UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bangsa : Bacilliales
Suku : Staphylococcaceae
Marga : Staphylococcus
Jenis : S. Epidermidis
2.7.2 Bakteri Staphylococcus aureus
A. Morfologi dan Sifat
Staphylococcus  aureus  merupakan  bakteri  Gram  positif  anggota famili  Micrococcaceae  berbentuk  bulat,  bergerombol  seperti  susunan
buah  anggur  koloni  berwarna  abu-abu  hingga  kuning  tua,  koagulase positif dan sifatnya sebagai bakteri komensal dalam tubuh manusia yang
jumlahnya  berimbang  dengan  flora  normal  lain.  Staphylococcus  aureus pada  manusia  diantaranya  ditemukan  pada  hidung,  kulit,  tenggorok  dan
lain-lain  Syahrurachman  et  al.,  1994.  Bakteri  ini  dapat  menyebabkan bermacam-macam  infeksi  seperti  pneumonia,  meningitis,  empiema,
endokarditis, jerawat, pioderma atau impetigo Brooks et al., 2005. Klasifikasi
Bakteri Staphylococcus
aureus menurut
Syahrurachman 1994 : Kerajaan
: Eubacteria Devisi
: Firmicutes Bangsa
: Eubacteruales Suku
: Micrococcaceae Marga
: Staphylococcus Jenis
: Staphylococcus aureus
B. Patogenesis dan Manifestasi Klinis
Staphylococcus  aureus  merupakan  bakteri  patogen  penyebab infeksi.  Staphylococcus  aureus  dapat  menyebabkan  penyakit  mulai  dari
yang  ringan  sampai  yang  berat  bahkan  sampai  sepsis.  Staphylococcus aureus  sering  menyebabkan  jerawat  dan  frunkulosis  pada  kulit,  infeksi
Staphylococcus  aureus  pada  tulang  juga  sering  menyebabkan osteomielitis,  infeksi  Staphylococcus  aureus  pada  organ  dalam  dapat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menyebabkan  endokarditis,  pneumonia  dan  infeksi  berat  lainnya.  Pada luka  terbuka  Staphylococcus  aureus  juga  sering  menyebabkan  infeksi
Syahrurachman et al., 1994. Staphylococcus  aureus  mempunyai  bagian-bagian  dan  produk
yang  mendukungnya  sebagai  salah  satu  bakteri  patogen  diantaranya adalah  dinding  sel  Staphylococcus  sp  sebagian  besar  terdiri  dari
peptidoglikan.  Peptidoglikan  mempunyai  aktivitas  seperti  endotoksin, menstimulasi  keluarnya  sitokin  dari  makrofag  yaitu  interleukin-1  dan
aktivasi komplemen, kapsul akan mencegah fagositosis, adanya toxin dan enzim  yang  dihasilkan  untuk  merusak  sel  inang.  Selain  itu,  faktor  dari
bakteri Staphylococcus aureus yang menyebabkan sukarnya penanganan infeksi
adalah adanya
resistensi bakteri
terhadap antibiotik
Syahrurachman et al., 1994.
C. Pengobatan dan Resistensi
Pengobatan  terhadap  infeksi  Staphylococcus  aureus  biasanya menggunakan  berbagai  jenis  antibiotik  seperti  tetrasiklin,  vankomisin
atau penisilin resisten β-laktamase. Perbedaan jenis obat yang diberikan
dipertimbangkan  dari  angka  resistensi  bakteri  terhadap  suatu  antibiotik. Antibiotik  yang  biasa  digunakan  dalam  penelitian  adalah  tetrasiklin,
oxacillin,  gentamicin,  eritromicin,  kloramfenikol  dan  trimetroprim- sulfametoxazole Endang Sri Lestari, 2009.
2.7.3 Bakteri Propionibacterium acnes
Propionibacterium  acnes  adalah  flora  normal  kulit  terutama  di wajah yang tergolong dalam kelompok bakteri Corynebacteria. Bakteri ini
berperan  pada  patogenesis  jerawat  yang  dapat  menyebabkan  inflamasi. Bakteri ini berbentuk batang dan dapat hidup di udara serta menghasilkan
spora.  Inflamasi  timbul  karena  perusakan  stratum  corneum  dan  stratum germinativum  dengan  mensekresikan  bahan  kimia  yang  menghancurkan
dinding  pori.  Jerawat  timbul  karena  asam  lemak  dan  minyak  kulit tersumbat.  Obat-obat  yang  digunakan  untuk  terapi  topikal  kebanyakan