptis dan kadar air. Uji kadar air sangat penting
dilakukan karena untuk mengetahui kadar air ekstrak yang akan digunakan sebagai agen antibakteri. Air merupakan media untuk bakteri tumbuh,
maka dari itu kadar air pada ekstrak uji sangatlah penting.
4.5 Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etanol 96 limbah kulit pisang
kepok kuning sehingga dapat diketahui senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri. Pada skrining fitokimia ini, dilakukan uji golongan alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin, dan kuinon. Berdasarkan hasil uji fitokimia Tabel 1. yang didapatkan, ekstrak
terbukti positif mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan kuinon. Hasil uji fitokimia yang didapatkan
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zainab, et al. 2013 dan Subrata, et al. 2011 dalam Fadhilah 2014, yang menyatakan
bahwa komponen fitokimia dari kulit pisang adalah tanin, kuinon, alkaloid, flavonoid, dan saponin sebagai agen antimikroba. Kandungan lainnya yaitu
steroid, serotonin dan dopamin yang memberikan efek farmakologi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 1 Hasil Uji Skrining Fitokimia
Metabolit Sekunder
Hasil Pengamatan Hasil Uji
Gambar
Alkaloid Terjadi endapan
berwarna merah +
Flavonoid Terdapat
perubahan warna menjadi merah
+
Saponin Terbentuk busa
stabil +
Tanin Terbentuk warna
hijau kehitaman +
Kuinon Terbentuk warna
merah +
Efek antibakteri merupakan karena adanya saponin, flavonoid, tanin, kuinon, fenol, dan lektin Priosoeryanto, 2005.
Seyawa aktif berupa tanin, saponin, flavonoid, terpenoid, alkaloid dan senyawa polifenol yang berperan
utama sebagai penghambat pertumbuhan bakteri patogen Okoli, et al., 2009. Prasetyo, et al., 2008 menyatakan bahwa saponin merupakan senyawa
metabolik sekunder yang berfungsi sebagai antiseptik sehingga memiliki