Error Correction Model ECM

lxxx

3.4.4. Error Correction Model ECM

Teknik untuk mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek menuju pada keseimbangan jangka panjang disebut dengan Error Correction Mecanishm ECM. Metode ini pertama sekali dikenalkan oleh Sargan dan dikembangkan oleh Engel dan Granger pada tahun 1987. Metode ini adalah suatu regresi tunggal yang menghubungkan diferensi pertama pada variabel bebas D yt dan tingkatan variabel yang dimundurkan lagged level variabels = X t-1 untuk semua variabel dalam model error correction term lagged period EC t-1 menggabunkan pergerakan model dalam jangka pendek short run dan jangka panjang long run. Bentuk umum dari metode ECM adalah sebagai berikut Insukindro, 1993:134: DY t = r + r 1 DX 1t + r 2 DX 2t + r 3 X 1t - 1 + r 4 X 2t - 1 + r 5 X 1t - 1 + X 2t - 1 - Y t - 1 + e t Untuk mengetahui spesifikasi model dengan ECM merupakan model yang valid ,dapat terlihat pada hasil uji statistik terhadap koefisien ECT. ECT error correction term merupakan variabel yang menunjukkan keseimbangan variabel dependen. Apabila nilai ECT signifikan, maka spesifikasi model yang digunakan telah sahih dan dapat menjelaskan variasi variabel dependennya. Sedangkan koefisien ECT merupakan penyesuaian bila terjadi fluktuasi variabel yang diamati menyimpang dari hubungan jangka panjang. Sebagai salah satu model dinamik, ECM dapat dipakai untuk menjelaskan mengenai perekonomian yang sedang tidak seimbang. Hal ini karena adanya ketidakseimbangan dalam perekonomian akan menyebabkan munculnya biaya ketidakseimbangan dan penyesuaian. Kedua macam biaya ini juga dapat digunakan untuk membedakan apakah seseorang peneliti sedang melakukan Universitas Sumatera Utara lxxxi analisis dinamik atau statik komparatif, dimana dalam analisis statik komparatif peneliti hanya memperhatikan biaya ketidakseimbangan saja Maskie, 2007 Kemampuan yang dimiliki ECM dalam penaksiran yaitu meliputi lebih banyak variabel untuk menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek dan jangka panjang, mengkaji kekonsistenan model empirik dengan teori ekonometrika, serta mencari persoalan terhadap variabel runtun waktu yang tidak stationer dan regresi lancung spurious regression dalam analisis ekonometrika Insukindro dalam Maskie. Lebih jelasnya, model ECM dapat digunakan untuk menghindari regresi lancung dengan memasukkan lebih banyak variabel kelambanan lag baik variabel independent maupun variabel dependennya Astuti, 15:2005. ECM dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa pelaku ekonomi menghadapi ketidakseimbangan dalam konteks bahwa fenomena yang diinginkan oleh pelaku ekonomi belum tentu sama dengan kenyataan dan memerlukan adanya penyesuaian sebagai akibat adanya perbedaan fenomena aktual yang dihadapi antar waktu. Seperti halnya model empirik yang lain ECM juga memiliki beberapa permasalahan seperti perumusan fungsi biaya ketidakseimbangan dan penyesuaian. Dengan berpedoman pada teknik penurunan ECM Maskie, dibawah ini akan diturunkan rumus umum model ECM sebagai berikut: Pertama, kita asumsikan bahwa Y yang ingin dicapai Y dipengaruhi oleh variabel X 1, X 2, dan X 3 yang dinyatakan dalam hubungan jangka panjang atau keseimbangan long run or equilibrium relationship berikut ini : Y t =a +a 1 X 1t + a 2 X 2t + a 3 X 3t ......................................................................................................................... 5 De=Y-a + a 1 X 1t + a 2 X 2t + a 3 X 3t.............................................................................................................. 6 Universitas Sumatera Utara lxxxii De merupakan nilai perbedaan yang dikenal sebagai kesalahan ketidakseimbangan dis-equilibrium error. Jika Y berada dititik keseimbangan terhadap X 1, X 2, dan X 3 maka persamaan 5 terpenuhi. Namun, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam system ekonomi pada umumnya jarang sekali terjadi keseimbangan seperti yang kita inginkan, maka bila Y memiliki nilai yang berbeda dengan nilai keseimbangannya tersebut, akan menimbulkan perbedaan nilai pada sisi kiri dan kanan persamaan 5 tersebut. Untuk mencari selisih tersebut, kita menggunakan persamaan 6. Berdasarkan pendekatan Domowitz dan Elbadawi 1978 dalam Maskhie, diperoleh fungsi biaya kuadrat periode tunggal sebagai berikut : Y t = b 1 [Y t - Y t ] 2 + b 2 {[Y t - Y t-1 ] - f 1 [Z t - Z t-1 ]} 2 Komponen pertama merupakan cerminan dari biaya ketidakseimbangan dan komponen kedua merupakan biaya penyesuaian. Sedangkan, Z t merupakan vector variable yang mempengaruhi Y yaitu X 1, X 2, dan X 3. Selanjutnya para pelaku ekonomi akan melakukan minimalisasi persamaan biaya kuadrat tersebut dengan hasil: } ] Z - [Z f - 1] - Y - {[Y 2b ] Y - [Y b 2 δY δC 1 - t t 1 t t 2 t t 1 t + = = ]} - Z - [Z f - ] - Y - {[Y 2b ] Y - [Y b 2 1 t t 1 1 t t 2 t t 1 + = …………………………….7 Melalui persamaan diatas selanjutnya kita akan malakukan substitusi persamaan 5 dan 7 dengan memasukkan semua variable berikut : X [X f - ] - Y - {[Y b ] X a X a X a a0 - [Y b 1 - 1t 1t t 1 t t 2 3t 3 2t 2 1t 1 t 1 − + + + + = ]} X X X X 1 - 3t 3t 1 - 2t 2t − − + + Universitas Sumatera Utara lxxxiii b 1 + b 2 Y t = a b 1 + a 1 b 1 X 1t + a 2 b 1 X 2t + a 3 b 1 X 3t + b 2 1 t - Y + b 2 f 1 X 1t - b 2 f 1 X 1t - 1 + b 2 f 2 X 2t - b 2 f 2 X 2t-1 + b 2 f 3 X 3t - b 2 f 3 X 3t - 1 Y t = g + g 1 X 1t + g 2 X 2t + g 3 X 3t + g 4 X 1t - 1 + g 5 X 2t - 1 + g 6 X 3t - 1 + g 7 Y t -1 …………8 Dimana : b = b 1 b 1 +b 2 ; g = a b; g 1 = a 1 b +1-bf 1 ; g 2 = a 2 b +1-bf 2 g 3 = a 3 b+ 1 -bf 3 ; g 4 = b-1 f 1 ; g 5 = b-1f 2 ; g 6 = b-1f 3 ; g 7 = 1-b Persamaan 8 di atas mencerminkan hubungan janka pendek atau ketidakseimbangan yang meliputi nilai aras dan kelambanan variable Y, X 1 , X 2 , dan X 3 . jika aras variable tidak stationer maka persamaan 8 dengan menggunakan OLS atau regresi klasi dapat menyebabkan munculnya regresi lancing spurious regression. Maka untuk itu, persamaan 8 diparameterisasi ulang reparameterize dengan membuat persamaan dimana peubah Y dipengaruhi oleh perubahan X1, X2, dan X3 serta kesalahan dan ketidakseimbangan atau komponen koreksi kesalahan error correction model periode sebelumnya yang diturunkan dari persamaan 8. persamaan yang dihasilkan adalah : DY t = α 1 DX 1t + α 2 DX 2t + α 3 DX 3t + α 4 β 4 Y t – β – β 1 X 1t – β 2 X 2t – β 3 X 3t t-1 … 9 Dimana; α 1 = g 1 ; α 2 = g 2 ; α 3 = g 3 ; g 4 = g 7-1 ; β = g 1-g 7 ; β 1 = g 1 +g 4 1-g 7 Β 2 = g 2 +g 5 1-g 7 ; β 3 =g 3 +g 6 1-g 7 ; β 4 =g 4 +g 7 1- g 7 ; DX t = X t – X t-1 Persamaan 9 hanya meliputi kelambanan 1 periode sehingga ECM ini dikenal dengan sebagai first order ECM. Dimana parameter α merupakan pengaruh jangka pendek variabel X 1 , X 2 dan X 3 terhadap Y, sedangkan parameter β menjelaskan pengaruh jangka panjang variabel X 1 , X 2 dan X 3 terhadap Y. Untuk lebih melengkapi persamaan ECM di atas maka persamaan 9 sering di parameterisasi sebagai berikut : DY t = γ + γ 1 DX 1t + γ 2 DX 2t + γ 3 DX 3t + γ 4 X 1t-1 + γ 5 X 2t-1 + γ 6 X 3t-1 + + γ7ECT + e t Universitas Sumatera Utara lxxxiv Dimana : ECT = X 1t-1 + X 2t-1 + X 3t-1 – Y t-1 γ0 = - α 4 β ; γ 1 = α 1 ; γ 2 = α 2 ; γ 3 = α 3 ; γ 4 = α 4 1- β 1 ; γ 5 = α 4 1- β 2 ; γ 6 = α 4 1- β 3 ; γ 7 =- α 4 Melalui penurunan rumus ECM di atas maka dapat dibentuk rumus ECM untuk permintaan kredit konsumsi di Indonesia : DKK t = β + β 1 DR + β 2 DPDB t-1 + β 3 DU + β 4 R t-1 + β 5 PDB t-1 t-1 + β 6 U t-1 + β 7 ECT + e t Lalu model linear di atas di transformasikan kedalam bentuk model double-log : LogDKK t = β + β 1 LogDSK + β 2 LogDPDB t-1 + β 3 LogDU + β 4 LogR t-1 + β 5 LogPDB t-1 t-1 + β 6 LogU t-1 + β 7 ECT + e t Keterangan : KK = Total Kredit Konsumsi trilliun rupiah α = Konstanta β 1, β 2,... β 7 = Koefisien regresi SK = Suku bunga kredit konsumsi persentase PDB t-1 = Produk Domestik Bruto tahun sebelumnya trilliun rupiah U = Pengangguran jutaan penduduk D X = X t - X t-1 ECT = Error Correction Term LogR t-1 + LogPDB t-1 t-1 + LogU t-1 – LogKK t-1 e t = error term pada periode t Universitas Sumatera Utara lxxxv 3.5 Test Goodness of Fit Uji Kesesuaian 3.5.1 Koefisien Determinasi

Dokumen yang terkait

Analisis faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia Periode 2003-2009

2 9 189

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERMINTAAN UANG DI INDONESIA PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL (ECM) (TAHUN PENGAMATAN 2001:1 - 2013:IV)

0 2 163

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA (1:2008 – 12:2015) MELALUI PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL (ECM)

2 7 133

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA DI INDONESIA TAHUN 1985-2014 (Pendekatan Error Corection Model (ECM))

4 14 181

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2011 (Pendekatan Error Correction Model).

0 7 7

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2011 (Pendekatan Error Correction Model).

0 3 15

PENDAHULUAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2011 (Pendekatan Error Correction Model).

0 4 8

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1983 – 2007 Dengan Pendekatan Error Correction Model.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGELUARAN PEMERINTAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PERMINTAAN UANG QUASI DI INDONESIA TAHUN 1997.1 - 2004.4 (Pendekatan Error Correction Model atau ECM).

0 1 13

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PERMINTAAN UANG QUASI DI INDONESIA TAHUN 1997.1 - 2004.4 (Pendekatan Error Correction Model atau ECM).

0 1 8