Teori Siklus Hidup Teori Pendapatan Permanen

xxxix Gambar 2.1 Rachet Effect Hal ini dapat dilihat pada gambar.2.1 ketika pendapatan naik dari Y0 ke Y1 maka konsumsi langsung naik dari titik B ke titik D. Namun ketika pendapatan turun dari Y1 ke Y0, konsumsi masyarakat tidak langsung turun kembali ke titik B. Konsumsi masih berada pada garis FD. Begitu juga ketika pendapatan turun dari Y0 ke Y2, konsumsi tidak serta – merta turun ke titik E melainkan masih berada pada titik AB. Hal ini menggambarkan konsumsi masyarakat walaupun pendapatan telah turun, namun konsumsi belum ikut turun. Perilaku masyarakat masih terbiasa dengan pola hidup sebelumnya yang lebih banyak mengkonsumsi ketika pendapatan tinggi.

2.2.3 Teori Siklus Hidup

Teori ini berasal dari Albert Ando, Franco Modigliani, dan Richard Brumberg yang dikenal dengan teori siklus kehidupan tentang konsumsi Life cycle theory of consumption. Teori ini menekankan pada perilaku maksimalisasi utilitas individu dan pertimbangan kekayaan didalam keputusan untuk mengkonsumsi. Universitas Sumatera Utara xl Menurut pencetus teori, tingkat konsumsi rumah tangga tidak hanya bergantung pada pendapatan sekarang current income tetapi pendapatan yang diharapkan diterima dalam jangka panjang menjadi pertimbangan konsumsi. Individu diasumsikan merencanakan suatu pola pengeluaran konsumsi semasa hidup lifetime yang didasarkan pada expected earnings selama hidup mereka. Menurut teori ini, faktor sosial ekonomi seseorang sangat mempengaruhi pola konsumsi. Teori ini membagi pola konsumsi seseorang menjadi tiga bagian yaitu : 1. Seseorang yang belum menghasilkan pendapatan namun ia tetap memiliki konsumsi, maka ia akan mengalami tabungan negatif dissaving 2. Seseorang bekerja dan dapat menghasilkan pendapata. Pada saat ini, orang tersebut memiliki tabungan saving. 3. Saat dimana seseorang pada usia tua dan tidak mampu lagi untuk menghasilkan pendapatan. Pada saat ini orang tersebut kembali mengalami dissaving. Gambar 2.2 Teori Siklus Hidup Seseorang yang masih belum bekerja atau dapat dikatakan masih anak – anak bereda pada daerah arsiran pertama. Pada arsiran pertama ini Universitas Sumatera Utara xli seseorang belum bekerja dan mempunyai pendapatan, namun memiliki konsumsi. Ketika beranjak dewasa t o – t 1 , ia memiliki pendapatan tetapi belum bisa menabung karena lebih tinggi konsumsinya. Beberapa waktu kemudian pada bagian t 1 – t 2 ia dapat menabung karena lebih besar pendapannya daripada konsumsi, pada bagian ketiga ia tidak memiliki pendapatan lagi karena ia sudah tidak bekerja dan memasuki masa tua dan dissaving kembali terjadi.

2.2.4 Teori Pendapatan Permanen

Teori konsumsi yang dikembangan oleh Milton Friedman mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi sekarang current consumption bergantung pada pendapatan sekarang current income dan pendapatan yang diperkirakan di masa yang akan datang anticipated future income. Friedmen merumuskan konsumsi rumah tangga sebagai berikut : p p Y . k C = Dimana C p adalah konsumsi permanent, k adalah factor proporsionalitas k0 dan Y p adalah pendapatan permanen, yang merupakan pendapatan rata – rata yang diharapkan diterima seseorang selama masa hidup seseorang. Proporsi dari Y p yang dikonsumsi menurut friedman tergantung pada faktor – faktor berikut :  Tingkat suku bunga interest rate  Rasio antara asset fisik human wealth dan pendapatan tenga kerja nonhuman wealth Universitas Sumatera Utara xlii  Preferensi rumah tangga untuk konsumsi langsung dihubungkan dengan keinginan untuk menambah stok kekayaan atau aset. Dalam teorinya Friedmen membagi pendapatan menjadi dua yaitu pendapatan permanen dan pendapatan transitory. Pendapatan transitori adalah pendapatan tiba – tiba atau tidak diharapkan. Seperti jika seseorang mendapatkan sejumlah uang ketika ia bermain judi atau ketika seseorang mendapatkan bonus atas hasil kerjanya. Pendapatan transitori lebih besar pada masyarakat berpendapatan besar sebab mereka lebih berpeluang mendapatkan pendapatan tiba – tiba akibat pola kehidupan mereka serta status mereka di dalam masyarakat disbanding masyarakat yang berpendapatan kecil. Gambar 2.3 Teori Pendapatan Permanen Dari gambar diatas dapat dilihat pendapatan orang kaya Y1 meningkat dari Yp1 ke Y1. Peningkatan ini besar dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan transitori tiba – tiba yang ada pada orang kaya. Sedangkan pada orang miskin walaupun pendapatannya naik, tetapi tidak banyak bahkan hanya pendapatan permanent yang naik bukan pendapatan transitory yang tentu saja tidak banyak jumlahnya. Jika diasumsikan jumlah konsumsi permanent maupun transitory tetap Universitas Sumatera Utara xliii CP,CT maka dapat diambil kesimpulan APC orang kaya lebih rendah daripada APC orang miskin, Hal ini dapat dilihat sebagai berikut : Pendapatan Y orang miskin = 2 4 Konsumsi C orang miskin = 4 4 Pada jika dihitung APC orang miskin : CY = 44 = 1 Pendapatan Y orang kaya = 4 12 Konsumsi C orang kaya = 8 8 Pada jika dihitung APC orang kaya : CY = 812 = 23 Dari contoh ini dapat dilihat APC kaya APC miskin 23 1. 2.3 Permintaan Dalam Ilmu Ekonomi 2.3.1 Pengertian Permintaan

Dokumen yang terkait

Analisis faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia Periode 2003-2009

2 9 189

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERMINTAAN UANG DI INDONESIA PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL (ECM) (TAHUN PENGAMATAN 2001:1 - 2013:IV)

0 2 163

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA (1:2008 – 12:2015) MELALUI PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL (ECM)

2 7 133

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA DI INDONESIA TAHUN 1985-2014 (Pendekatan Error Corection Model (ECM))

4 14 181

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2011 (Pendekatan Error Correction Model).

0 7 7

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2011 (Pendekatan Error Correction Model).

0 3 15

PENDAHULUAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2011 (Pendekatan Error Correction Model).

0 4 8

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1983 – 2007 Dengan Pendekatan Error Correction Model.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGELUARAN PEMERINTAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PERMINTAAN UANG QUASI DI INDONESIA TAHUN 1997.1 - 2004.4 (Pendekatan Error Correction Model atau ECM).

0 1 13

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PERMINTAAN UANG QUASI DI INDONESIA TAHUN 1997.1 - 2004.4 (Pendekatan Error Correction Model atau ECM).

0 1 8