2.6.3. Kebersihan dan Kesehatan Diri
Setiap remaja pasti akan mengalami masa akil balig dan mengalami banyak perubahan, baik fisik, mental maupun sosial. Beberapa perubahan yang terjadi pada
tubuh selama akil balig, antara lain: keringat bertambah, mulai muncul yang namanya BB Bau Badan, rambut jadi lebih berminyak, muncul jerawat pada wajah, tumbuh
bulu-bulu halus di ketiak, kaki dan daerah kemaluan. Dengan memelihara kebersihan dan kesehatan diri, akan mencegah timbulnya penyakit dan meningkatkan
kondisi kesehatan tubuh. Kebersihan dan kesehatan diri yang perlu diperhatikan remaja antara lain
mencakup pemeliharaan: rambut, kulit, mandi dan menggosok gigi, merawat alat kelamin, kebersihan tangan dan kaki, kebersihan pakaian, kebersihan di rumah dan
tempat istirahat. Selain itu, untuk meningkatkan kondisi tubuhjuga dengan cara berolah raga dan istirahat yang cukup.
2.6.4. NAPZA Narkotika, Obat-obatan, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya
NAPZA Narkotika, obat-obatan, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya atau
sekarang lebih dikenal dengan istilah NARKOBA, adalah zat-zat apapun juga apabila dimasukkan kedalam tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi fisik dan atau psikologis
yang cenderung membahayakan diri sendiri dan orang lain apabila disalah gunakan.
Adapun jenis-jenis NAPZA adalah sebagai berikut: 1.
Stimulanperangsang, obat jenis ini dapat membuat pengguna menjadi lebih
bergairah, perasaan senang, mengurangi kantuk, mengurangi nafsu makan, mempercepat detak jantung, tekanan darah dan pernafasan. Contoh: nikotin dari
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009
nikotin tembakau, kafein terdapat dalam kopi, teh, coklat, minuman ringan, amfetamin ectasy, kokain dari erythroxylium pohon koka dan crack kristalisasi
bentuk dasar kokain. 2.
Depresan, yaitu sejenis obat yang memberikan perasaan melambung tinggi,
memberikan rasa bahagia semu, kehilangan indera perasa, mengurangi rasa sakit, penghilang rasa tegang dan kepanikan, memperlambat detak jantung dan
pernafasan serta dapat berfungsi sebagai obat penenang dan obat tidur. Contoh: obat penenang hipnotis, alkohol, obat tidur, opium, morfin, heroin, kodein, aspirin,
parasetamol, ether obat bius. Memperlambat detak jantung dan pernafasan serta dapat berfungsi sebagai obat penenang dan obat tidur. Contoh: obat penenang
hipnotis, alkohol, obat tidur, opium, morfin, heroin, kodein, aspirin, parasetamol, ether obat bius.
3. Psikotropika, merupakan zat atau obat yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat merubah perasaan dan pikiran. Akibat yang disebabkan oleh halusinogen bisa berbeda jauh antara satu pemakai dengan pemakai lain yang ragamnya mulai
dari perasaan gembira yang luar biasa sampai perasaan ngeri yang luar biasa. Contoh: Mandrax, LSD, Mushroom jamur kotoran sapi.
Efek yang ditimbulkan oleh NAPZA dapat membuat pemakainya kehilangan kontrol atas dirinya alias tidak sadarmabuk. Di bawah pengaruh NAPZA sepasang remaja bisa
melakukan hubungan seks yang tidak aman, yang dapat menyebabkan kehamilan tidak diinginkan, atau penularan penyakit kelamin. Selain itu, bergantian memakai jarum
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009
suntik dapat menularkan virus seperti HIV dan Hepatitis B. Apabila pecandu telah mencapai tahap keinginan untuk terus-menerus mengonsumsi NAPZA tanpa terkendali
dan cenderung meningkatkan dosis pemakaian, maka akhirnya tubuh sudah tidak dapat lagi menerimanya overdosis dan bisa menyebabkan kematian.
Sedangkan tanda seseorang kecanduan NAPZA adalah sebagai berikut: 1.
Tanda-tanda Fisik Menurun Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun, badan kurus, lemas, malas,
dan nafsu makan tidak ada. Suhu badan tidak beraturan. Dalam keadaan yang sudah parah, pernafasan lambat dan dangkal, pupil mata mengecil, warna muka membiru,
tekanan darah menurun, kejang otot, kesadaran makin lama makin menurun. 2.
Tanda-tanda dalam Lingkungan Keluarga Tanda yang perlu diperhatikan dalam lingkungan keluarga adalah
membangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan keluarga. Sering tersinggung dan mudah marah, sering berbohong, banyak mengurung
diri di kamar dan menolak diajak makan bersama-sama, bersikap lebih kasar dengan anggota keluarga lainnya dibandingkan dengan sebelumnya, pola tidur berubah,
menghabiskan uang tabungan dan selalu kekurangan uang, sering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, sering merongrong keluarganya untuk minta uang
dengan berbagai alasan, teman-temannya berubah dan jarang mau diperkenalkan, bila ditanya sikapnya defensif atau penuh kebencian, sesekali dijumpai dalam keadaan
mabuk, bicara pelo cadel dan jalan sempoyongan, ada obat-obatan, kertas timah,
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009
bau-bauan yang tidak biasa di rumah terutama kamar mandinya atau kamar tidurnya atau ditemukannya jarum suntik namun ia akan mengatakan barang itu bukan miliknya.
3. Tanda-tanda di Lingkungan Sekolah
Tanda yang perlu diperhatikan di lingkungan sekolah adalah prestasi di sekolah tiba-tiba turun mencolok, membolos sekolah, tidak disiplin, perhatian terhadap
lingkungan tidak ada, sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam pelajaran dengan alasan ke kamar mandi, sering masuk ke kelas
setelah jam istirahat, mudah tersinggung dan mudah marah di sekolah, sering berbohong, meninggalkan hobi-hobinya yang terdahulu misalnya kegiatan ekstra kurikuler dan
olah raga yang dulu digemarinya, mengeluh karena menganggap keluarga di rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, atau menganggap keluarga di rumah terlalu
menegakkan disiplin, mulai sering berkumpul dengan anak-anak yang tidak beres di sekolah.
2.6.5. Resiko Reproduksi