Leksem Olat ’Hambat, Hadang’ Pembahasan

3 Huting na manangko ihan i diayak si Rudi sian bagas. kucing yang mencuri ikan itu diusir si Rudi dari rumah ’Kucing yang mencuri ikan itu diusir si Rudi dari rumah.’

4.1.18 Aktivitas Tangan untuk Menghambat

Leksem yang menyatakan aktivitas tangan untuk menghambat dalam bahasa Mandailing ditemukan dua leksem. Kedua leksem tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini.

a. Leksem Olat ’Hambat, Hadang’

Leksem olat memiliki komponen makna, yaitu + KEDUA BELAH TANGAN + DIRENTANGKAN KE KANAN DAN KE KIRI + SASARAN + MOTIVASI MENGHENTIKAN GERAK SASARAN. Secara umum leksem olat mempunyai arti aktivitas tangan untuk menghalangi atau merintangi gerak sasaran dengan merentangkan kedua belah tangan. Penggunaan leksem olat dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. 1 Olat jolo manuk i sian jolo hambat dulu ayam itu dari depan ’Hambat dulu ayam itu dari depan’ 2 Madung kehe do ia na mangolat motor i? sudah pergi dia yang menghadang bus itu ’Sudah pergi dia menghadang bus itu?’ Anharuddin Hutasuhut : Medan Makna aktivitas Tangan Dalam Bahasa Mandailing, 2008 USU e-Repository © 2008 3 So motor i diolat polisi. berhenti mobil itu dihadang polisi ’Mobil itu berhenti dihadang polisi.’

b. Leksem Odang ’Hadang’

Leksem odang memiliki komponen makna, yaitu + KEDUA BELAH TANGAN + DIRENTANGKAN KE KANAN DAN KE KIRI + SASARAN SPESIFIK: MANUSIA + MOTIVASI MENGHENTIKAN GERAK SASARAN. Secara umum leksem odang mempunyai arti aktivitas tangan untuk menghalangi atau merintangi gerak sasaran dengan merentangkan kedua belah tangan. Penggunaan leksem odang dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. 1 Ulang ho mangodangi halak na lewat jangan kau menghadangi orang yang lewat ’Jangan kau menghadangi orang yang lewat’ 2 Odang bo alomi anggo puluk ho hadanglah lawanmu itu kalau berani kau ’Hadanglah lawanmu itu kalau kau berani’ 3 Biasi diodang ho ia? mengapa dihadang kau dia ’Mengapa kau hadang dia?’ Anharuddin Hutasuhut : Medan Makna aktivitas Tangan Dalam Bahasa Mandailing, 2008 USU e-Repository © 2008

4.1.19 Aktivitas Tangan untuk Menyalam

Leksem dalam bahasa Mandailing yang menyatakan aktivitas tangan untuk menyalam hanya ada satu leksem, yaitu jalang ’salam’. Leksem jalang memiliki komponen makna, yaitu + TANGAN SEBELAH KANAN + DIULURKAN KE DEPAN + SASARAN SPESIFIK: TANGAN KANAN + MEMEGANG. Secara umum leksem jalang mempunyai arti aktivitas tangan untuk menyalam dengan cara mengulurkan tangan ke depan dan memegang sasaran, yaitu tangan orang lain. Penggunaan leksem jalang dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. 1 Madung kehe do ho manjalang ari rayo tu udaman? sudah pergi kau menyalam hari raya ke pamanmu ’Sudah pergi kau bersalam hari raya ke pamanmu?’ 2 Madung dijalang ho do uwakmu? sudah disalam kau uwakmu ’Sudah kau salam uwakmu?’ 3 Jalang bo bujingmu anso mulak hita salam bibimu supaya pulang kita ’Salam bibimu supaya kita pulang’

4.1.20 Aktivitas Tangan untuk Menunjuk

Leksem dalam bahasa Mandailing yang menyatakan aktivitas tangan untuk menunjuk hanya ada satu leksem, yaitu tudu ’tunjuk’. Anharuddin Hutasuhut : Medan Makna aktivitas Tangan Dalam Bahasa Mandailing, 2008 USU e-Repository © 2008 Leksem tudu memiliki komponen makna, yaitu + JARI TELUNJUK + DIACUNGKAN + SASARAN. Secara umum leksem tudu mempunyai arti aktivitas tangan untuk menunjuk dengan cara mengacungkan jari telunjuk kepada sasaran. Penggunaan leksem tudu dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. 1 Tudu bo sanga na dia do giotmu tunjuklah entah yang mana kau mau ’Tunjuklah yang mana kau mau’ 2 Sambil manorangkon parsiajaran, guru i manudu tu papan tulis. sambil menerangkan pelajaran, guru itu menunjuk ke papan tulis ’Sambil menerangkan pelajaran, guru itu menunjuk ke papan tulis.’ 3 Aha do na ditudu-tudu si Uncok an? apa itu yang ditunjuk-tunjuk si Uncok di sana ’Apa yang ditunjuk-tunjuk si Uncok di sana?’

4.2 Pembahasan

Bertolak dari rumusan masalah dan tujuan penelitian, dalam penelitian ini ditemukan dua puluh submedan. Sub-submedan tersebut ada yang hanya memiliki satu leksem dan ada pula yang memiliki lebih dari satu leksem. Sub-submedan yang hanya memiliki satu leksem, yaitu 1 memberi, 2 menerima, 3 memanggil, 4 mengusir, 5 menyalam, dan 6 menunjuk. Keenam submedan ini tentu saja tidak memiliki apa yang disebut dengan leksem superordinat dan leksem bawahan subordinat. Sementara itu, sub-submedan lain yang mempunyai dua leksem atau Anharuddin Hutasuhut : Medan Makna aktivitas Tangan Dalam Bahasa Mandailing, 2008 USU e-Repository © 2008 lebih biasanya salah satu di antara leksem tersebut menjadi superordinat dan yang lain menjadi leksem bawahan subordinat. Namun, ada juga submedan yang mempunyai dua leksem atau lebih tetapi tidak mempunyai leksem superordinat. Submedan seperti ini disebut submedan yang superordinatnya zero. Submedan aktivitas tangan untuk memegang memiliki sembilan leksem. Dilihat dari komponen makna yang dimilikinya, leksem tiop ’pegang’ merupakan superordinat dalam kelompok ini. Ciri semantik penggolong yang dimiliki oleh leksem tiop dan yang juga menjadi ciri semantik leksem bawahannya ialah adanya komponen aktivitas tangan dan komponen makna tujuan sasaran terpegang. Submedan aktivitas tangan untuk menyentuh memiliki empat leksem. Yang menjadi superordinat dalam kelompok ini adalah leksem jama ’sentuh’. Ciri semantik penggolong yang dimiliki oleh kelompok ini ialah adanya komponen aktivitas tangan dan komponen makna tujuan sasaran tersentuh. Submedan aktivitas tangan untuk mengambil memiliki sepuluh leksem. Yang menjadi superordinat dalam kelompok ini adalah leksem buat ’ambil’. Ciri semantik penggolong yang dimiliki oleh kelompok ini ialah adanya komponen aktivitas tangan dan komponen makna tujuan sasaran terambil. Submedan aktivitas tangan untuk membawa memiliki tiga leksem. Yang menjadi superordinat dalam kelompok ini adalah leksem oban ’bawa’. Ciri semantik penggolong yang dimiliki oleh kelompok ini ialah adanya komponen aktivitas tangan dan komponen makna tujuan sasaran terbawa. Anharuddin Hutasuhut : Medan Makna aktivitas Tangan Dalam Bahasa Mandailing, 2008 USU e-Repository © 2008 Submedan aktivitas tangan untuk meletakkan memiliki empat leksem. Kelompok ini tidak mempunyai leksem yang menjadi superordinatnya. Dengan kata lain, submedan ini merupakan kelompok leksem yang superordinatnya zero. Namun demikian, leksem-leksem tersebut tetap mempunyai makna yang mirip atau bersinggungan antara satu dengan yang lain. Submedan aktivitas tangan untuk melempar memiliki tiga leksem. Yang menjadi superordinat dalam kelompok ini adalah leksem ramban ’lempar’. Ciri semantik penggolong yang dimiliki oleh kelompok ini ialah adanya komponen aktivitas tangan dan komponen makna tujuan sasaran terlempar. Submedan aktivitas tangan untuk membuka memiliki tiga leksem. Leksem yang menjadi superordinat dalam kelompok ini adalah leksem buka ’buka’. Ciri semantik penggolong yang dimiliki oleh kelompok ini ialah adanya komponen aktivitas tangan dan komponen makna tujuan sasaran terbuka. Submedan aktivitas tangan untuk menutup juga memiliki tiga leksem. Leksem yang menjadi superordinat dalam kelompok ini adalah leksem tutup ’tutup’. Ciri semantik penggolong yang dimiliki oleh kelompok ini ialah adanya komponen aktivitas tangan dan komponen makna tujuan sasaran tertutup. Submedan aktivitas tangan untuk menarik memiliki lima leksem. Leksem yang menjadi superordinat dalam kelompok ini adalah leksem tarik ’tarik’. Ciri semantik penggolong yang dimiliki oleh kelompok ini ialah adanya komponen aktivitas tangan dan komponen makna tujuan sasaran tertariktercabut. Anharuddin Hutasuhut : Medan Makna aktivitas Tangan Dalam Bahasa Mandailing, 2008 USU e-Repository © 2008 Submedan aktivitas tangan untuk menekan memiliki tiga leksem. Kelompok atau submedan ini tidak mempunyai leksem yang menjadi superordinatnya. Dengan kata lain, submedan ini merupakan kelompok leksem yang superordinatnya zero. Akan tetapi, leksem-leksem yang terdapat dalam kelompok ini tetap mempunyai makna yang mirip atau bersinggungan antara satu dengan yang lain. Submedan aktivitas tangan untuk menyakiti memiliki sembilan belas leksem. Submedan ini dapat dibagi lagi menjadi tiga kelompok, yaitu 1 aktivitas tangan untuk menyakiti kepala dan bagian-bagiannya memiliki delapan leksem, 2 aktivitas tangan untuk menyakiti leher memiliki satu leksem, dan 3 aktivitas tangan untuk menyakiti badan memiliki sepuluh leksem. Ciri semantik penggolong yang dimiliki oleh ketiga kelompok di atas ialah adanya komponen aktivitas tangan dan komponen makna tujuan sasaran tersakiti. Submedan aktivitas tangan untuk menghancurkan memiliki sembilan leksem. Kelompok ini tidak mempunyai leksem yang menjadi superordinatnya. Dengan kata lain, submedan ini merupakan kelompok leksem yang superordinatnya zero. Namun demikian, leksem-leksem yang terdapat dalam kelompok ini tetap mempunyai makna yang mirip atau bersinggungan antara satu dengan yang lain. Adapun ciri semantik penggolong yang dimiliki oleh kelompok ini ialah adanya komponen aktivitas tangan dan komponen makna tujuan sasaran hancur. Submedan aktivitas tangan untuk menggulung memiliki dua leksem. Kelompok ini tidak mempunyai leksem yang menjadi superordinatnya. Akan tetapi, leksem-leksem yang terdapat dalam kelompok ini tetap mempunyai makna yang Anharuddin Hutasuhut : Medan Makna aktivitas Tangan Dalam Bahasa Mandailing, 2008 USU e-Repository © 2008 mirip atau bersinggungan antara satu dengan yang lain. Ciri semantik penggolong yang dimiliki oleh kelompok ini ialah adanya komponen aktivitas tangan dan komponen makna tujuan sasaran tergulung. Submedan aktivitas tangan untuk menghambat memiliki dua leksem. Leksem yang menjadi superordinat dalam kelompok ini adalah leksem olat ’hambat’. Ciri semantik penggolong yang dimiliki oleh kelompok ini ialah adanya komponen aktivitas tangan dan komponen makna tujuan sasaran terhambat. Dari pembahasan di atas dapatlah dikatakan bahwa temuan penelitian ini menunjukkan bahwa medan makna aktivitas tangan sejalan dengan kajian yang dikemukakan Lehrer 1974. Seperangkat leksem yang tergolong pada satu medan makna dideskripsikan komponen maknanya, baik yang berkenaan dengan komponen bersama generik maupun komponen pembeda spesifik. Untuk menentukan komponen makna pembeda atau mencarikan makna yang lebih spesifik digunakan teknik analisis komponen makna. Analisis komponen makna tersebut diuraikan dari setiap leksem dengan menentukan rumusan metabahasanya. Di dalam penentuan rumusan metabahasa digunakan pedoman sebagai konsep, yaitu menggunakan tangan atau jari-jari, cara, sasaran, frekuensi, dan tujuan aktivitas. Susunan urutan konsep-konsep tersebut tidak sama dari masing-masing medan. Leksem yang dikaji pada penelitian ini hanya berkenaan dengan makna lazim, meskipun kadang-kadang ditemukan leksem tersebut juga memiliki makna metafora, seperti terlihat pada contoh berikut. Anharuddin Hutasuhut : Medan Makna aktivitas Tangan Dalam Bahasa Mandailing, 2008 USU e-Repository © 2008 Ise do sannari maniop parusahaan i? siapa sekarang memegang perusahaan itu ’Siapa memegang perusahaan itu sekarang?’. Leksem maniop dalam kalimat di atas tidak mengandung makna lazim ’aktivitas tangan untuk memegang sesuatu benda’, tetapi memiliki makna metafora ’memimpin atau mengelola’. Makna metafora seperti contoh di atas bukan menjadi cakupan dalam penelitian ini. Anharuddin Hutasuhut : Medan Makna aktivitas Tangan Dalam Bahasa Mandailing, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Leksem-leksem yang menyatakan aktivitas tangan dalam bahasa Mandailing yang berhasil diinventarisasi sebanyak delapan puluh lima leksem. Leksem-leksem tersebut diklasifikasikan berdasarkan komponen makna yang dimilikinya sehingga membentuk kelompok atau submedan makna yang lebih spesifik. Dari penelitian didapatkan dua puluh kelompok submedan makna berdasarkan tujuan aktivitasnya, yaitu 1 memegang, 2 menyentuh, 3 mengambil, 4 membawa, 5 meletakkan, 6 melempar, 7 memberi, 8 menerima, 9 membuka, 10 menutup, 11 menarik, 12 menekan, 13 menyakiti, 14 menghancurkan, 15 menggulung, 16 memanggil, 17 mengusir, 18 menghambat, 19 menyalam, dan 20 menunjuk. Komponen makna atau ciri semantik penggolong yang dimiliki oleh tiap-tiap kelompok atau submedan makna aktivitas tangan dalam bahasa Mandailing adalah sebagai berikut. 1 maniop ’memegang’: + aktivitas tangan + tujuan: sasaran terpegang; 2 manjama ’menyentuh’: + aktivitas tangan + tujuan: sasaran tersentuh; 3 mambuat ’mengambil’: + aktivitas tangan + tujuan: sasaran terambil; 4 mangoban ’membawa’: + aktivitas tangan + tujuan: sasaran terbawa; 5 mamayakkon ’meletakkan’: + aktivitas tangan + tujuan: sasaran terletak; 6 mangaramban ’melempar’: + aktivitas tangan + tujuan: sasaran terlempar; Anharuddin Hutasuhut : Medan Makna aktivitas Tangan Dalam Bahasa Mandailing, 2008 USU e-Repository © 2008