5. Kuesioner hubungan technical requirement dan Customer Needs. Kuesioner ini diisi oleh para expert. Expert dalam bidang produksi fasilitas kerja
pendukung.Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling 6. Kuisioner part kritis dan hubungannya
Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling. Pemilihan teknik sampling ini berdasarkan bukuRonald G. Day1993 yang mengatakan
bahwa sampling yang digunakan dalam penentuan part kritis adalah pihakprodusen fasilitas kerja pendukung.
7. Kuesioner hubungan technical requirement dengan part kritis Berdasarkan pendapat Thomas L. Saaty 2006, kuesioner ini diisi oleh para
expert. Kuesioner ini diisi oleh produsen fasilitas kerja pendukung. Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling
4.12 Metode Pengolahan Data
Secara garis besar, langkah-langkah pengolahan data pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.12
INPUT PROSES
OUTPUT
Temperatur Udara
Temperatur Radian Kecepatan angin
Kelembapan udara Tingkat metabolisme
Insulasi pakaian Cold Stress
Wind Chill Index Level resiko yang disebabkan
oleh paparan dingin IREQ
Insulation Required DLE
Duration Limit Exposure Tingkat Insulasi pakaian yang
direkomendasikan Batasan paparan yang
direkomendasikan
Customer Needs Technical Requirements
Part Critis Input QFD Fase II
QFD Fase 1
QFD Fase 2 Informasi atau Input Value
Engineering Output QFD Fase I
Output QFD Fase II Informasi Material
Value Engineering Peningkatan Nilai Mutu
Desain
Gambar 4.12 Langkah – Langkah Pengolahan Data
Adapun penjelasan mengenai pengolahan data tersebut sebagai berikut:
1. Penilaian tingkat cold stress dengan indeks cold stressseperti wind chill index dan insulation required index serta perhitungan duration limit exposure.
2. Tabulasi keluhan konsumen terhadap penggunaan fasilitas kerja aktual dari kuesioner keluhan.
3. Menentukan atribut dari fasilitas kerja berdasarkan modus keluhan dari kuesioner keluhan dengan pertimbangan dari literatur produk desain dan
literatur tentang fasilitas kerja pendukung.
4. Penentuan tingkat kepentingan konsumen dari setiap atribut yang telah terpilih. Hasil modus dari kuisioner kansei tersebut dijadikan kuesioner
tertutup sehingga didapatkan modus tingkat kepentingan dari atribut fasilitas kerja pendukung.
5. Penentuan karakteristik teknis. Karakteristik teknis diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada pihak pabrik yaitu supervisor cold storage. Setelah
karakteristik teknis ditentukan, selanjutnya adalah melihat hubungannya. 6. Pembuatan kuesioner hubungan antara karakteristik teknis dan keinginan
konsumen. Kuesionerini digunakan untuk pembobotan tingkat hubungan antara karakteristik teknis dan keinginan konsumen. Kuesioner ini diberikan
kepadasupervisor cold storage. 5. Pembuatan House of Quality
Matrix HoQ dibuat berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara. Dari house of quality akan didapat tingkat kepentingan tertinggi. House of Quality
digunakan untuk mendapatkan karakteristik teknis. House of Quality dibangun berdasarkan data kebutuhan pelanggan yang diperoleh dari
kuesioner SD. Pengolahan data QFD Fase I dapat dilihat pada Gambar 4.13
Identifikasi Kebutuhan Responden Penentuan Tingkat Kepentingan
Menetapkan Karakterisitk Teknis Produk
Menetapkan Tingkat Hubungan Antara Karakteristik Teknis Produk dengan
Kebutuhan Responden Menyusun Matriks Perencanaan Planning
Matriks Menentapkan Hubungan Antara
Karakteristik Produk
Membangun Matriks House of Quality Produk
Hitung Ukuran Kinerja HOQ
Sumber: Lou Couhen 1997
Gambar 4.13 Block Diagram Pembangunan House of Quality Fase I
6. Pembuatan matriks design deploymentdidasarkan padakesimpulan yang diperoleh darimatriks HOQ pada QFD fase I yang berisi masalah yang harus
diperbaiki.Langkah pengolahan data QFD Fase II dapat dilihat pada Gambar 4.14
Menetapkan karakteristik teknik produk Menetapkan part kritis
Menetapkan Tingkat Hubungan Antara Karakteristik Teknis Produk dengan Part
kritis Menyusun Matriks Perencanaan Planning
Matriks Menentapkan Hubungan Antara Part kritis
Membangun Matriks Design Deplyment Menentukan bobot kepentingan desain
Penentuan usulan rancangan perbaikan
Sumber: Ronald G Day 1993
Gambar 4.14Diagram Alir Pembangunan House of Quality QFD Phase II
7. Pengolahan dengan Value Engineering
Value Engineering digunakan berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari responden yang menginginkan adanya perbaikan desain fasilitas kerja
pendukung dan desain yang lebih baik dengan menggunakan biaya sekecil mungkin tanpa mengubah fungsi awal fasilitas kerja pendukung tersebut.
Pengolahan value engineering dapat dilihat pada Gambar 4.15
Tahap Kreatif Tahap Penentuan Keputusan
Tahap Pengembangan Tahap Analisis
Tahap Informasi
Sumber: Lawrence D. Miles 1972
Gambar 4.15 Diagram Alir Value Engineering
MULAI
Studi Pendahuluan
1. Kondisi Pabrik 2. Kondisi Cold Storage
2. Proses Produksi 3. Informasi pendukung
4. Masalah-masalah
Studi Literatur
1. Teori Buku - Cold Stress
- QFD - Value Engineering
2. Referensi Jurnal Penelitian 3. Langkah-langkah
penyelesaian
Identifikasi Masalah Awal
Kebutuhan atas fasilitas kerja pendukung operator cold storage
Pengumpulan Data
1. Data primer : Hasil Pengukuran, observasi dan wawancara
2. Data sekunder : Informasi Lain dari Perusahaan
Pengolahan Data Pendekatan Secara Ergonomi
- Perhitungan Cold Stress Indices - Perhitungan Insulation required
- Perhitungan Duration Limit Pengolahan dengan QFD
- Melakukan uji validitas dan realibilitas kuesioner - Membuat matriks QFD produk
Rekayasa nilai dengan metode
Value Engineering
- Tahap Informasi : Informasi yang diperoleh dari pendekatan ergonomi dan QFD
- Tahap Kreatif : Menemukan alternatif-alternatif desain produk - Tahap Analisis : Membandingkan tiap alternatif dengan kinerja ditentukan
- Tahap Pengembangan : Analisa biaya dan teknik perancangan - Tahap Rekomendasi : Analisa cost saving
Analisis Pemecahan Masalah
- Analisis dan evaluasi usulan perancangan produk
Kesimpulan dan Saran SELESAI
Gambar 4.16Langkah-langkah Proses Penelitian
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data terbagi dua bagian yaitu bagian pertama berisi pengumpulan data kondisi termal dan kondisi pekerja. Bagian kedua berisikan
pengumpulan data desain produk.
5.1.1 Pengumpulan Data Kondisi Termal
Pengumpulan data kondisi termal yang dimaksud antara lain pemgumpulan data temperatur udara, temperatur radian, kelembapan udara dan
kecepatan angin.
5.1.1.1 Pengumpulan Data Temperatur Udara T
a
Pengumpulan data temperatur udara dilakukan selama 6 hari. Hasil rata- rata pengumpulan data temperatur udara tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.1
.