22.22 termasuk dalam kategori kurang baik, dan tertinggi sebesar 88.89 termasuk dalam kategori baik sekali.
b. Taraf Kesukaran
Suharsimi Arikonto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
8
Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk
berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk
mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk
mengetahui taraf kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan taraf kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu,
dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan taraf kesukaran soal dengan menggunakan rumus:
dimana: P
= indeks tingkat kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab soal benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel
klasifikasi dibawah ini:
Tabel 3.4- Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal Taraf Kesukaran
Klasifikasi
0.00 - 0.30 soal sukar
0.30 - 0.70 soal sedang
0.70 - 1.00 soal mudah
8
Ibid, hal.222
Tingkat kesungkarandari 40 soalpilihangandadidapatkategorisoal yang sukarsebanyak 9 soal, soal sedang sebanyak 19 soal dan soal mudah sebanyak 12
soal.
c. Reliabilitas Instrumen
PerhitunganreabilitasmenggunakanK-R 20 yaitusebagaiberikut
9
:
[ ] [
∑ ]
dimana: r
II
: reliabilitas tes secara keseluruhan : proporsi siswa yang menjawab benar
: proporsi siswa yang menjawab salah
∑pq : jumlah hasil perkalian antara dan n
: banyaknya item S
: standar deviasi dari tes dengan,
∑
∑
Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3Interprestasi Reliabilitas Koefisien Korelasi
Kriteria Reliabilitas
0,91-1,00 sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
0,20 sangat rendah
9
Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evamuasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara, 2011,.cet.12, hal .222.
Adapun hasil keseluruhan reliabilitas seluruh butir soal yang sudah dinyatakan valid sebesar 0,76 dan termasuk kedalam kriteria reliabilitas
tinggi.Untuk lebih jelasnya, perhitungan dapat dilihat pada lampiran
d. Validitas Instrumen Pilihan Ganda
Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur.
10
Validitas tes yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor
siswa untuk tiap butir soal dengan skor total.Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan programAnates V4 dengan korelasi point biserial sebagai
berikut: √
dimana: :koefisiensi korelasi biserial
M : realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya M
: realita skor total : standar deviasi dari skor total
: populasi siswa yang menjawab benar
: populasi siswa yang menjawab salah
Jika harga r
hitung
r
tabel
maka butir soal tersebut dinyatakan valid. Berdasarkan hasil uji validitas pada N = 35 siswa dan
α = 5, dari 40 soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 21 soal valid yakni nomor
2,11,13,14,16,17,18,20,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,38 dan 39 Untuk lebih
10
Sukardi.Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:PT Bumi Aksara.cet ke 6.2011. h al 30.
jelasnya, hasil uji validitas butir soal instrumen tes hasil belajar bentuk pilihan ganda dapat dilihat pada lampiran
H. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan
menggunakan instrumen yang telah diuji coba akan dianalisis untuk menjawab permasalahan dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Data yang dihasilkan
dari instrumen tes akan dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t. Data tes yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan
dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang
homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis Data Kuantitatif
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Teknik uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji liliefors untuk mengetahui penyebaran distribusi dengan taraf signifikan α = 0,05.
11
Dengan kriteria pengujian, yaitu: Rumus ;L
h
= | F Z – SZ |
L
hitung
L
tabel
; data berdistribusi normal
L
hitung
L
tabel
; data berdistribusi tidak normal
11
Supardi.Aplikasi Statistika dalam penelitian.Jakarta:Ufuk Press.hal 131
Tabel 3.7ContohTabelUjiL iliefors
No Xi
Zn Z=Xi-XSD
FZ
SZ
|FZ-SZ|
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji liliefors adalah: Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji liliefors adalah:
.1. Mencari nilai Z score, dengan rumus : Z = Xi – MeanSD
2.MenentukanNilai Z tabel {Fz} denganmenggunakantabelNormal Baku dari O ke Zberdasarkannilai Z score.
aJikaZibernilainegatif,maka Fzi= 0,5-Zt bJikaZibernilaipositif,maka FZi=0,5+ Zt
3 MenentukanSz dengan rumus Sz = 4. Menghitung harga Lilliefors hitung dengan rumus : L
h
= |Fz – Sz
5. Mencari nilai Lilliefors terbesar sebagai L
hitung
0.105 6. Menentukan harga Lillefors tabel L
t
dengan rumus :
√
7. Membuat kesimpulan : a.Jika harga L
h
t, maka data berdistribusi normal b.Jika harga L
h
harga L
t
, maka data tidak berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai
homogenitas diperoleh dengan melakukan uji Fisherpadatarafsignifikan 5 . rumusujifisher.
12
dengan: ∑
∑
Keterangan: F
: Homogenitas S
1 2
: Variansterbesar S
2 2
:
Variansterkecil
kriteria pengujian: 1.Jika F
hitung
F
tabel,
maka H diterima, kedua kelompok berasal dari populasi
yang homogen. 2Jika F
hitung
F
tabel,
maka H
a
diterima, kedua kelompok dapat dikatakan
berasal dari populasi yang tidak homogen.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah: 1Menetapkan hipotesis, dalam bentuk:
2Membagi data menjadi dua kelompok. 3Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok.
4Menentukan F
hitung
dengan rumus:
12
Ibid.hal 138.
5Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk: aJika F
hitung
F
tabel,
maka H diterima, kedua kelompok berasal dari
populasi yang homogen. bJika F
hitung
F
tabel,
maka H
i
diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen.
6 Mencari dk pembilang varians terbesar dan dk penyebut varians terkecil, dengan rumus:
dk
1
= n-1 dk
2
= n-2 7 Menentukan F
hitung
dan F
tabel,
kemudian membandingkan hasil F
hitung
dan F
tabel
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan untuk
melakukan uji t adalah
13
: ̅
̅ √
dengan: √
dimana: ̅
= rata-rata skor kelompok eksperimen ̅
= rata-rata skor kelompok kontrol
13
AnasSudijono.pengantarStatistikPendidikan..Jakarta:PT Raja GrafindoPersada.2012 h al 305