daging itu disimpan. Daging mempunyai ketahanan tertentu di setiap bagian. Misalnya, daging hanya mampu bertahan selama 10 hari apabila berada di
Chilling Room, sedangkan di Cold Storage daging mampu bertahan sampai dua tahun.
2.7.3.1 Proses Pembekuan Pada Cold Storage
Pembekuan berarti mengubah kandungan cairan tersebut menjadi es.Proses tersebut terbagi atas 3 tahapanyaitu:
1. Tahap pertama suhu menurun dengan cepat sampai 0 C yaitu titik beku air.
2. Tahap kedua suhu turun perlahan-lahan untuk merubah air menjad kristal- kristal es.Tahap ini sering disebut periode ”thermal arrest”.
3. Tahap ketiga suhu kembali turun dengan cepat ketika kira-kira 55 air telahmenjadi es.Pada tahap ini sebagian besar atau hampir seluruh air
membeku. Berdasarkan panjang pendeknya waktu thermal arrest ini pembekuan
dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Pembekuan lambat slow freezing, yaitu bila thermal arrest time lebih dari 2
jam. 2. Pembekuan cepat quick freezing, yaitu pembekuan dengan thermal arrest
time tidak lebih dari 2jam. Kristal-kristal es yang terbentuk selama pembekuan dapat berbeda-beda
ukurannya tergantung pada kecepatan pembekuan. Pembekuan cepat menghasilkan kristal-kristal yang kecil-kecil di dalam jaringan daging ikan. Jika
dicairkan kembali, kristal-kristal yang mencair diserap kembali oleh daging dan hanya sejumlah kecil yang lolos keluar sebagai drip.
2.7.3.2 Spesifikasi Mesin dan Fasilitas pada Cold Storage
Spesifikasi mesin cold storage yang dimiliki perusahaan sebagai berikut: Merk Panel Insulation: Koronka
Dimensi : 17.800 x 8.000 x 4.000 mm
Merk Mesin : Bitzer
Type : Semi Hermatic 4B3604PL-2NU-Y
Tegangan : 230 Volt
Tenaga : 20Hp
Berat : 342 kg
Jumlah : 4 Unit
Gambar 2.5Mesin Cold Storage
Sedangkan peralatan yang ada di dalam cold storage antara lain sebagai berikut:
Tabel 2.6 Peralatan di Dalam Cold Storage
No. Peralatan Fungsi
Unit Spesifikasi
Gambar
1 Lemari
rak tempat penyusunan
produk-produk jadi. 4
Ukuran medium
duty
2 Hand
pallet alat material
handling produk jadi dari departemen
produksi menuju cold storage
6 Ukuran
standar
3 Pallet
media alas dari produk ketika
diangkut dengan hand pallet.
50 Ukuran
standar
2.8 Utilitas
Utilitas merupakanunit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal
sampai produk akhir terutama pada perusahan manufaktur. Sesuai dengan istilahnya, fungsi sarana penunjang ini adalah mendukung dan membantu
kelancaran proses produksi serta mempermudah jalannya kegiatan manufaktur. Utilitasi yang digunakan pada PT Charoen Pokphand Indonesia adalah:
1 Sumber Air
Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi, kapasitas air yang digunakan untuk keseluruhan proses produksi adalah
300m
3
, Kegunaan air di perusahaan adalah : a Keperluan proses produksi
b Keperluan laboratorium c Keperluan mesinboiler
d Keperluan karyawan e Keperluan injeksi kondensor
f Sebagai zat pendingin dan pembersih Sumber air yang digunakan oleh PT Charoen Pokphand Indonesia Medan
semuanya berasal dari air tanah. Air tanah tersebut dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sehingga kualitasnya sama dengan air minum.
2 Uap Steam
Uap adalah salah satu unit pendukung di bagian produksi, yaitu digunakan pada proses pemasakan sosis di smoke house. Uap yang digunakan dihasilkan
dari mesin steamboiler. Di PT Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit steam boiler dengan kapasitas 2 tonjam.
3 Pemanas Minyak Goreng
Pada proses penggorengan nugget digunakan sumber panas yang dihasilkan dari mesin Thermal Oil Boiler. Di PT Charoen Pokphand Indonesia Medan
terdapat 1 unit Thermal Oil Boiler dimana tabung boiler diproduksi di bengkel lokal sedangkan burner diimpor dengan spesifikasi burner sebagai
berikut: Merk Burner
: Riello Tipe
: 618 M Model
: ENNEEMME 1400 Bahan bakar
: Solar
4 Sumber Listrik
Dalam memenuhi pasokan listik untuk seluruh kegiatan yang berlangsung, PT Charoen Pokphand Indonesia Medan mendapat pasokan listrik dari
Perusahaan Listrik Negara PLN. Hal ini disebabkan karena mereka masih belum bisa membangun unit pembangkit listrik sendiri. Selain itu agar
kegiatan produksi tetap bisa berjalan ketika tidak ada pasokan listrik dari PLN, PT Charoen Pokphand Indonesia Medan menggunakan genset sebagai
sumber listrik cadangan. Pada PT Charoen Pokphand Indonesia Medan digunakan genset PRIME yang
menghasilkan 1825 KVA.
2.9 Safety and Fire Protection
Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif
apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan dari dibuatnya program K3 adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. PT Charoen Pokphand Indonesia Medan sangat memperhatikan faktor
keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini diperlihatkan dengan ketatnya penggunaan alat pelindung diri APD. Berikut ini merupakan beberapa APD
yang biasanya digunakan para pekerja di dalam plant, diantaranya :
1 Sepatu boot, berfungsi untuk melindungi kaki dari berbagai macam resiko bahaya. Salah satunya untuk melindungi pekerja agar tidak tergelincir saat
berada di plant yang lantainya sangat licin. 2 Baju pelindung, berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam
kotoran. 3 Masker, berfungsi untuk meminalisir bau amis tidak sedap selama bekerja di
plant dan untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh nafas pekerja.
4 Hair cap penutup rambut, berfungsi untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh rambut para pekerja.
5 Baju pelindung khusus, baju pelindung khusus tersebut digunanakan oleh pekerja yang bekerja pada proses pembekuan freezing fungsinya untuk
melindungi diri dari suhu yang ekstrim. Agar produk makanan olahan tetap terjaga kehigienisannya, maka para
pekerja sebelum bekerja di plant harus membersihkan tangannya dengan sabun dan larutan klorin 500ppm dan berjalan melewati kolam yang berisi larutan
clorine 200 ppm. Larutan chlorine yang digunakan berfungsi untuk mensterilkan diri dari kotoran kontaminan. Pergantian larutan klorin dilakukan secara
kondisional, minimal dilakukan setiap pergantian shift. Sedangkan pembersihan pada plant secara keseluruhan cleaning total dilakukan secara rutin setiap
minggunya. PT Charoen Pokphand Indonesia Medan menerapkan sistem pengamanan
kebakaran sebagai berikut:
1 Setiap ruangan memiliki 1 buah fire extinguisher CO
2
. 2 Terdapat sistem pompa hydrant pada bagian frying further yang dapat
mengeluarkan air secara otomatis jika terdeteksi panas yang berlebihan ataupun asap.
2.10 Limbah
PT Charoen Pokphand Indonesia Medan menghasilkan limbah cair yang terdiri dari limbah minyak goreng dan limbah cair. Limbah minyak goreng yang
dihasilkan dari proses peggorengan pada nugget dikumpulkan lalu dibuang ke tempat penampungan limbah di Kawasan Industri Medan sedangkan air limbah
diproses lebih dahulu sebelum dibuang ke tempat penampungan limbah Kawasan Industri Medan. Proses pengolahan air limbah dilakukan dengan langkah sebagai
berikut: 1
Air limbah dialirkan dari masing-masing saluran pembuangan air dan dikumpulkan di bagian waste treatment.
2 Air limbah yang terkumpul dipompakan ke dalam bak pengendapan yang pertama, yaitu bak influence sump. Pada bak ini dilakukan proses aerasi.
3 Dari bak influence sump, air limbah dialirkan menuju bak koagulasi. Pada tahap ini, proses yang dilakukan sudah termasuk dalam proses kimia, dimana
dilakukan proses penjernihan limbah menggunakan Poly Aluminium Chloride PAC. PAC mempunyai PH = 2 yang dapat mematikan bakteri yang ada pada
air limbah. Tetapi bakteri disini dijaga agar tetap hidup, karena bakteri tersebut dapat membantu dalam pengolahan limbah. Agar bakteri tetap hidup,
pada bak dimasukkan cairan NaOH PH = 14. Pada bak ini terdapat alat sensor PH, apabila indikator pada alat tersebut menunjukkan bahwa PH sudah
mendekati 7, maka cairan NaOH akan otomatis dialirkan. 4 Proses selanjutnya dilakukan pada bak flocculation untuk penggumpalan floc
menggunakan anion. Proses ini termasuk pada proses filtrasi. 5 Setelah itu air limbah dialirkan menuju bak Dissolved Air Floatation DAF.
Proses yang terjadi adalah proses filtrasi dan sedimentasi, dimana dilakukan proses pemisahan antara liquid dan sludge floc. Pemisahan dilakukan
menggunakan anion sehingga endapan sludge mengendap di atas cairan liquid. Pada bak ini terdapat alat sweeping untuk memisahkan sludge dengan liquid.
Endapan sludge dialirkan pada bak chemicalsludge. 6 Pada bak chemical sludge dilakukan proses pressing untuk menyaring kembali
sludge dari sisa air yang masih ada. Selanjutnya sludge tersebut dibuang ke TPA dikarenakan tidak dapat dimanfaatkan kembali.
7 Sedangkan cairan liquiddialirkan langsung melalui pipa ke tempat penampungan air limbah Kawasan Industri Medan.
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Kenyamanan Termal
3
American Society of Heating Refrigerating and Air conditioning Engineering ASHRAE
mendefinisikan kenyamanan termal sebagai “suatu pemikiran di mana kepuasan didapati dari suatu persekitaran termal. Oleh karena kenyamanan adalah ‘suatu
pemikiran, persamaan empirik harus digunakan untuk mengaitkan tanggapan kenyamanan terhadap sambutan tubuh. Kenyamanan termal merupakan kepuasan
yang dialami oleh seorang manusia yang menerima suatu keadaan termal. Keadaan ini boleh dialami secara sadar ataupun tidak. Pemikiran ‘suhu netral’
atau suhu tertentu yang sesuai untuk seseorang dinilai agak kurang tepat karena nilai kenyamanan bukan merupakan konsep yang pasti dan berbeda bagi setiap
individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal antara lain:
1. Tingkat aktivitas metabolisme dalam tubuh; 2. Insulasi pakaian nilai clo;
3. Temperatur udara; 4. Temperatur radian;
5. Kadar kelembapan udara relatif dan; 6. Kecepatan angin.
3
Stanton, Neuville dkk. 2005. Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods. London : CRC Press
.
3.2 Faktor-Faktor Kenyamanan Termal
Kenyamanan termal dipengaruhi oleh faktor iklim dan pribadi. Faktor iklim terdiri daripada suhu udara, suhu radiasi rata-rata, kelembaban relatif dan
pergerakan udara, sedangkan faktor pribadi terdiri daripada aktivitas dan pakaian.
3.2.1 Temperatur Udara