B. Pengetahuan Guru Sesudah Intervensi Simulasi
Berdasarkan perolehan skoring pada item indikator pengetahuan di atas, maka berdasarkan perhitungan kurva normal dengan rerata dan standar deviasi, maka
variabel pengetahuan sesudah dilakukan intervensi simulasi dapat dikategorikan seperti pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Guru Sesudah Intervensi Simulasi pada Guru di SMU dan SMK Pencawan Medan
No Pengetahuan Guru Sesudah
Intervensi Jumlah n
Persentase
1 Baik
33 56.9
2 Sedang
12 20.7
3 Kurang
13 22.4
Total 58
100.0
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa setelah dilakukan intervensi simulasi pengetahuan guru menjadi lebih baik, yaitu sebanyak 33 guru 56,9,
sedangkan pengetahuan guru kategori sedang dan kurang relatif sama yaitu masing- masing 20,7 dan 22,4.
4.4.4. Gambaran Sikap Sebelum Intervensi Simulasi
A. Gambaran Indikator Sikap Guru Sebelum Intervensi Simulasi
Indikator variabel sikap didasarkan pada 15 lima belas pertanyaan dengan alternatif jawaban setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Hasil penelitian dapat dilihat
pada Tabel 4.7.
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Indikator Sikap Guru Sebelum Intervensi Simulasi pada Guru di SMU dan SMK Pencawan Medan
Jawaban Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Total Indikator Sikap
n n
n n
1 Pendapat wacana hubungan seksual adalah wajar
8 13.8
11 19.0
39 67.2
58 100.0
2 Pendapat anjuran bagi remaja menggunakan alat kontrasepsi
12 20.7
20 34.5
26 44.8
58 100.0
3 Usia perempuan melahirkan yang baik 20-35 tahun
8 13.8
23 39.7
27 46.6
58 100.0
4 Pencegahan KTD dapat melalui pendidikan kespro
21 36.2
11 19.0
26 44.8
58 100.0
5 Kehamilan usia remaja berisiko secara fisik, sosial dan psikologis
15 25.9
14 24.1
29 50.0
58 100.0
6 Remaja yang kurang akses informasi akibat tidak dikonfirmasi oleh
guru, dan orang tua 14
24.1 6
10.3 38
65.5 58
100.0 7
Pendidikan kesehatan reproduksi secara dini dapat memberikan pengetahuan dasar tentang kespro
10 17.2
16 27.6
32 55.2
58 100.0
8 Pendidikan kesehatan reproduksi adalah kebutuhan bagi remaja
13 22.4
12 20.7
33 56.9
58 100.0
9 Pendidikan kesehatan reproduksi dapat diperoleh dari guru
15 25.9
17 29.3
26 44.8
58 100.0
10 Sumber informasi tentang kespro dapat diperoleh dari sekolah
10 17.2
13 22.4
35 60.3
58 100.0
11 Pemberian informasi kespro sedini mungkin mereduksi terjadi
PMS dan KTD 14
24.1 10
17.2 34
58.6 58
100.0 12
Norma dan budaya terkadang menjadi penghambat untuk pendidikan kespro
12 20.7
28 48.3
18 31.0
58 100.0
13 Guru adalah penanggung jawab terhadap pendidikan kespro
10 17.2
17 29.3
31 53.4
58 100.0
14 Informasi tentang kespro dapat dimasukkan dalam kurikulum
13 22.4
23 39.7
22 37.9
58 100.0
15 Guru sebaiknya melakukan pengawasan terhadap hubungan
pertemanan siswanya 9
15.5 7
12.1 42
72.4 58
100.0
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, diketahui berdasarkan pendapat tentang wacana hubungan seksual adalah wajar, mayoritas guru 67,2 menyatakan tidak setuju,
demikian dengan anjuran menggunakan alat kontrasepsi juga tidak setuju 44,8, mayoritas guru tidak setuju 50 terhadap resiko kehamilan dini bagi remaja,
mayoritas 65,5 tidak setuju bahwa informasi tentang kesehatan reproduksi yang kurang bagi remaja akibat tidak dikonfirmasikan oleh guru atau orang tua.
Selain itu mayoritas guru tidak setuju 56,9 pendidikan kesehatan reproduksi merupakan kebutuhan bagi remaja 44,8 bahwa informasi kesehatan
reproduksi bagi remaja mutlak merupakan tugas guru, namun mayoritas tidak setuju 48,3 terhadap pernyataan norma dan budaya menjadi penghambat untuk
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009
pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja, dan pernyataan pendidikan kesehatan reproduksi dapat dimasukkan dalam kurikulum pendidikan relatif sama antara kurang
setuju 39,7 dan tidak setuju 37,9, dan mayoritas guru tidak setuju 72,4 bahwa guru yang bertanggung jawab terhadap pengawasan dan pemantauan terhadap
pertemanan siswa.
B. Sikap Guru Sebelum Intervensi Simulasi