2.1.6.3 Prinsip-prinsip karangan narasi
Yunus 2008 dalam dalman 2015:107-108 bahwa dalam menulis sebuah karangan narasi perlu diperhatikan prinsip-prinsip dasar narasi sebagai
tumpuan berfikir bagi terbentuknya karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut yaitu: Alur plot, penokohan, latar , titik pandang.
1. Alur plot merupakan rangkaian pola tindak tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat pada narasi. Alur bersembunyi dibalik
jalan cerita. Namun, jalan cerita bukanlah alur. Jalan cerita hanyalah manifestasi, bentuk wadah, bentuk jasmaniah dari alur cerita. Alur dengan
jalan cerita memang tidak terpisahkan, tetapi harus dibedakan. Jalan cerita memuat kejadian, tetapi suatu kejadian ada karena sebabnya, dan alasan, yang
menggerakkan kejadian cerita tersebut adalah alur, suatu kejadian baru dapat disebut narasi kalau didalamnya ada perkembangan kejadian.Yang
menyebabkan terjadinya perkembangan yaitu konflik. Suatu konflik dalam narasi tidak bisa dipaparkan begitu saja, harus adanya dasar, yaitu:
pengenalan, timbulnya konflik, konflik memuncak, klimaks, dan pemecahan masalah. Selaras dengan pendapat tersebut, Keraf 2010:147 menyatakan
alur merupakan ―rangkaian tindak tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam karangan narasi, yang berusaha memulihkan situasi ke
dalam suatu situasi yang seimbang‖; 2. Penokohan, salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh cerita
bergerak dalam suatu rangkaian peristiwa dan kejadian. Tindakan, peristiwa,
kejadian, itu disusun bersama-sama sehingga mendapatkan kesan atau efek tunggal;
3. Latar ialah tempat dan atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Dalam karangan narasi terkadang tidak disebutkan secara
jelas tempat tokoh berbuat atau mengalami peristiwa tertentu. Sering kita jumpai cerita hanya mengisahkan latar secara umum;
Sedangkan Keraf 2010:148 menyatakan bahwa latar atau setting adalah tindak tanduk dalam sebuah narasi biasanya berlangsung dengan mengambil
sebuah tempat yang dipergunakan sebagai pentas; 4. Titik pandang point of view, sebelum mengarang narasi sudut pandang yang
paling efektif untuk cerita kita harus tentukan terlebih dahulu. Sudut pandang dalam narasi menjawab pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah ini.
Adapun sudut pandang yang dipilih pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita. Sebab, watak dan pribadi si pencerita akan banyak
menentukan cerita yang dituturkan pada pembaca. Keraf 2010:191 menyatakan bahwa sudut pandang dalam narasi merupakan bagaimana fungsi
seseorang narator dalam sebuah narasi, apakah mengambil langsung dalam seluruh rangkaian kejadian atau sebagai pengamat terhadap objek dari seluruh
tindak-tanduk dalam narasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, prinsip-prinsip
karangan narasi meliputi alur; penokohan; latar; dan titik pandang. Alur merupakan rangkaian pola tindak tanduk yang berusaha memecahkan konflik
yang terdapat pada narasi. Alur bersembunyi dibalik jalan cerita; penokohan ialah
mengisahkan tokoh cerita; latar ialah tempat atau waktu, sedangkan titik pandang akan menentukan gaya dan corak cerita. Keempat prinsip tersebut harus ada
dalam menulis karangan narasi. Keraf dalam Dalman 2015:110 berpendapat bahwa ciri-ciri karangan
narasi yaitu: 1 menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan; 2 dirangkai dalam urutan waktu; 3 berusaha menjawab pertayaan ―apa yang terjadi‖?; 4 ada
konflik. Narasi di bangun oleh sebuah alur cerita. Sedangkan Dalman 2011:10 menyatakan ciri-ciri karangan narasi itu berisi suatu cerita, menekankan susunan
cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu, dan meniliki konflik. Hal inilah yang membedakan antara karangan narasi dan jenis karangan
lainnya, seperti deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Semi 2007: 53-54 menambahkan bahwa karangan narasi memiliki ciri-
ciri sebagai berikut: 1 tulisan berisi cerita tentang kehidupan manusia; 2 peristiwa yang diceritakan bersifat nyata, imajinatif dan boleh campuran; 3
cerita memiliki nilai keindahan baik keindahan isinya maupun penyajiannya; 4 adanya konflik yang membangun isi cerita; 5 seringkali terdapat dialog untuk
menghidupkan cerita; 6 tulisan disajikan dengan cara kronologis. Dalman 2015:110 menyatakan bahwa langkah-langkah menulis
karangan narasi adalah sebagai berikut. 1. Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan;
2. Tetapkan sasaran pembaca kita; 3. Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk
skema alur;
4. Bagi peristiwa utama itu kedalam bagian awal perkembangan, dan akhir cerita;
5. Rincian peristiwa-peristiwa utama kedalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita;
6. Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang. Berdasarkan uraian penjelasan di atas, dapat disimpulkan langkah-
langkah menulis karangan narasi terdapat enam langkah yaitu: 1 tentukan tema dan amanat; 2 tetapkan sasaran pembaca; 3 merancang peristiwa-peristiwa
utama dalam bentuk skema alur; 4 membagi peristiwa utama kedalam bagian awal perkembangan dan akhir cerita; 5 merinci peristiwa-peristiwa utama
kedalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita; 6 menyusun tokoh dan perwatakan, latar dan sudut pandang. Ciri utama karangan narasi yaitu cerita
berdasarkan urutan waktu. Dalam karangan narasi menekankan susunan kronologis cerita dari waktu ke waktu sehingga membentuk cerita yang urut.
Selain itu komponen karangan narasi yaitu adanya alur plot, latar, penokohan, sudut pandang dan seringkali ada konflik. Kemudian cerita tersebut dihidupkan
dengan adanya tokoh dan memiliki konflik.
2.2 Kajian Empiris