Skrining Fitokimia HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kemampuan antibakteri. Adanya zat antibakteri tersebut akan menghalangi pembentukan atau pengangkutan masing-masing komponen ke dinding sel yang mengakibatkan lemahnya struktur disertai dengan penghilangn dinding sel dan pelepasan isi sel yang akhirnya akan mematikan maupun menghambat petumbuhan sel bakteri tersebut. Dewi 2010, menyatakan bahwa flavonoid bersifat polar sehingga lebih mudah menembus lapisan peptidoglikan yang juga bersifat polar pada bakteri Gram positif dari pada lapisan lipid yang nonpolar. Zat antibakteri flavonoid dan kuinon bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri dengan merusak dinding sel dan membran sitoplasma Kandalkar, et al., 2010. Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme penghambatan bakteri oleh senyawa ini dengan mengganggu komponen peyusun peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut Robinson 1995 dalam Pradana 2013. Flavonoid memiliki aktivitas antibakteri dengan cara mengikat asam amino nukleofilik pada protein dan inaktivasi enzim. Senyawa saponin menyebabkan penurunan tegangan permukaan sel dan menyebabkan sel lisis. Senyawa tanin bekerja dengan cara mengikat dinding protein sehingga pembentukan dinding sel bakteri terhambat Matasyoh, et al., 2014. Antibakteri tanin dapat membunuh pertumbuhan bakteri karena mempunyai daya antibakteri dengan cara mempresipitasi protein dan menyebabkan membran sel bakteri mengkerut yang mengakibatkan perubahan permeabilitas sel menjadi menurun Okoli, et al., 2009.

4.6 Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan Gram

Bakteri yang dibiakan untuk penelitian ini adalah bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Propionibacterium acne. Hasil pewarnaan Gram terhadap bakteri tersebut ditunjukkan pada gambar 4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta a b c Gambar 4. Hasil pewarnaan Gram bakteri Staphylococcus aureus a, Staphyococcus epidermidis b, dan Propionibacterium acne c dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x10. Gambar a menunjukan bakteri yang dibiakan pada kultur kerja adalah bakteri Staphylococcus aureus yang berbentuk kokus bulat seperti buah anggur. Gambar b menunjukan bakteri yang dibiakan adalah Staphylococcus epidermidis yang berbentuk kokus bulat. Gambar c menunjukan bakteri yang dibiakan adalah bakteri Propionibacterium acne yang berbentuk basil batang. Ketiga bakteri tersebut merupakan bakteri Gram positif yang dapat menyebabkan jerawat. Pada pewarnaan Gram, bakteri Gram positif akan menghasilkan warna ungu yang disebabkan banyaknya kandungan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram positif.

4.7 Pembuatan Kurva Pertumbuhan

Pertumbuhan ialah pertambahan teratur semua komponen suatu mikroorganisme. Pertumbuhan jasad renik dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel jumlah sel persatuan isi biakan atau densitas sel berat kering dari sel-sel persatuan sel biakan jumlah sel hidup biasanya dianggap sebagai ukuran konsentrasi sel. Dalam praktek diukur absorbansi cahaya atau penghamburan cahaya dari suatu biakan dengan cara fotoelektris dan menghubungkan jumlah jasad renik hidup dengan ukuran-ukuran optik dalam suatu kurva standar, dengan kurva standar ini semua hasil pengukuran optik lebih lanjut dapat diubah menjadi konsentrasi sel Jawetz, 1982 dalam Khodijah, 2006. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menurut Jawetz 1982 dalam Khodijah 2006, bila suatu pembenihan cairan ditanam kuman dari suatu biakan yang sebelumnya telah tumbuh sampai jenuh dan jumlah sel-sel hidup ditentukan secara berkala dan digambarkan pada suatu kertas maka biasanya akan diperoleh suatu kurva pertumbuhan. Pertumbuhan bakteri dapat dilihat dari perubahan nilai absrbansi yang didapat setelah dilakukan pengukuran pada menit yang berbeda Sugoro, et al., 2008. Pada kurva pertumbuhan ini, terdapat dua fase, yaitu fase adaptasi dan fase log Gambar 5. Tujuan dari pembuatan kurva pertumbuhan ini adalah untuk mengetahui fase logaritmik dari masing-masing bakteri uji. Fase logaritmik ini merupakan fase yang cocok untuk pengujian antibakteri, karena bakteri uji dalam keadan yang aktif melakukan pembelahan sel dengan laju yang konstan Jauhari, 2010. Menurut Sugoro, et al. 2008, pada fase log terjadi pembelahan sel yang cepat sehingga dinding selnya menipis dan diharapkan aktivitas dari antibateri dapat terjadi secara maksimal. Sel yang paling sensitif adalah sel dengan tingkat proliferasi yang tinggi aktif melakukan pembelahan dan tingkat diferensiasi yang rendah, sedangkan sel yang resisten atau tidak mudah rusak adalah sel dengan tingkat diferensiasi yang tinggi dan tidak melakukan pembelahan. Berdasarkan hasil kurva pertumbuhan yang terbentuk Gambar 5, dapat diketahui bahwa masing-masing bakteri uji memiliki waktu fase logaritmik yang berbeda Tabel 2. Fase log untuk Staphylococcus epideridis, terjadi pada jam ke-4 sapai jam ke-9. Fase log untuk Staphylococcus aureus, terjadi pada jam ke-3 sampai jam ke-15. Fase log untuk Propionibacterium acne terjadi pada jam ke-4 sampai jam ke-9.

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-heksana Etilasetat dan Etanol Dari Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum C.Agardh.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis

8 127 76

Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Dan Ekstrak Etanol Dari Bunga Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus Dan Pseudomonas aeruginosa

13 106 76

Uji Aktivitas Antibakteriekstrak Etanol Daun Kembang Bulan(Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa

10 75 66

Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi dari Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana ABB)

4 30 90

Uji Efektifitas Ekstrak Madu Karet dalam Menghambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus

0 14 46

Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam dan Waktu Hidrolisis terhadap Produksi Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

0 14 86

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol dan Air Rimpang Pacing (Costus spiralis) terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Salmonella typhimurium, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus serta Fungi Candida albicans

3 17 79

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum americanum L) terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans

8 47 73

Uji efektifitas ekstrak madu karet dalam menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus

0 24 46

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BERENUK ( Crescentia cujete L) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT ( Propionib a cterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus ) - repository perpustakaan

0 0 16