tersebut, terdapat hubungan yang diatur oleh nilai-nilai sosial yang diterima dan ditaati kedua belah pihak.
17
B. Pengertian Masyarakat
Dalam bahasa inggris di pakai society yang berasal dari kata latin socius
, berarti “kawan”. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata Arab syaraka yang berar
ti “ikut serta, berpartisipasi”.
18
Drs. JBAF Mayor Polak menyebut “masyarakat adalah wadah segenap antar hubungan social terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta
kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau sub
kelompok”.
19
Kemudian pendapat dari Prof. M.M. Djojodiguno tentang “masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan
dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia”.
20
Dari kedua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah hubungan
antara individu satu dengan individu yang lain yang terdiri atas kelompok- kelompok dan hidup bersama.
Jelasnya masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama
ditaati dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka,
sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, antara orang tua dan anak,
antara ibu dan ayah, antara kake dan cucu, antara sesama kaum laki-laki atau sesama kaum wanita, atau antara kaum laki-laki dan kaum wanita, larut dalam
suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut masayrakat.
21
Selain itu juga ada yang mejelaskan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul” atau dengan istilah ilmiah, saling
17
Ibid., h.212-214
18
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, jakarta: Rineka Cipta, 2009, h.115
19
Ahmadi, abu, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003,h.96
20
Ibid., h.96
21
Ibid., h.97
“berinteraksi”. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai peranan agar warganya dapat saling berinteraksi. Negara modern misalnya, merupakan
kesatuan manusia dengan berbagai macam prasarana, yang memungkinkan para warganya untuk berinteraksi secara intensif, dan dengan frekuensi yang
tinggi. Adanya prasarana untuk berinteraksi menyebabkan warga dari suatu kelompok manusia itu saling berinteraksi. Sebaliknya, bila hanya adannya
suatu potensi untuk berinteraksi saja belum berarti bahwa warga dari suatu kesatuan manusia itu benar-benar akan berinteraksi. Suatu suku bangsa,
misalnya saja suku bangsa bali, mempunyai potensi untuk berinteraksi, yaitu bahasa bali. Namun adannya potensi itu saja tidak akan menyebabkan bahwa
semua orang bali tanpa alasan mengembangkan aktivitas yang menyebabkan suatu interaksi secara intensif di antara semua orang bali tadi.
Hendaknya diperhatikan bahwa tidak semua kesatuan manusia yang bergaul atau berinteraksi itu merupakan masyarakat, karena suatu masyarakat
harus mempunyai suatu ikatan lain yang khusus. Sekumpulan orang yang mengerumuni seorang tukang tukang penjual jamu di pinggir jalan tidak dapat
di katakan sebagai suatu masyarakat. Meskipun kadang-kadang mereka juga berinteraksi secara terbatas, mereka tidak mempunnyai satu ikatan lain kecuali
ikatan berupa perhatian terhadap penjual jamu tadi. Demikian juga sekumpulan manusia yang menonton suatu pertandingan sepak bola, dan
sebenarnya semua kupulan manusia penonton apapun juga, tidak di sebut masyarakat. Sebaliknya, untuk sekumpulan manusia itu kita pakai istilah
kerumunan. Ikatan yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu
masyarakat adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu. Lagipula, pola itu harus bersifat
mantap dan kontinu; dengan perkataan lain, pola khusus itu harus sudah menjadi adat istiadat yang khas.
Selain ikatan adat-istiadat khas yang meliputi sektor kehidupan dan kontinuitas waktu, warga suatu masyarakat harus juga mempunyai ciri lain,
yaitu suatu rasa identitas bahwa mereka memang merupakan suatu kesatuan khusus yang berbeda dari kesatuan-kesatuan manusia lainnya.
Dari uraian di atas, maka definisi masyarakat secara khusus dapat dirumuskan sebagai berikut: masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Definisi itu menyerupai suatu definisi yang diajukan oleh J.L Gillin dan J.P. Giliin dalam buku mereka cultural sociology, yang merumuskan
bahwa masyarakat atau society adalah “…the largest grouping in which
common customs, tradition , attitudes and feelings of unity are operative”.
Unsur grouping dalam definisi di atas menyerupai unsur “kesatuan hidup”
dalam definisi kita, unsur common customs dan traditions adalah unsur “adat-
istiadat” dan “kontinuitas” dalam definisi kita, serta unsur common attitudes and feelings of unity
sama dengan unsur “identitas bersama”.
22
Pengertian masyarakat society jelas berbeda dengan pengertian masyarakat setempat community atau komunitas. Pengertian masyarakat
society sifatnya lebih umum dan luas, sedangkan pengertian masyarakat setempat community lebih terbatas dan juga dibatasi oleh areal kawasannya,
serta jumlah warganya. Namun ditinjau dari aktivitas hubungannya, lebih erat pada masyarakat setempat community daripada masyarakat society, dan
persatuannya juga lebih erat. Menurut Soerjono Soekanto, Istilah community dapat diterjemahkan
sebagai “masyarakat setempat”, istilah mana menunjuk pada warga-warga sebuah desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa.
Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar atau kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa
kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang
22
Koentjaraningrat, op. cit., h.115-119
utama, maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat. Intinya mereka menjalin hubungan sosial.
Dengan mengambil pokok-pokok uraian di atas, dapat dikatakan bahwa masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang
bertempat tinggal di suatu wilayah dengan batas-batas tertentu di mana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di antara
anggota-anggotanya, dibandingkan interaksi dengan penduduk di luar batas wilayahnya. Setiap community sentiment memiliki unsur:
1. Seperasaan
2. Sepenanggungan
3. Saling memerlukan
Unsur seperasaan muncul karena anggota komunitas memosisikan dirinya sebagai bagian dari kelompok lain yang lebih besar. Mereka
menganggap dirinya sebagai “kami” ketimbang dengan “saya”. Umpamanya “tujuan kami”, “kelompok kami” atau “perasaan kami”.
Unsur sepenanggungan muncul karena setiap anggota masyarakat setempat sadar akan peranannya dalam kelompok. Setiap anggota
menjalankan peranannya sesuai dengan posisi kedudukannya masing-masing. Unsur saling memerlukan muncul karena setiap anggota dari
komunitas tidak bisa memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan anggota lainnya. Ada saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
psikologisnya.
23
C. Masyarakat Nelayan fishing communities
Terdapat beberapa pengertian nelayan diantarannya adalah: 1.
Menurut Ensiklopedia Indonesia yang di terbitkan oleh Ichtiar-Hoeve, di jakarta tahun 1989. Pengertian nelayan ialah: “orang yang secara aktif
23
Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2007, hal 83-86