diatur. Bahasa terbentuk oleh suatu aturan atau kaidah atau pola yang teratur dan berulang, baik dalam tata bunyi, tata bentuk kata maupun tata kalimat.
Faisal 2009:1.3 berpendapat bahwa manusia merupakan makhluk sosial artinya manusia tidak bisa hidup tanpa berinteraksi dengan orang lain.
Kegiatan berinteraksi membutuhkan alat atau media berupa bahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Krisdalaksana Rosdiana 2008:1.4 bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah simbol bunyi berupa ujaran yang dihasilkan alat ucap manusia bersifat arbitrer,
bersifat sistematik dan sistemik. Bahasa juga digunakan manusia sebagai alat komunikasi pada kehidupan sehari-hari. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus
memberikan makna, sehingga dapat mengutarakan idegagasan, serta perasaan yang dimiliki kepada orang lain.
2.1.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hal berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Alat komunikasi dapat berupa lisan maupun tulisan Depdiknas 2006:317. Pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan
belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa Santoso 2009:5.18. Demikian pula dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Pembelajaran bahasa direncanakan dan dipolakan untuk menggali potensi kebahasaan siswa, dan pengalaman berbahasa siswa. Semua ini bertujuan
agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Santoso 2009:5.21.
Santosa 2009:5.18 menyatakan bahwa latihan kebahasaan sebaiknya dilakukan sejak anak duduk disekolah dasar. Usia sekolah dasar merupakan masa
yang tepat untuk melatih kegiatan berbahasa. Pembelajaran berbahasa dimulai dari kalimat-kalimat minim, kalimat inti, kalimat sederehana, kalimat tunggal di
kelas rendah, kemudian meningkat mempelajari kalimat luas, kalimat majemuk, kalimat transformasi sampai anak mampu merangkai kalimat menjadi sebuah
karangan sederhana. Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
harus dikuasai oleh peserta didik di sekolah dasar. Proses pembelajaran akan berjalan terarah, efisisen dan efektif tercapai secara optimal, terarah apabila dalam
memperhatikan fokus setiap aspek bahasa. Adapun fokus pembelajaran bahasa Indonesia dalam aspek menulis dibagi menjadi dua yaitu: 1 kelas rendah,
meliputi : menulis permulaan, menulis huruf pisah, menulis tegak bersambung dan menulis huruf cetak; 2 kelas tinggi menulis lanjutan, meliputi menulis
dengan bantuan gambar, menulis paragraf, menulis karangan narasi,deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, menulis surat, menulis formulir, menulis naskah
pidato, menulis ceramah dan menulis berita Zulela 2013:9-10. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia disekolah dasar merupakan
penguasaan awal kemampuan baca tulis untuk mewujudkan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tertuang dalam KTSP. Pembalajaran bahasa yang harus
dikuasai oleh siswa sekolah dasar salah satunya yaitu keterampilan menulis. Pada penelitian ini difokuskan pada keterampilan menulis.
2.1.5 Keterampilan Menulis