Teknik Pengolahan dan Analisis Data

tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruh proses penelitian. 58 3. Uji confirmability obyektifitas Pengujian confirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telahdisepakati banyak orang. 59 Menguji konfirmabiliti sama halnya dengan menguji hasil penelitian, bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability. Dalam penelitian jangan sampai proses tidak ada, tetapi terdapat hasil penelitiannya. Menggunakan metode Triangulasi juga diperlukan dalam uji keabsahan data agar fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik. Metode triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua metode triangulasi, yakni pertama triangulasi sumber, dilakukan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Kedua triangulasi teknik, dilakukan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. 60 Pemeriksaan dan pengecekan keabsahan data ini menunjukan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data. 58 Sugiyono, op. cit., h.377 59 Ibid., h. 377 60 Ibid., h. 373 Gambar 3.2 Skema Metode Triangulasi Gambar 3.3 Skema Sumber Triangulasi OBSERVASI WAWANCARA DOKUMENTASI DESA ERETAN-WETAN MASYARAKAT NELAYAN DAN PONDOK ZAKAT MASYARAKAT NELAYAN DAN KEGIATAN PONDOK ZAKAT 45 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Eretan-Wetan

1. Sejarah Desa Eretan-Wetan

Desa Eretan Wetan adalah salah satu desa yang terletak di wilayah pesisir pantura, dulu desa ini bernama Wanakerta yang berarti alas atau hutan yang ramai. Tidak dapat di lacak kapan persisnya perubahan dari nama Wanakerta ini menjadi Eretan, namun dari presentasi bapak Murcita sesepuh masyarakat Eretan dalam diskusi “Bedah problema dan Solusi Desa Eretan” di Jakarta, tanggal 26-27 Mei 2005. Dalam catatan singkatnya dinyatakan bahwa saat itu Wanakerta sudah memiliki kuwu kepala desa. Pertama kuwu Basman yang memerintah selama dua tahun dari tahun 1920-1922, kemudian di lanjutkan oleh penerusnya Kuwu Embat-embat selama kurang dari satu tahun 1922 awal-1922 akhir. Setelah kuwu Embat-embat ini nama Eretan baru muncul, jadi perkiraan nama Eretan muncul antara tahun 1922 sampai tahun 1923. Bersamaan saat bangsa ini melakukan pergolakan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan asing. Nama Eretan sendiri berasal dari kata eret, aktifitas menarik rakit atau getek dengan tambang yang saat itu merupakan media transportasi satu-satunya yang menghubungkan dua desa, Wanakerta Eretan Wetan sekarang dengan desa Kerta jaya Eretan Kulon sekarang dan Kertawinangun hasil pemekaran dari Eretan kulon. Sejak adanya media transportasi yang dieret atau ditarik ini nama Eretan