iv besar dari nilai kritisnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tingkat
suku bunga log kredit konsumsi telah stasioner . Lalu terlihat berdasarkan hasil ADF statistik yang diperoleh untuk variabel
log PDB satu tahun sebelumnya dan Log jumlah Pengangguran masing-masing sebesar -19.56346 dan -3.879519, sedangkan nilai kritis untuk tingkat signifikansi
1 masing-masing sebesar -3.699871 dan -3.711457. Hasil ini menunjukkan nilai ADF yang lebih besar dari nilai kritisnya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data log PDB satu tahun sebelumnya dan Log jumlah Pengangguran telah stasioner.
Sedangkan hasil ADF statistik yang diperoleh untuk variabel Log suku bunga kredit konsumsi sebesar
-3.159354, sedangkan nilai kritis untuk tingkat signifikansi 5 sebesar -2.971853. Hasil ini menunjukkan nilai ADF yang lebih
besar dari nilai kritisnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data Log suku bunga kredit konsumsi telah stasioner.
4.7.2 Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi bertujuan untuk mengetahui hubungan keseimbangan dalam jangka panjang antara Log Suku bunga kredit konsumsi, Log PDB satu tahun
sebelumnya dan Log suku bunga Kredit Konsumsi dengan Log Kredit Konsumsi di Indonesia. Uji ini dapat dilakukan dengan Uji Engle-Granger atau Uji
Augmented Engle-Granger. Berikut ini hasil Uji Kointegrasi dengan Uji Augmented Engle - Granger :
Universitas Sumatera Utara
v
Tabel 8 Hasil Estimasi Uji Kointegrasi
Uji Akar Unit Derajat Integrasi
Variabel ADF
Critical Value Stasioner
RESID
-
4.130664
-
3.711457 I0
Keterangan: = signifikan pada
α = 1
Berdasarkan hasil ADF statistik yang diperoleh untuk residual sebesar
-
4.130664, sedangkan nilai kritis pada tingkat signifikansi 1 sebesar -3.711457. Hasil ini menunjukkan nilai ADF yang lebih kecil dari nilai kritisnya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa residual telah stasioner, dengan kata lain bahwa adanya kointegrasi keseimbangan dalam jangka panjang antara Log Suku
bunga kredit konsumsi, Log PDB satu tahun sebelumna dan Log Jumlah Pengangguran dengan Log Jumlah Kredit Konsumsi di Indonesia.
4.7.3 Analisis Model ECM
Secara lengkap dirumuskan sebagai berikut :
Tabel 9 Hasil Estimasi Model ECM
DLogKK = -3.227612 - 0.551853 DLogSK + 0.587138 DLogPDB1 - 0.033323 DLogU t-statistik -2.923480 3.308330 -0.060715
- 0.172856 LogSK-1 - 0.286444 LogPDB1-1 + 0.392733 LogU-1 - 0.199776 ECT -2.327923 -2.386583 1.191314 -3.101346
R
2
= 0.768415
F-statistik = 8.532182
Adj.R
2
= 0.678354
Universitas Sumatera Utara
vi Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi linear ECM di atas,
maka dapat diketahui nilai variabel ECT Error Correction Term yaitu variabel yang menunjukkan biaya keseimbangan tingkat suku bunga pinjaman. Hal ini
dapat menjadikan indikator bahwa spesifikasi model baik atau tidak melalui tingkat signifikansi koefisien koreksi kesalahan Insukindro, 1991 : 84. Jika
variabel ECT signifikan, maka spesifikasi model sudah sahih valid dan dapat menjelaskan variasi variabel tak bebas.
Koefisien ECT Error Correction Term menunjukkan angka 0.199776 berarti bahwa proporsi biaya keseimbangan dan perkembangan Jumlah
permintaan Kredit Konsumsi pada periode sebelumnya yang disesuaikan pada periode sekarang adalah sebesar 0.199776. Koefisien ECT Error Correction
Term menunjukkan tanda negatif yang memberikan penjelasan bahwa variabel suku bunga kredit konsumsi, produk domestik bruto satu tahun sebelumnya, dan
jumlah pengangguran berada diatas nilai keseimbangannya. Maka variabel suku bunga kredit konsumsi, produk domestik bruto satu tahun sebelumnya, dan jumlah
pengangguran akan menurun pada periode berikutnya untuk mengoreksi kesalahan keseimbangan. Tingkat signifikansi ECT menunjukkan angka -
3.101346 berarti signifikan pada α = 1. Hal ini berarti bahwa spesifikasi model
yang dipakai adalah tepat dan mampu menjelaskan variasi dinamis.
Persamaan Jangka Pendek
Variabel jangka pendek dari model persamaan ECM tersebut dapat ditunjukkan oleh DLogSK, DLogPDB1, dan DLogU. Adapun persamaan
jangka pendek dapat dituliskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
vii DLogKK= -3.227612 - 0.551853 DLogSK + 0.587138 DLogPDB1 -
0.033323 DLogU. Berdasarkan model estimasi tersebut, dapat dijelaskan pengaruh variabel independent Log Suku bunga Kredit konsumsi,log PDB satu
tahun sebelumnya, dan log jumlah pengangguran terhadap variabel dependent Log Jumlah kredit konsumsi dalam jangka pendek. Dari model estimasi diatas
dapat dilihat bahwa: 1.
Variabel Suku bunga kredit konsumsi mempunyai pengaruh negatif terhadap Jumlah Kredit Konsumsi, koefisien menunjukkan 0.551853
artinya apabila suku bunga kredit konsumsi meningkat sebesar satu persen maka tingkat suku bunga pinjaman akan meningkat sebesar 0.551853
persen dalam jangka pendek, ceteris paribus. 2.
Variabel PDB satu tahun sebelumnya mempunyai pengaruh positif terhadap Jumlah kredit konsumsi, koefisien menunjukkan 0.587138
artinya apabila produk domestik bruto satu tahun sebelumnya meningkat sebesar satu persen maka Jumlah kredit konsumsi akan turun sebesar
0.587138 persen dalam jangka pendek, ceteris paribus.
3. Variabel Jumlah pengangguran mempunyai pengaruh negatif terhadap
jumlah kredit konsumsi, koefisien menunjukkan 0.033323 artinya apabila jumlah pengangguran meningkat sebesar satu persen maka jumlah kredit
konsumsi akan turun sebesar 0.033323 persen dalam jangka pendek, ceteris paribus.
Universitas Sumatera Utara
viii
Persamaan Jangka Panjang
Variabel jangka pendek dari model persamaan tersebut ditunjukkan oleh DLogSK, DLogPDB1, dan DLogU sedangkan variabel jangka panjang dari
model persamaan tersebut ditunjukkan oleh SBI -1, Tabungan -1, dan SIBOR -1. Koefisien regresi jangka pendek dari regresi ECM Permintaan kredit
konsumsi ditunjukkan oleh besamya koefisien pada variabel-variabel jangka pendek di atas sedangkan koefisien regresi jangka panjang dengan simulasi dari
regresi ECM Permintaan kredit konsumsi diperoleh dari : Konstanta :
β0 β7 = -3,227612 -0,199776 = 16,156155 LogSK
: β4 + β7 β7 = -0,172856 + -0,199776 -0,199776 = 1,865249
LogPDB1 : β5 + β7 β7 = -0,286444 + -0,199776 -0,199776 = 7,177168
LogU :
β6 + β7 β7 = 0,392733 + -0,199776 -0,199776 = -0,965867
Adapun persamaan jangka panjang dapat dituliskan sebagai berikut :
Jumlah Kredit Konsumsi = 16,156155 + 1,865249 LogSK + 7,177168 LogPDB1 - 0,965867 LogU
Berdasarkan model estimasi tersebut, dapat dijelaskan pengaruh variabel independent Log Suku bunga Kredit konsumsi,log PDB satu tahun sebelumnya,
dan log jumlah pengangguran terhadap variabel dependent Jumlah Kredit Konsumsi dalam jangka panjang. Dari model estimasi diatas dapat dilihat
bahwa: 1.
Variabel Suku bunga kredit konsumsi mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat suku bunga pinjaman, koefisien menunjukkan 1,865249
artinya apabila suku bunga meningkat sebesar satu persen maka jumlah
Universitas Sumatera Utara
ix kredit konsumsi akan meningkat sebesar 1,865249 persen dalam jangka
panjang, ceteris paribus. 2.
Variabel Produk Domestik Bruto Satu tahun sebelumnya mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat suku bunga pinjaman, koefisien
menunjukkan 7,177168 artinya apabila Produk Domestik Bruto Satu tahun sebelumnya meningkat sebesar satu persen maka jumlah kredit konsumsi
akan meningkat sebesar 7,177168 persen dalam jangka panjang, ceteris
paribus. 3.
Variabel Jumlah pengangguran mempunyai pengaruh negatif terhadap jumlah kredit konsumsi, koefisien menunjukkan 0,965867 artinya apabila
jumlah pengangguran meningkat sebesar satu persen maka jumlah kredit konsumsi akan meningkat sebesar 0,965867 persen dalam jangka panjang,
ceteris paribus.
4.7.4 Test Of Goodness Of Fit Uji Kesesuaian 4.7.4.1 Analisis Koefisien Determinasi R- Square