Pengertian Pengembangan dan Pengembangan Organisasi

organisasi dan apabila saatnya tiba untuk dimakamkan, maka organisasi yang terbesar yaitu Negara mau tidak mau harus memberikan ijin resmi. Masyarakat modern dewasa ini lebih mengutamakan rasionalitas efektivitas dan efesiensi sebagai nilai-nilai moral yang tinggi. 31 Inti dari teori modernisasi ini adalah usaha pembangunan institusional perekayasaan struktur sosial melalui pembentukan institusi-institusi baru dan pembangunan mentalitas manusia perekayasaan cultural. 32 Peradaban modern pada hakekatnya sangat bergantung pada organisasi-organisasi sebagai bentuk pengelompokan sosial yang paling rasional dan efisien. Dengan cara mengkoordinasikan sejumlah besar tindakan manusia. Organisasi mampu menciptakan suatu alat sosial yang ampuh dan dapat diandalkan. Organisasi tersebut menggabungkan sumber daya tenaga manusia yang dimilikinnya dengan sumber daya lainnya, yakni dengan menjalin para pemimpin, kelompok tenaga ahli pekerja mesin maupun bahan mentah menjadi satu. Pada saat yang sama organisasi juga secara terus menerus mengkaji sejauh mana ia telah berfungsi serta selalu berusaha menyesuaikan diri sebagaimana yang diharapkan agar dapat mencapai tujuan. Sebagaimana yang akan kita lihat kemudian, semua menyebabkan organisasi dapat melayani serta memenuhi berbagai kebutuhan suatu masyarakat maupun warganya secara lebih efisien. Bertambah luasnya ruanglingkup dan meningkatnya rasionalitas organisasi jelas tidak terbentuk tanpa suatu pengorbanan sosial atau manusia. Di antara sekian banyak sarana utama yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya, sumber daya tenaga manusia adalah yang paling sering digunakan. 31 Amita Etzioni, Organisasi-organisasi Modern, jakarta: UI Press, 1985 , h. 1-4 32 Amri marzali, Antropologi dan Pembangunan Indonesia, jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005, h. 43 Dari uraian diatas, maka definisi organisasi adalah unit sosial atau pengelompokan manusia yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam organisasi tersebut mencakup antara lain korporasi, pasukan angkatan bersenjata, sekolah, rumah sakit, dan penjara; sedangkan suku bangsa, kelas, kelompok etnis, kelompok persahabatan dan keluarga tidak masuk kedalam organisasi. Pada umumnya organisasi ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut: 1. Adannya pembagian dalam pekerjaan, kekuasaan dan tanggung jawab komunikasi yang merupakan bentuk-bentuk pembagian yang tidak dipolakan begitu saja atau disusun menurut cara-cara tradisional, melainkan sengaja direncanakan untuk dapat lebih meningkatkan usaha mewujudkan tujuan tertentu 2. Adannya satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi mengawasi pengendalian usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi mencapai tujuannya 3. Penggantian tenaga, dalam hal ini tenaga yang dianggap tidak bekerja sebagaimana diharapkan, dapat diganti oleh tenaga yang lain. 33

G. Organisasi Keagamaan

Agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Agama menurut pendekatan antropologis adalah hubungan mekanisme pengorganisasian. Organisasi keagamaan adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam lingkup suatu agama tertentu. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia 33 Amitai Etzioni. loc. cit. membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Konsep organisasi keagamaan yang dipakai adalah adalah suatu pendekatan, kegiatan, atau sistem kehidupan yang irrasional. Organisasi keagamaan yang khusus mengurus upacara dan hubungan dengan Tuhan yang dinamakan tarekat jalan menuju kebenaran. Kelompok masyarakat yang religius atau agama secara teologis yang telah menjadi antropologis itu, mengembangkan segenap sistem budayanya dari ajaran ajaran tuhan atau wahyunya yang diungkap dalam kitab suci. Roland Robertson, membuat suatu model yang menggambarkan hubungan antara tingkat homogenitas dan heteroginitas agama yang dianut suatu masyarakat dikaitkan dengan organisasi keagamaan, ke dalam empat tipe: 1. Pada masyarakat yang memiliki heteroginitas dalam agama, ada dua tipe: yaitu agama secara organisasi terpisah dari kehidupan ekonomi, politik, dan pendidikan; dan agama yang tidak begitu terorganisir. 2. Pada masyarakat yang memiliki homogenitas agama, juga ada dua tipe: yaitu agama teroganisir dengan baik, dan agama diakui secara resmi sebagai agama negara; dan tidak terorganisir seperti pada masyarakat primitif. Usaha Organisasi: 1. Di bidang agama, melaksanakan dakawah islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan. 2. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas. 3. Di bidang Sosial Budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.