Uji Kecukupan Data Uji Kenormalan Data

Tabel 5.34 Tabel Uji Keseragaman Revisi Akhir Dimensi TSB-TMK Lanjutan No Data Ke- TSB- TMK BKA BKB Keterangan No Data Ke- TSB- TMK BKA BKB Keterangan 14 14 99.5 103.56 89.79 Seragam 33 36 96.4 103.56 89.79 Seragam 15 15 94.4 103.56 89.79 Seragam 34 37 94 103.56 89.79 Seragam 16 17 90.4 103.56 89.79 Seragam 35 38 98.1 103.56 89.79 Seragam 17 18 99.82 103.56 89.79 Seragam 36 39 103.2 103.56 89.79 Seragam 18 19 92.27 103.56 89.79 Seragam 37 40 94 103.56 89.79 Seragam 19 20 101.86 103.56 89.79 Seragam 38 41 97 103.56 89.79 Seragam Rata-rata 96.68 Stdev 3.51 BKA 103.56 BKB 89.79 Grafik hasil revisi akhir uji keseragaman data dimensi TSB-TMK dapat dilihat pada Gambar 5.22 Gambar 5.22 Grafik Revisi Akhir Uji Keseragaman Dimensi TSB-TMK

5.2.5.5 Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data digunakan untuk menganalisa jumlah pengukuran apakah sudah representatif, untuk membuktikan bahwa data sampel yang diambil sudah mewakili populasi. Uji kecukupan data yang dilakukan pada data antropometri menggunakan rumus sebagai berikut: � ′ = ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡ � ��� ∑ � 2 − ∑ � 2 � ∑ � ⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ 2 Dimana k merupakan tingkat kepercayaan dan tingkat kepercayaan yang dipakai adalah 95, sehingga k = 1,96. Sementara itu s merupakan derajat ketelitian, dan tingkat ketelitian yang dipakai adalah 5 atau 0,05. Dan apabila N’ N, maka data dinyatakan cukup. Berikut ini merupakan perhitungan uji kecukupan dimensi TBD. Tabel 5.35Perhitungan Uji Kecukupan Dimensi Tinggi Bahu Duduk No Data Ke- TBD X 2 No Data Ke- TBD X 2 1 1 59.1 3492.81 19 22 63 3969 2 3 64 4096 20 23 61 3721 3 4 61 3721 21 24 60 3600 4 5 63.6 4044.96 22 26 64 4096 5 6 59 3481 23 27 65.2 4251.04 6 7 61.5 3782.25 24 28 60.2 3624.04 7 8 60 3600 25 29 61.9 3831.61 8 9 60.8 3696.64 26 30 65 4225 9 10 59.5 3540.25 27 31 61 3721 10 11 60.6 3672.36 28 32 57.9 3352.41 11 12 62.4 3893.76 29 34 63 3969 12 13 59 3481 30 36 59.1 3492.81 13 15 62.5 3906.25 31 37 61 3721 14 17 63.6 4044.96 32 38 63.2 3994.24 15 18 63.8 4070.44 33 39 62 3844 16 19 59 3481 34 40 60 3600 17 20 64 4096 35 41 63.5 4032.25 18 21 65 4225 Total 2159.4 133370.08 � ′ = ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡ 1.96 0.05 �35133370.08 − 2159.4 2 � 2159.4 ⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ 2 = 1.697 Dari perhitungan di atas didapatkan N’ N yaitu 1,697 35, maka data yang diambil dinyatakan cukup. Adapun hasil dari uji kecukupan data seluruh dimensi dapat dilihat pada Tabel 5.36 Tabel 5.36 Uji Kecukupan Data No Dimensi N N Keterangan 1 TBD 35 1,697 Cukup 2 LP 32 12,403 Cukup 3 LB 34 4,933 Cukup 4 JT 39 5,132 Cukup 5 TSB-TMK 38 2,057 Cukup Dari hasil perhitungan uji kecukupan semua dimensi didapatkan bahwa data semua dimensi dinyatakan telah cukup.

5.2.6.6 Uji Kenormalan Data

Pengolahan uji kenormalan data dilakukan dengan bantuan dari software SPSS 17. Adapun langkah-langkah di dalam pengujian kenormalan data dengan SPP 17 sebagai 1. Masukan semua data nilai dimensi pada data view. Gambar 5.23 Tampilan Data View 2. Masuk ke tampilan variable view, kemudian kolom name di ganti dengan nama dimensi. Gambar 5.24 Tampilan Variable View 3. Pengolahan data : a. Klik analyze, pilih descriptive statistics, kemudian explore. b. Masukkan semua variabel sebagai dependent variables. c. Checklist both pada toolbox display. d. Pilih statistic: checklist descriptive, percentiles, kemudian continue. e. Pilih plots: checklist none pada boxplots, stem dan leaf pada descriptive. f. Checklist normality plots with test, kemudian continue. g. Pilih options: checklist exclude cases listwise, kemudian continue. h. Klik continue. Hasil pengolahan data ditampilkan pada output. Gambar 5.25 Tampilan Output Uji Kenormalan Data dengan Software SPSS 17.0 SPSS menyajikan dua tabel sekaligus. Analisis Shapiro-Wilk digunakan jika subjek atau kasus kurang dari 50. Uji Shapiro-Wilk dianggap lebih akurat ketika jumlah subjek atau data yang dimiliki kurang dari 50. Karena pada kasus ini data yang dimiliki melebihi 50 maka yang digunakan adalah analisis Kormogorov-Smirnov. Dimana penentuan hipotesisnya adalah sebagai H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Dimana tingkat signifikansi α = 5 Jika Sig. ≤ α : tolak H0, maka data tidak b erdistribusi normal. Adapun output dari uji kenormalan data yang dilakukan diperoleh sebagai Sig. TBD = 0.195 α = 0.05 Sig. LP = 0.200 α = 0.05 Sig. LB = 0.200 α = 0.05 Sig. JT = 0.200 α = 0.05 Sig. TSB- TMK = 0.200 α = 0.05 Karena nilai Sig. sem ua dimensi lebih besar dari α maka keputusannya adalah terima H0, yang artinya semua data dimensi berdistribusi normal.

5.2.6.7 Penetapan Data Antropometri