Quality Function Deployment LANDASAN TEORI

Perancang biasanya terlalu sering hanya fokus kepada fungsi ketika merancang sebuah produk. Pada bagian ini yang dimaksud adalah untuk menyajikan semua faktor penting yang harus diperhatikan dari fungsi desain produk. Penjualan yang memuaskan harus dipertahankan dan untuk itu harus memiliki: 1. Memiliki desain yang fungsional 2. Memiliki daya tarik mata 3. Memiliki karakteristik yang berkualitas, baik material maupun pengerjaannya 4. Menyediakan perawatan yang baik. 5. Berkompetitif dalam harga 6. Pengiriman pada waktunya kepada untuk memenuhi kebutuhannya

3.8 Quality Function Deployment

7 QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang dan jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungannya dengan ketentuan teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang dan jasa yang dihasilkan. QFD Quality Function Deployment adalah alat perencanaan yang dibutuhkan untuk membantu bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika menyusun spesifikasi desain dan fabrikasi. 7 Rosnani Ginting, 2009, “Perancangan Produk’, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu, h.97-216. Manfaat-manfaat utama QFD sebagai berikut: 1. Memusatkan rancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan pelanggan. Memastikan bahwa kebutuhan pelanggan dipahami dan proses desain didorong oleh kebutuhan pelanggan yang objektif dan teknologi. 2. Mengutamakan kegiatan-kegiatan desain. Hal ini memastkan bahwa proses desain dipusatkan pada kebutuhan pelanggan yang paling berarti. 3. Menganalisis kinerja produk perusahaan yang utama untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan utama. 4. Dengan memfokuskan pada upaya perancangan, hal tersebut akan mengurangi lamanya waktu yang diperlukan untuk daur ulang rancangan secara keseluruhan sehingga dapat mengurangi waktu untuk memasarkan produk- produk baru. 5. Mengurangi banyaknya perubahan desain setelah dikeluarkan dengan memastikan upaya yang difokuskan pada tahap perancangan. 6. Mendorong terselenggarakannya tim kerja dan menghancurkan rintangan antar bagian dengan melibatkan pemasaran, rencana teknik, dan fabrikasi sejak awal proyek. 7. Menyediakan suatu cara untuk membuat dokumentasi proses dan menyediakan suatu dasar yang kukuh untuk mengambil keputusan rancangan. Penentuan karakteristik bertujuan untuk mengetahui selera konsumen terhadap produk. Hal ini dapat dilakukan dengan metode Quality Function Deployment, yaitu menterjemahkan selera konsumen dalam bentuk atribut-atribut produk yang sesuai dengan karakteristik teknis. QFD adalah suatu matriks yang sistematis, menggambarkan pendekatan yang dilakukan untuk merancang produk yang berkualitas. Dalam QFD menggunakan suatu matriks yang disebut sebagai House of quality, dimana matriks ini dapat menterjemahkan keinginan konsumen ke dalam karakteriatik desain. Bentuk dan keterangan dari setiap bagian matriks House of quality dapat dilihat pada Gambar 3.7 Sumber : Rosnani Ginting, 2009 Gambar 3.7 House of Quality Dalam menggunakan matriks House of Quality harus melalui prosedur sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi keinginan konsumen ke dalam atribut-atribut produk. Pada tahap ini akan diuji sampai sejauh mana tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Umumnya konsumen menyatakan pendapatnya mengenai suatu produk di dalam atribut-atribut yang sangat umum, sehingga yang terpenting dalam tahap ini adalah mengidentifikasi pernyataan konsumen dengan baik untuk menghindari kesalahan interpetasi. 2. Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut-atribut. Nilai hasil perbandingan terhadap produk pesaing Nilai kepentingan dari tiap karakteristik Standar Performansi Produk Korelasi dari setiap pasang Atribut produk yang ditetapkan konsumen Matriks hubungan antara karakteristk teknis dan atribut Menunjukkan perbandingan produk rancangan terhadap prosuk pesaing Penentuan peringat atribut ini dapat dilakukan dengan memberikan bobot persentase pada masing-masing atribut dengan menggunakan skala prioritas. 3. Mengevaluasi atribut-atribut dari produk pesaing. Performansi dari pesaing dianalisis dan keterangan mengenai atribut diprioritaskan pesaing dikaji. 4. Membuat matriks perlawanan antara atribut produk dengan karakteristik. Atribut-atribut yang telah diterjemahkan ke dalam karakteristik teknis pada tahap di atas dimasukkan ke dalam suatu matriks, dimana atribut diletakkan horizontal ada tepi atas. Karakteristik yang dipilih harus nyata dan dapat diukur. 5. Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik teknis dan atribut produk. Untuk menyatakan hubungan yang terjadi antara karakteristik teknis dan atribut, biasanya menggunakan skor, dimana skor yang tertinggi menyatakan tingkat kemudahan yang tinggi bagi tim perancang untuk mengidentifikasi karakteristik teknis yang paling berpengaruh pada kepuasan konsumen dan sebaliknya. 6. Mengidentifikasi interaksi yang relevan di antara karakteristik teknis. Dalam House of quality, besaran diletakkan pada bagian roof. Bekerja dengan mariks roof seperti ini dapat memudahkan dalam memeriksa interaksi yang terjadi pada setiap pasangan karakteristik teknis. 7. Menentukan gambaran target yang ingin dicapai untuk karakteristik teknis. Pada tahap ini tim perancang menentukan target yang ingin dicapai dalam karakteristik teknis. Sumber : Rosnani Ginting, 2009 Gambar 3.8Contoh Quality Function Deployment

3.9 Design Deployment