Pengujian Hipotesis Hasil Analisis Data Tes
54
dimaksudkan untuk mengungkapkan jawaban yang telah dikerjakan secara kelompok.
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran Contextual Teaching and LearningCTL memiliki dampak positif dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa.Hal ini dapat dilihat dari makin meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru.Secara keseluruhan
hasilpenelitian menunjukkan adanya peningkatan aktifitas belajar siswa, baik menyangkut aspek kognitif pemahaman terhadap materi, afektif sikap
siswadalam mengikuti pembelajaranmaupun psikomotorik misalnya kerjasama dalam diskusi kelompok, keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka hermawan dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh pendekatan pembelajaran Contextual
Teachinng and Learning Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD, menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan contextual lebih
baik dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan konvesional karena dalam contextual siswa diberikan hak untuk mengungkapkan idenya danbekerja sama
untukmenyelesaikan tugasyangdiberikan.
1
Pembelajaran IPA secara contextual dilaksanakan dengan memberikan berbagai pengalaman baru, kemudian pengalaman baru tersebut dihubungkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Pendekatan contextual menjadikan siswa merasa lebih mudah dalam memahami konsep yang diajarkan,
karena pendekatan contextual memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif pada setiap kegiatan pembelajaran dan membuat pengalaman
belajarnya lebih bermakna.Pada pembelajaran CTL guru tidak mengharuskan siswa menghapal fakta-fakta tetapi guru hendaknya mendorong siswa untuk
1
Eka Hermawan dkk.
Pengaruh pendekatan pembelajaran Contextual Teachinng and Learning Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV
SD
.
JurusanPendidikanDasar.Vol7Tahun2013.
55
mengkontruksi pengetahuandibenak mereka sendiri. Melalui CTL siswa diharapkan belajar melalui ‘mengalami’ bukan ‘menghapal’.
2
Komponen pembelajaran CTL yang digunakan pada penelitian ini adalah, Pertama, konstruktivisme merupakan landasan berfikir bahwa pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang asilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dimana siswa diajak untuk membangun pengetahuan
berdasarkan pengalaman belajar di kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Eka hermawan
dalam penelitiannya,
penyampaianmateri pelajaran
selaludikaitkandengan masalahyang kontekstualatau dikaitkandengan pengalaman nyatasiswadalamkehidupan sehari-haribukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep,
atau kaidah yang siap diambil dan diingat. Tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
3
Kedua, questioning bertanya dimana siswa diarahkan untuk bertanya karena diketahui
dalam kegiatan bertanya, seseorang dapat menggali informasi, mengecek pemahaman, membangkitkan respon, dan sebagainya.
Ketiga, inquiri dimana siswa diajak untuk menemukan pengetahuannya yang berupa teori dan fakta. Langkah penemuannya antara lain merumuskan
masalah, melakukan observasi, menganalisis data yang didapat dan mengkomunikasikan hasil pengamatan kepada orang lain. Dari kegiatan ini
diharapkan, siswa dapat memahami fakta dan teori yang dipelajari dan lebih bermakna.
Keempat,learning community masyarakat belajar dimana siswa diajak untuk saling memberi dan menerima saran dari orang lain untuk menghadapi
persoalannya, karena dalam kehidupan sebenarnya banyak permasalahan yang tidak dapat dipecahkan sendiri, tetapi membutuhkan bantuan orang lain.
Kelima, modeling dimana guru memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap peserta didik. Sebagaimana dalam kegiatan belajar
2
I Nyoman Gita.Implentasi Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematikan Siswa di Sekolah Dasar.Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Vol 1, no
1,2007h 3.
3
Eka Hermawan dkk.OP.cit