Loursbry 1964, 1973 menyatakan, leksikon kekerabatan setiap bahasa membentuk medan makna dan medan makna itu merupakan sebuah paradigma yang
terbentuk dari perangkat bentuk lingual lingual form. Uhlenbeck 1982:43 mengatakan, medan makna adalah suatu daerah yang
ditempati oleh sejumlah kata yang mempunyai hubungan arti, tetapi tetap saling beroposisi. Selanjutnya, Uhlenbeck juga mengatakan bahwa tidak ada sinonim, yakni
tidak pernah ada dua kata yang artinya sama betul, selalu ada beda, tentu saja tidak tertutup kemungkinan adanya persamaan yang terbatas.
2.3 Aktivitas Tangan
Pembatasan pengertian aktivitas tangan di dalam penelitian ini didasarkan pada pengertian aktivitas dan tangan, seperti yang dijabarkan di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia KBBI. Di dalam KBBI 2005:1136, kata tangan diberi arti: anggota badan dari siku sampai ke ujung jari atau dari pergelangan sampai ujung jari.
Selanjutnya, di dalam KBBI 2005:23, kata aktivitas diberi arti: 1 keaktifan, kegiatan; 2 kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian
di dalam perusahaan. Dari pengertian aktif dan giat dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah kemampuan sesuatu untuk beraksi atau bereaksi.
Berdasarkan pengertian
tangan dan aktivitas yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan batasan pengertian aktivitas tangan, yaitu kemampuan anggota
badan dari bahu sampai ujung jari untuk mengadakan aksi atau reaksi.
Anharuddin Hutasuhut : Medan Makna aktivitas Tangan Dalam Bahasa Mandailing, 2008 USU e-Repository © 2008
Sebagai satu pengertian, batasan di atas memang sangat jelas. Akan tetapi, sebagai satu pewatas, pengertian tersebut bersifat terlalu longgar. Dengan pengertian
seperti itu, setiap leksem aktivitas tangan dalam bahasa Mandailing harus diangkat sebagai data. Sekadar contoh dapat disebutkan leksem jomput ’mengambil atau
memegang dengan ujung-ujung jari’, umpat ’mencabut atau mengangkat dengan menggunakan jari-jari’, tenju ’memukul dengan mengepalkan jari-jari’, cibit
’mencubit’, dan pulos ’dicubit kemudian diputar’. Dengan batasan pengertian aktivitas tangan sebagai kemampuan anggota badan dari bahu sampai ujung jari untuk
mengadakan aksi atau reaksi, kelima leksem tersebut harus diangkat sebagai data sesuai dengan adanya peran aktivitas tangan dalam pelaksanaan tindakannya. Di
pihak lain, jika diperhatikan, kelima leksem tersebut masih dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok berdasar pada ada tidaknya peran serta alat atau organ
nontangan. Leksem jomput, umpat, tenju, cibit, dan pulos dapat dikelompokkan ke dalam aktivitas yang pelaksanaan tindakannya dapat dilakukan dengan atau tanpa alat
bantu. Berdasarkan contoh dan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa di dalam
bahasa Mandailing terdapat berbagai kelompok leksem pengungkap aktivitas tangan dilihat dari dimensi ada tidaknya alat bantu, ada tidaknya peran serta organ
nontangan, atau ada tidaknya peran serta alat dan organ nontangan. Karena keragaman jenis dan peran serta tangan dalam berbagai tindakan, dalam penelitian ini
pengertian aktivitas tangan dispesifikkan lagi berdasarkan aspek itu. Dengan demikian, pengertian aktivitas tangan di dalam penelitian ini mengkhusus pada
Anharuddin Hutasuhut : Medan Makna aktivitas Tangan Dalam Bahasa Mandailing, 2008 USU e-Repository © 2008
kemampuan anggota badan dari bahu sampai ujung jari untuk mengadakan aksi atau reaksi yang di dalam pelaksanaan tindakannya tidak mengharuskan adanya alat bantu
atau peran serta bagian tubuh yang lain.
2.4 Penelitian Terdahulu