Jenis – Jenis Pengangguran Pengangguran

lxv

2.6.2 Jenis – Jenis Pengangguran

Jenis pengangguran ditinjau dari teori ekonomi mikro dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu pengangguran sukarela involuntary unemployment dan pengangguran terpaksa involuntary unemployment. Pengangguran sukarela adalah pengangguran yang bersifat sementara, karena mereka tidak mau bekerja pada tingkat upah yang berlaku dan berusaha mencari pekerjaan yang lebih baik atau lebih cocok. Pengangguran terpaksa adalah pengangguran yang terpaksa diterima oleh pencari kerja, walaupun pada tingkat upah yang berlaku sesungguhnya masih bersedia atau ingin bekerja. Gambar berikut memperlihatkan terbentuknya pengangguran sukarela dan pengangguran terpaksa : Gambar 2.7 Pembentukan Pengangguran Sukarela dan Terpaksa Keterangan :  Gambar kiri menunjukkan jumlah keseluruhan angkatan kerja adalah OL. Pada tingkat upah setinggi OW jumlah tenaga kerja yang diminta atau yang dibutuhkan dunia kerja persis sama dengan tenaga kerja yang bersedia menawarkan diri untuk bekerja yaitu sejumlah O – LE. Artinya pada tingkat Universitas Sumatera Utara lxvi upah OW terjadi keseimbangan di pasar tenaga kerja dan tenaga kerja yang bersedia bekerja semuanya terserap oleh lapangan kerja. Bila masih ada yang menganggur sebanyak LE – L mereka disebut pengangguran sukarela karena tidak cocok dengan tingkat upah OW.  Gambar kanan ini menunjukkan jumlah keseluruhan angkatan kerja tetap sebesar OL. Tetapi upah yang berlaku naik ditetapkan setinggi OW. Hal ini dari sisi penawaran dapat menimbulkan jumlah orang yang bersedia bekerja menjadi bertambah, dari OLE menjadi OLH. Sedangkan jumlah permintaan dunia kerja terhadap tenaga kerja menjadi berkurang, dari OLE menjadi OLG. Kondisi tingkat upah sebesar OW’ menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tidak seimbang, terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja sebesar LG – LH. Kelebihan tenaga kerja yang tidak terserap oleh lapangan kerja sebesar LG – LH disebut pengangguran terpaksa. Sedangkan jumlah pengangguran sukarela semakin kecil yaitu sebesar LH – L. Jenis pengangguaran ditinjau dari interpretasi ekonomi, antara lain dapat berupa hal – hal berikut : 1. Pengangguran friksional frictional unemployment, yaitu pengangguran yang disebabkan adanya keinginan pekerja untuk mencari pekerjaan yang lebih baik atau lebih sesuai. Pengangguran ini disebut juga pengangguran normal dan tidak dianggap sebagai masalah yang serius. 2. Pengangguran struktural structural unemployment, yaitu pengangguran yang disebabkan adanya perubahan atau perkembangan teknologi dalam kegiatan ekonomi. Sehingga terdapat ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki dengan yang dibutuhkan lapangan kerja. Universitas Sumatera Utara lxvii 3. Pengangguran siklikal cyclical unemployment, yaitu pengangguran yang disebabkan adanya fluktuasi atau siklus dalam perkembangan bisnis atau dikarenakan oleh kemerosotan perekonomian suatu negara. Kemerosotan ekonomi bisa berasal dari dalam negeri dan bisa pula dari luar negeri, seperti konsumsi, investasi, dan ekspor. Semuanya mendorong aggregate demand lebih rendah daripada aggregate supply dan ini menimbulkan resesi. 4. Pengangguran musiman seasonal unemployment, yaitu pengangguran yang dipengaruhi oleh perubahan musim, biasanya bersifat sementara dan terjadi dalam jangka pendek secara berulang – ulang. Contohnya di sektor pertanian, di luar musim tanam atau musim panen akan terjadi pengangguran.

2.6.3 Dampak Pengangguran

Dokumen yang terkait

Analisis faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia Periode 2003-2009

2 9 189

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERMINTAAN UANG DI INDONESIA PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL (ECM) (TAHUN PENGAMATAN 2001:1 - 2013:IV)

0 2 163

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA (1:2008 – 12:2015) MELALUI PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL (ECM)

2 7 133

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA DI INDONESIA TAHUN 1985-2014 (Pendekatan Error Corection Model (ECM))

4 14 181

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2011 (Pendekatan Error Correction Model).

0 7 7

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2011 (Pendekatan Error Correction Model).

0 3 15

PENDAHULUAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2011 (Pendekatan Error Correction Model).

0 4 8

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1983 – 2007 Dengan Pendekatan Error Correction Model.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGELUARAN PEMERINTAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PERMINTAAN UANG QUASI DI INDONESIA TAHUN 1997.1 - 2004.4 (Pendekatan Error Correction Model atau ECM).

0 1 13

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PERMINTAAN UANG QUASI DI INDONESIA TAHUN 1997.1 - 2004.4 (Pendekatan Error Correction Model atau ECM).

0 1 8