Sikap Guru Sesudah Intervensi Simulasi

bahwa mayoritas guru setuju 51,7 bahwa norma dan adat serta budaya dapat menjadi penghambat pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja, namun mayoritas guru masih kurang setuju 55,2 bahwa guru adalah penanggung jawab mutlak untuk pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja, dan guru masih tidak setuju 50,0 jika pendidikan kesehatan reproduksi dimasukkan dalam kurikulum pendidikan, serta mayoritas guru kurang setuju 55,2 bahwa pertemanan siswa sebaiknya dilakukan pemantauan dan pengawasan oleh guru.

B. Sikap Guru Sesudah Intervensi Simulasi

Berdasarkan perolehan skoring pada item indikator sikap sesudah dilakukan intervensi simulasi di atas, dan hasil perhitungan kurva normal dengan rerata dan standar deviasi, maka variabel sikap sesudah dilakukan intervensi simulasi dapat dikategorikan seperti pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Sikap Guru Sesudah Intervensi Simulasi pada Guru di SMU dan SMK Pencawan Medan No Sikap Guru Sesudah Intervensi Jumlah n Persentase 1 Baik 34 58.6 2 Sedang 15 25.9 3 Kurang 9 15.5 Total 58 100.0 Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, diketahui sikap guru setelah dilakukan intervensi simulasi menunjukkan mayoritas termasuk kategori baik yaitu sebanyak 34 guru 58,6 dibandingkan sikap kategori sedang yaitu sebanyak 15 orang 25,9 dan kategori kurang 15,5. Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009

4.5. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap guru sebelum dan sesudah dilakukan intervensi simulasi. Uji statistik yang digunakan dalam analisi bivariat ini adalah pair-t test pada taraf kepercayaan 95 รก=0,05 untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh simulasi terhadap pengetahuan dan sikap guru dan uji chi square untuk menganalisis hubungan karakteristik guru dengan pengetahuan dan sikap guru tentang pendidikan kesehatan reproduksi.

4.5.1. Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Intervensi Simulasi

Tabel 4.11. Perbedaan Pengetahuan Guru Sebelum dan Sesudah Intervensi Simulasi pada Guru di SMU dan SMK Pencawan Medan Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Variabel Nilai re- rata Nilai t Nilai P Nilai re- rata Nilai t Nilai P Pra Intervensi Simulasi 31,27 35,75 Pengetahuan Pasca Intervensi Simulasi 34,00 40,730 0,000 38,44 2,278 0,030 Berdasarkan Tabel 4.11. di atas, diketahui bahwa terdapat perbedaan pengetahuan guru sebelum dan sesudah dilakukan intervensi simulasi yang ditunjukkan oleh perbedaan rata-rata nilai yaitu 31,27 sebelum dilakukan intervensi simulasi menjadi 34,00 sesudah dilakukan intervensi simulasi pada kelompok perlakuan dan hasil uji pair-t test diperoleh nilai p=0,000, artinya secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan guru sebelum dan sesudah dilakukan intervensi simulasi, sedangkan pada kelompok kontrol juga mengalami peningkatan Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009