Latar Belakang Masalah Peran masyarakat nelayan dalam upaya pengembangan organisasi social keagamaan di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu

yang artinya : “Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan Al Maidah :2 ” Kondisi pondok zakat sekarang ini pun masih berjalan dengan baik, bahkan seiring dengan perkembangan waktu pondok zakat Eretan ini semakin lebih baik. Kemajuan pondok zakat Eretan ini pastinnya tidak luput dari peran masyarakat setempat yang turut dalam membangun pondok zakat ini. Pada umumnya walaupun sebagian besar masyarakat Eretan berprofesi sebagai nelayan tetapi mereka masih memegang erat rasa solidaritas dan nilai-nilai keagamaan, sehingga dasar inilah yang membuat pondok zakat Eretan masih berjalan sampai sekarang ini. Selain peran masyarakat, peran pengelola Pondok zakat pun dinilai penting dalam kemajuan pondok zakat itu sendiri, karena mereka terus memberikan pelayanan-pelayanan terhadap masyarakat Eretan yang kurang mampu dengan baik, yang akhirnya masih terus di percaya oleh masyarakat setempat. Melihat kondisi yang telah dipaparkan diatas, peneliti akan memperdalam pengetahuan tentang hubungan masyarakat nelayan dengan organisasi keagamaan di Desa Eretan-Wetan, maka penulis tertarik untuk membahasnya dalam sebuah karya ilmiah dengan bentuk sebuah skripsi yang berjudul, “Peran Masyarakat Nelayan Dalam Upaya Pengembangan Organisasi Sosial Keagamaan di Desa Eretan-Wetan Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian masyarakat nelayan ini adalah : 1. Masih rendahnya kegiatan agama pada masyarakat nelayan di eretan wetan dikarenakan beberapa sebab yang mempengaruhinya. 2. Kurangnya sifat sosial dikalangan masyarakat nelayan eretan terhadap lingkungan sekitar di karenakan kegiatan rutinitas yang dilakukan oleh para nelayan. 3. Kurangnya peran masyarakat nelayan terhadap lembaga keagamaan di Desa Eretan Wetan. C. Batasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, peneliti akan membatasi masalah sosial keagamaan pada satu lembaga keagamaan saja yaitu pada organisasi pondok zakat yang berada di bawah naungan Yayasan Al-Ikhlas.

D. Rumusan masalah

Dari batasan masalah di atas, maka penulis memfokuskan penelitiannya terhadap peran masyarakat nelayan pada pengembangan lembaga Pondok zakat. Dengan demikian, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Peran Masyarakat Nelayan Dalam Upaya Pengembangan Sosial Keagamaan Pada Organisasi Pondok Zakat Al-Ikhlas ”

E. Tujuan Penelitian

Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat Desa Eretan dan masyarakat umum mengenai peran masyarakat nelayan dalam mengembangkan organisasi sosial Pondok zakat Al-ikhlas.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang peran masyarakat nelayan dalam upaya pengembangan sosial keagamaan pada organisasi Pondok zakat Al-ikhlas ini diharapkan memiliki manfaat, yaitu: 1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan tentang kehidupan masyarakat nelayan di desa Eretan-wetan khususnya tentang peran dalam pengembangan sosial keagamaan b. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi penulis Karya tulis ilmiah ini akan menjadi rujukan bagi penulis untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan masyarakat nelayan. b. Manfaat bagi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Sebagai referensi tambahan tentang perang masyarakat nelayan terhadap pengembangan sosial keagamaan sehingga nantinya bisa dijadikan sebagai rujukan untuk diadakannya penelitian yang lebih mendalam tentang hal ini. c. Manfaat bagi masyarakat Memberikan gambaran mengenai peran masyarakat nelayan dalam upaya pengembangan organisasi sosial keagamaan di Desa Eretan Wetan. 7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Status dan Peran

1. Status

Kedudukan dapat diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Menurut Soerjono Soekanto “kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban- kewajibannya”. 11 selain itu Wikipedia menjelaskan bahwa “status sosial adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok- kelompok lain di dalam kelompok y ang lebih besar lagi”. 12 Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demikian, seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan dikarenakan seseorang biasannya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukan tempatnya sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh. 13 Contoh: kedudukan fulan sebagai warga masyarakat merupakan kombinasi dari kedudukannya sebagai karyawan, pengusaha, ketua rukun tetangga, suami nyonya fulanah, ayah dari anak-anak, dan seterusnya. Hubungan antara individu dengan Kedudukan dapat diibaratkan sebagai hubungan pengemudi motor dengan tempat atau kedudukan si pengemudi dengan mesin motor tersebut. Tempat mengemudi dengan segala alat untuk menjalankan serta mengendalikan motor. Pengemudinya 11 Soekanto, op. cit., h. 210 12 Status social, http:id.wikipedia.orgwikiStatus_sosial. Diakses pada 12 januari 2014 pukul 10.55 13 Soekanto. loc. cit. dapat diganti degan orang lain, yang mungkin akan dapat menjalankannya secara lebih baik, atau bahkan secara leih buruk. Menurut Ralph Linton, dalam kehidupan masyarakat terdapat tiga macam status, yaitu ascribed status, achieved status, dan assigned status. a. Ascribed status merupakan status seseorang yang dicapai degan sendirinya tanpa memerhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Status tersebut bisa diperoleh sejak lahir.contohnya, anak dari keluarga bangsawan dengan sendirinya memperoleh status bangsawannya. b. Achieved status merupaka status yang diperoleh seorang individu melalui usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasar keturunan, akan tetapi tergantung pada kemampuan individu dalam mencapai tujuannya. Jenis status ini bersifat terbuka bagi siapa saja. Contohnya setiap orang bisa menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan tertentu, seperti lulusan fakultas hukum, memiliki pengalaman kerja dalam bidang hukum, dan lulus ujian sebagai hakim. c. Assigned status merupakan status yang diperoleh dari pemberian pihak lain. Assigned status berkaitan erat dengan achieved status. Artinya, suatu kelompok atau golongan memberikan status yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa. Status ini diberikan karena orang tersebut telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Contoh assigned status adalah gelar pahlawan revolusi, siswa teladan, dan peraih kalpataru. 14

2. Peran

Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. 15 Contoh, status kepala sekolah SMA XII, dengan status tersebut, seseorang diharapkan berperan memimpin sekolahnya. Peran ini tidak akan melekat pada seseorang jika ia tidak memiliki status kepala sekolah SMA XII. Demikian sebaliknya, dengan status kepala sekolah SMA XII, seseorang memiliki peran untuk 14 Kun Maryati dan Juju Suryawati, Sosiologi Untuk SMAMA Kelas X. Jakarta: esis, 2012, h. 66 15 Soekanto, op.cit., h. 212-213