Sumber : Rosnani Ginting, 2009
Gambar 3.8Contoh Quality Function Deployment
3.9 Design Deployment
8
Matriks perencanaan komponen produk pada QFD dapat menghasilkan level-level disetiap komponen yang digunakan. Kebutuhan teknis prioritas yang
didapatkan pada House of Quality dijadikan sebagai input pada matriks Design Deployment. Komponen bahan yang terpilih dijadikan sebagai part kritis pada
matriks Design Deployment. Part kritis ditempatkan pada bagaian atas sedangkan prioritas karakteristik teknis ditempatkan pada bagian kiri matriks Design
8
Ronald G Day,Quality Function Deployment Linking A Company with Its Customers. Wisconsin : ASQC Quality Press, 1993, hal:7-8.
Deployment. Tahap pembangunan matriks Design Deployment pada QFD fase II
adalah:
1. Menetapkan karakteristik-karakteristik teknis produk berdasarkan prioritas karakteristik teknis dari revisi QFD fase 1.
2. Menetapkan part kritis. 3. Menetapkan hubungan antara part kritis.
4. Menetapkan tingkat hubungan antara karakteristik teknis dengan part kritis.. 5. Menyusun matriks perencanaan.
6. Membangun matriks design depolyment. 7. Menentukan bobot kepentingan desain.
8. Penentuan usulan rancangan perbaikan produk Tahap pembangunan matriks Design Deployment pada QFD fase II adalah
9
1. Menetapkan karakteristik-karakteristik teknis produk berdasarkan prioritas karakteristik teknis dari revisi QFD fase 1.
:
2. Menetapkan part kritis. 3. Menetapkan hubungan antara part kritis.
4. Menetapkan tingkat hubungan antara karakteristik teknis dengan part kritis.. 5. Menyusun matriks perencanaan.
6. Membangun matriks design depolyment. 7. Menentukan bobot kepentingan desain.
8. Penentuan usulan rancangan perbaikan produk
9
Ronald G. Day. Op.cit. h. 111-131
3.10 Value Engineering
10
1. Pemilihan proyek-proyek untuk Value Engineering Study The Society of American Value Engineering mendefinisikan value
engineering sebagai “aplikasi sistematis yang mengakui teknik-teknik yang mana mengidentifikasi fungsi suatu produk atau jasa, menetapkan monetary value untuk
fungsi tersebut dan menyediakan fungsi yang dibutuhkan pada keseluruhan biaya terendah”. Value Engineering VE atau value analysis VA adalah aplikasi dari
berbagai kemampuan untuk mengurangi biaya manufaktur atau industri jasa. Kemampuan ini bisa dari statistik, teknisi, dan psikologi hingga akunting dan
penjualan. Value engineering berhubungan dengan harga suatu produk atau jasa hingga biayanya.Ini sangat dikenal dengan baik bahwa VE dipenuhi dengan
definisi. Mendefinisikan permasalahan desain adalah yan terpenting pada keahlian ini. Mendefinisikan suatu sistem studi masalah dalam hal ini struktur fungsional
sama dengan memahaminya. Suatu teknik kunci digunakan untuk mendefinisikan dan menguraikan struktur fungsional adalah function analysis system technique
FAST. Value Engineering mempunyai beberapa kemampuan yang dapat dipakai
sebagai alat bagi Value Analysis. Kemampuan itu dikenal sebagai unsur-unsur utama dari Value Engineering, adapun unsur-unsur utama tersebut adalah sebagai
berikut:
2. Penentuan harga untuk Value 3. Biaya Siklus Hidup The Life Cycle Costing
10
Miles, D. Lawrence. 1993. “Techniques of Value Analysis and Engineering, 3
rd
Edition’, USA : Lawrence D. Miles Value Foundation .
4. Fungsional Approach The Functional Approach 5. Functional Analysis System Technique FAST
6. Rencana Kerja Value Engineering 7. Kreatifitas
8. Menetapkan dan mempertahankan Value Engineering 9. Human Dynamics kebiasaan, penghalang, dan sikap
10. Hubungan antara Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, dan 11. Konsultan Value Engineering.
Setiap unsur diatas adalah dipergunakan didalam Value Engineering Studyatau unsur-unsur tersebut perlu diarahkan didalam memimpin Value
Engineering Study untuk suatu proyek.
1. Value Methodology Value Methodology timbul didalam tiga nama yang berbeda, yang
manamasing-masing dipakai didalam memberikan penjelasan mengenai methodology dan prosedurnya. Pada keadaan yang berbeda Value Program
dikenal sebagai ValueEngineering, Value Analysis, dan Value
Management.Apabila bekerja dibidang Value maka ketiga istilah tersebut akan menjelaskan aplikasi dari Value Techniques sebagai berikut ini.
2. Value Engineering Menjelaskan Value Study pada suatu proyek yang sedangdikembangkan.
Menganalisa biaya dari proyek tersebut yang sedangdirencanakan. 3. Value Analysis
Menjelaskan Value Study dari suatu proyek yang sedang dibangun atautelah direncanakan, dan mengadakan analisa untuk mengetahui apabila ada bagian
yang dapat diperbaiki. 4. Value Management
Meneliti dan menetapkan methodology dan techniques yang dipakaipada pekerjaan Value, akan tetapi tidak membedakan antara engineering darisuatu
bangunan atau fasilitas dan analisa dari suatu product. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan analisis
ValueEngineering ada 5 tahap, yaitu : 1. Tahap Informasi
Tahap informasi adalah tahap mengumpulkan sebanyak mungkin data mengenai objek yang diamati.Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
studi literatur maupun studi lapangan. 2. Tahap Kreatif
Mengidentifikasi alternatif-alternatif material yang digunakan dan
mengidentifikasi fungsi dari alat serta mengkombinasikan masing-masing alternatif tersebut.
3. Tahap Analisis Melakukan analisis terhadap addvalue yang dilakukan dalam tiap alternatif
dengan membandingkannya kedalam matriks evaluasi. Pada matrik evaluasi akan dilakukan penilaian terhadap alternatif–alternatif yang ditampilakan,
penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria–kriteria yang telah ditetapkan.
4. Tahap Pengembangan Tahap pengembangan merupakan tahap di mana akan muncul perbandingan
nilaibiaya antara existing dan alternatif yang dipakai produk tersebut. Dimana nilai diperoleh berdasarkan rumus berikut :
����� = �����������
���� x
�′
Dari perhitungan menggunakan perumusan di atas, didapat Value dari masing-masing alternatif berdasarkan data penilaian pakar seperti terlihat
pada rumusan berikut. Penghitungan nilai Value untuk tiap-tiap alternatif: ��
�� =
�� ��
����� = �����������
∑ ����� � �′
Dimana: Vo = Nilai Value alternative awal.
Vn = Nilai Value alternative Produk ke-n. Po = Performansi desain awal.
Pn = Performansi produk ke-n Co = Biaya desain awal
Cn = Biaya alternative produk ke-n C ‘ = Konstanta performansi alternative produk ke-n dalam rupiah
5. Tahap Rekomendasi Tahap implementasi dimana akan didapatkan berapa cost saving dan energy
saving untuk peningkatan perfomansi penggunaan produk yang telah terpilih.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan diPT Charoen Pokphand Indonesiayang bergerak dalam bidang produksi makanan olahan daging. Perusahaan ini berlokasi di Jalan
Pulau Solor Nomor 2 KIM II Medan.
4.2 Jenis Penelitian
11
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif asosiatif yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan suatu rancangan solusi dari hasil
gambaran mengenai hubungan antara variabel terkait di dalam penelitian.
4.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diamati adalah kondisi pekerja cold storage yang termasuk dalam kondisi pekerjaan dan kondisi fisik pekerja.
4.4 Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
11
Sukaria Sinulingga. Metode Penelitian. Cet I; Medan: USU Press, 2011, h. 24.