BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Pengetahuan guru tentang pendidikan kesehatan reproduksi sebelum
dilakukan intervensi termasuk kategori sedang 36,2, kategori baik 32,8 dan kategori kurang 31,0.
2. Pengetahuan guru tentang pendidikan kesehatan reproduksi sesudah dilakukan
intervensi termasuk kategori baik 56,9, kategori sedang 20,7 dan kategori kurang 22,4.
3. Sikap guru tentang pendidikan kesehatan reproduksi sebelum dilakukan
intervensi termasuk kategori sedang 48,3, kategori baik 27,6 dan kategori kurang 24,1.
4. Sikap guru tentang pendidikan kesehatan reproduksi setelah dilakukan
intervensi termasuk kategori baik 58,62, kategori sedang 25,9 dan kategori kurang 15,5.
5. Hasil uji pair t-test menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan guru pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan nila rerata 34,00, nilai t- 40,730 dengan nilai p=0,000.
6. Hasil uji pair t-test menunjukkan terdapat perbedaan sikap guru pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan nila rerata 27,81, nilai t- 22.252 dengan nilai p=0,000.
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009
7. Hasil uji pair t-test menunjukkan terdapat pengaruh intervensi simulasi
terhadap pengetahuan p=0,000 dan sikap guru p=0,000.
6.2. Saran
1. Kepada guru di SMU dan SMK swasta perlu dilakukan bimbingan secara
berkala tentang pendidikan kesehatan reproduksi melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga konsultan pendidikan kesehatan.
2. Kepada pihak sekolah perlu dilakukan program pendidikan kesehatan
reproduksi bagi guru yang dijadwalkan sesuai dengan kesepakatan bersama dengan komite sekolah dengan menggunakan berbagai metode partisipatif
misalnya dengan simulasi atau jenis lainnya. 3.
Kepada guru bimbingan dan konseling di SMU dan SMK perlu melakukan pemantauan dan bimbingan secara langsung kepada siswa tentang pentingnya
pemahaman kesehatan reproduksi.
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 2004. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKN. 2005. Pelaksanaan
Program Keluarga Berencana di Indonesia Tahun 2006-2007. BKKBN Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2000. Rangkuman Hasil Sensus Penduduk Indonesia. Jakarta. Depkes RI. 2001. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
_________. 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Facturahman dan Bulkani. 2006. Peran Guru Pembimbing dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Pada Siswa SMA Negeri dan Swasta Kota
Palangkaraya. Jurnal WARTA 9 : 21-27. Firman, S.H. 2005. Pengaruh Peer Education terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa
SMA dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba dan Psikotropika di Kota Sibolga Propinsi Sumatera Utara. Tesis. Mahasiswa Program Pasca Sarjana
Minat Utama Perilaku dan Promosi Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Fuadi, G.A. 2001. Evaluasi Pendidikan Kesehatan Reproduksi Melalui Metode Pendampingan Sekolah pada Siswa Salah satu SMU di Kodya Yogyakarta,
PKBI Yogyakarta, Bening, Januari 2001 1:2, p. 14-18. Guion, A.L. 2001. Educational methods for extension programs FCSGO13,
University of Florida. Institute of Food and Agricultural Sciences. Green. L. 1980. Health Promotion Planning and Education and Environment
Approach. Institute of Health Promotion Research University of British Colombia.
Hamalik. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Helmi, A.F dan Paramastri, I. 1998. Efektivitas Pendidikan Seksual Dini dalam Meningkatkan Pengetahuan Perilaku Seksual Sehat. Jurnal Psikologi, 15 2;
25-34.
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009
Komisi Penanggulangan HIVAIDS Nasional. 2003. Strategi Penanggulangan HIVAIDS 2003-2007.
Liliweri. A. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Kupang: Pustaka Pelajar. Natoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
________. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Yogyakarta: Andi Offset.
________ . 2004. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Norlita W. 2005. Efektivitas Simulasi dan Braintorming dalam Peningkatan
Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di SMPN Pekanbaru. Tesis. Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Utama Magister Kesehatan ibu dan Anak Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
PKBI. 2004. Proses Belajar Aktif Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: MCR Bandung.
. 2003. Proses Belajar Aktif Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta. . 2000. Panduan Konseling Seksualitas Remaja. Yogyakarta: Lentera
Sahaja. Rangkuti. Fredy. 2006. Analisis SWOT; Tehnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Riduwan. 2005. Panduan Penyusunan Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rogers dan Shoemaker. 1971. Innovation Decisión Process Sarwono. S. 2004. Sosiologi Kesehatan. Jakarta: Refika Aditama.
Saifuddin. 2008. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi ke 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sullivan, R. Gaffikin, L. 1997. Instructional Design Skills for Reproductive Health Professionals. Maryland: Baltimore.
Syaefuddin. 2002. Pembelajaran Teknik Melatih Bagi Pelatih: Modul 2 Metode Pembelajaran. Jakarta: Pusdiklat Depkes RI.
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009
Lampiran 1
Nomor Responden :
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH METODE SIMULASI TERHADAP PENGETAHUAN DAN
SIKAP GURU TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMU DAN SMK SWASTA PENCAWAN MEDAN
IDENTITAS RESPONDEN NAMA SEKOLAH
:
1. Umur
: ………………………….. 2.
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Pendidikan
: ………………………….. 4.
Status Perkawinan : …………………………..
5. Masa Kerja
: ………………………….. 6. Sumber Informasi
: ………………………….. Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda ” √ ” pada pilihan jawaban yang menurut anda benar. A. PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
Jawaban Pernyataan
Benar Salah
1 Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak kemasa
dewasa yang ditandai dengan kematangan organ reproduksi. 2
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak kemasa dewasa yang ditandai dengan pubertas.
3 Tanda-tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan
adalah ditandai dengan tumbuh payudara, putting menonjol, biasanya pada usia 10-15 tahun dan mulai tumbuh bulu di
kemaluan, ketiak dan kulit mulai berminyak
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009
Lanjutan Pertanyaan Pengetahuan
Jawaban Pernyataan
Benar Salah
4 Tanda-tanda kematangan organ reproduksi laki-laki adalah
pubertas, biasanya usia 12 tahun, otot menguat, pertumbuhan tinggi badan, tumbuh jakun dan bulu di ketiak dan sekitar
kemaluan, suara menjadi besar dan kulit mulai berminyak.
5 Organ reproduksi perempuan, adalah alat genitalia eksternal :
labia mayora bibir-bibir besar, labia minora bibir-bibir kecil, klitoris, hymen. Alat genitalia internal : Vagina,
cerviks leher rahim, uterus rahim, tuba fallopii, ovarium.
6 Organ reproduksi pria adalah penis atau batang zakar,
kantung zakar atau scrotum, buah zakartestis, kelenjar prostat, saluran sperma atau vasdeferens.
7 Menstruasihaid adalah keluarnya sel telur yang tidak dibuahi
yang keluar bersama darah dari dinding rahim. 8
Seorang wanita mengalami menstruasi dalam sebulan adalah satu kali dalam sebulan
9 Lama menstruasi berlangsung hari adalah 5-6 hari
10 Seorang guru memberi informasi mengenai menstruasihaid
kepada anak perempuan sebaiknya diberikan sebelum menstruasisedini mungkin
11 Penyebab seorang perempuan menjadi hamil adalah melalui
berhubungan badan sehingga sel telur bertemu sperma 12
Seorang perempuan dapat hamil sejakusia 12 tahun ke atas dan masa pubertas dimulai
13 Tanda-tanda seorang perempuan dikatakan hamil adalah
Tidak datang haid, pusing dan muntah, payudara membesar, daerah sekitar puting susu menjadi agak gelap, perut
membesar
14 Cara pencegahan kehamilan pada remaja adalah tidak
melakukan hubungan seks, menolak ajakan berhubungan seksual sebelum menikah
15 Narkoba adalah zat-zat apapun yang disalah gunakan dan
dimasukkan kedalam tubuh sehingga mempengaruhi funsi fisikpsikologis
16 Tanda-tanda seseorang kecanduan narkoba adalah ditandai
dengan penurunan kesehatan fisik, badan kurus, lemas, malas, tidak nafsu makan, suhu tubuh tidak menetap.
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009
Lanjutan Pertanyaan Pengetahuan
Jawaban Pernyataan
Benar Salah
17 Cara pencegahan kehamilan menggunakan alat kontrasepsi
18 Akibat dari kehamilan yang tidak diinginkan KTD adalah
lahir anak yang tidak diinginkan, aborsi, putus sekolah, dan dikucilkan
19 Upaya pencegahan KTD adalah melalui pemberian dukungan
psikologis dan kehamilannya tetap dilanjutkan dan disarankan untuk tidak aborsi.
20 Penyakit Sifilis, candida albicans, HIVAIDS adalah jenis
penyakit menular yang disebabkan oleh hubungan seks bebas 21
Gejala penyakit gonore pada lai-laki adalah ditandai dengan keluar nanah dari saluran kencing terutama pada pagi hari.
22 Gejala penyakit gonore pada perempuan ditandai dengan nyeri
pada daerah perut, dan disertai dengan bau yang tidak sedap. 23
Cara pencegahan infeksi menular seksual dengan menghindari hubungan seks sebelum menikah,dan selektif dalam trnafusi
darah.
24 Cara pencegahan HIVAIDS adalah melalui tidak berhubungan
seks, dan hanya dilakukan pada pasangan yang sah, menggunakan kondom dan tidak memakai narkoba dengan
suntikan
25 Pelecehan seksual adalah salah satu bentuk kekerasan seksual.
PERTANYAAN SIKAP Petunjuk Pengisian : Berilah tanda ” √ ” pada salah satu jawaban .
SIKAP NO
Pernyataan Setuj
u Kuran
g Setuju
Tidak Setuju
1. Akhir-akhir ini hubungan seksual remaja sebelum
menikah sepertinya sudah merupakan hal yang wajar pada saat ini
2. Bagaimana pendapat anda bila seorang remaja
sudah aktif melakukan hubungan seksual sebaiknya dianjurkan untuk memakai alat
kontrasepsi
3. Sebaiknya seorang perempuan melahirkan pada
usia 20 – 35 tahun
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009
4. Kehamilan dini dapat dicegah melalui pendidikan
kesehatan reproduksi yang diperoleh dari orang tua dan guru
5. Kehamilan diusia remaja akan memberikan resiko
secara fisik, psikologis, dan sosial 6.
Remaja kurang mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dikarenakan orang dewasa
seperti orang tua, guru, tokoh masyarakat tidak siap membantu menghadapi masa pubertas remaja
7. Pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja akan
menjadi pengetahuan dasar yang kuat dalam mengambil keputusan penting yang menyangkut
kesehatan reproduksinya
8. Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
merupakan suatu kebutuhan bagi remaja 9.
Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja merupakan suatu kebutuhan bagi guru
10. Sumber informasi kesehatan reproduksi remaja
dapat diperoleh dari guru sekolah 11.
Memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja sedini mungkin akan mengurangi
kekhawatiran dan menurunkan kasus kehamilan pranikah, aborsi, Penyakit Menular Seksual PMS
dan HIVAIDS
12. Norma adat dan nilai budaya leluhur yang dianut
guru sangat bertentangan dengan penyelenggaraan pendidikan kesehatan reproduksi berbasis sekolah
13. Guru adalah salah satu pihak yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan kesehatan bagi siswa disekolah
14. Informasi kesehatan reproduksi dapat dimasukkan
dalam kurikulum pendidikan sekolah 15.
Guru sebaiknya melakukan pengawasan atau pemantauan terhadap hubungan pertemanan anak
didiknya dengan teman lawan jenis
== TERIMA KASIH ==
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009
Lampiran 2 Lembar Bacaan Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Organ Reproduksi dan Fungsinya
Organ reproduksi adalah bagian-bagian tubuh yang menjalankan fungsi reproduksi. Organ-organ reproduksi itu juga bisa disebut dengan organ seks. Baik
remaja laki-laki maupun perempuan mempunyai organ seks bagian luar dan bagian dalam.
A. Organ Reproduksi Laki-laki
1. ZakarPenis, Penis mempunyai beberapa fungsi yaitu untuk melakukan
sanggama, untuk mengeluarkan air kencing dan sebagai alat reproduksi ketika mengeluarkan sperma. Penis akan menegang dan membesar karena terisi darah,
bila terangsang disebut ereksi 2.
Kepala Zakarpenis, adalah bagian ujung penis yang mempunyai lubang untuk menyalurkan air kencing dan sperma. Kepala penis merupakan bagian yang
sangat sensitif dan bagian yang paling mulah terangsang karena mengandung banyak pembuluh darah dan syaraf.
3. Kantong Pelir, Testis dan Sperma. Kantung pelir adalah tempat dua biji pelir atau
testis. Testis berfungsi memproduksi sperma setiap hari degan bantuan hormon testosteron. Sperma, adalah set yang berbentuk seperti berudu berekor. Sperma
dapat membua sel telur yang matang dalam tubuh perempuan dan menyebabkan perempuan tersebut hamil.
Julia Veronica : Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009