xxxvi Secara umum konsumsi dipengaruhi oleh :
1. Tingkat Pendapatan dan Kekayaan
2. Tingkat Suku Bunga dan Spekulasi
3. Sikap Berhemat
4. Budaya, Gaya Hidup Pamer, Gengsi dan Ikut Arus dan Demonstration
Effect 5.
Keadaan Perekonomian
2.2.1 Teori Pendapatan Absolut
Teori ini berasal dari Keynes yang pada intinya menjelaskan bahwa konsumsi seseorang atau masyarakat secara absolut ditentukan oleh tingkat
pendapatan, kalaupun ada faktor lain yang juga menentukan, maka menurut keynes kesemuanya itu tidak berarti apa – apa dan sangat tidak menentukan.
Teori konsumsi keynes didasarkan pada tiga dasar pemikiran yaitu : 1.
Menurut Keynes, konsumsi akan meningkat apabila pendapatan meningkat, akan meningkat akan tetapi besarnya peninkatan konsumsi
tidak akan sebesar peningkatan pendapatan, oleh karenanya adanya batasan dari Keynes sendiri yaitu bahwa kecenderungan mengkonsumsi
marginal, MPC =
∆Υ ∆C
marginal propensity to consume adalah antara nol dan satu, dan besarnya konsumsi selalu di atas lima puluh persen dar
besarnya perubahan pendapatan. Artinya perubahan konsumsi diatas lima puluh persen akan tetapi tetap tidak sampai seratus persen 0,5 MPC
1.
Universitas Sumatera Utara
xxxvii 2.
Rata – rata kecenderungan mengkonsumsi = APC =
Υ C
average propensity to consume akan turun apabila pendapatan naik, alasannya
karena peningkatan pendapatan selalu lebih besar dari peningkatan konsumsi, sehingga setiap tabungan naik, pendapatan akan memperbesar
tabungan. Dengan demikan muncul pemikiran bahwa setiap terjadi peningkatan pendapatan maka pastilah rata – rata kecenderungan
menabung akan semakin tinggi. 3.
Bahwa pendapatan adalah faktor penentu utama dari konsumsi. Faktor lainnya dianggap tidak berarti.
Namun teori Keynes dikritik oleh ekonom lain bernama, Simon Kuznets, yang melakukan penelitian dengan menggunakan data time series Amerika
Serikat periode 1869 – 1938. Kuznets mendapatkan hasil bahwa kecenderungan mengkonsumsi rata –rata APC ternyata tidak turun dan kecenderungan
menabung rata – rata APS juga tidak naik ketika pendapatan naik. Dalam penelitian Kuznets APC stabil dan konstan begitu juga dengan MPC, sehingga
Kuznet mengambil kesimpulan APC sama dengan MPC.
2.2.2 Teori Pendapatan Relatif
Teori ini dikemukakan oleh James S. Dusenbery dalam bukunya berjudul Income, Saving, and The Theory of Consumer Behavior yang dikenal dengan teori
pendapatan relatif. Teori ini mengatakan bahwa pengeluaran konsumsi dari individu atau rumah tangga tidak bergantung pada pendapatan sekarang current
income dari individu, tetapi pada tingkat pendapatan tertinggi yang pernah dicapai previous highest income level seseorang sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
xxxviii Duesenbery menjelaskan bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat
bersifat relatif di dalam pembagian pendapatan di dalam lingkungan masyarakat itu sendiri. Dimana di dalam masyarakat terdapat karakteristik saling
ketergantungan interdependent dan tidak dapat berubah irreversibility sepanjang waktu. Saling ketergantungan artinya bahwa rumah tangga yang
berpendapatan rendah yang tinggal di suatu lingkungan yang rata – rata penduduknya berpendapatan tinggi maka rata mengkonsumsi rumah tangga
berpendapatan rendah tersebut lebih tinggi daripada rumah tangga berpendapatan tinggi atau kecenderungan mengkonsumsi masyarakat berpendapatan rendah sama
dengan kecenderungan mengkonsumsi masyarakat berpendapatan tinggi disekitarnya. Masyarakat berpendapatan rendah ikut terpengaruh pola konsumsi
lingkungan sekitarnya. Menurut duesenbery, fenomena ini dinamakan demonstrative effect.
Adanya sifat tidak dapat berubah irreversibility dari perilaku konsumsi menyebabkan timbulnya pola ratchet effect dalam masyarakat. Pola ini
menunjukkan bahwa masyarakat sangat mudah menaikkan konsumsinya jika terjadi kenaikan pendapatan dan sebaliknya ketika pendapatan turun masyarakat
sulit untuk menurunkan pola konsumsi sebelumnya. Dengan kata lain, masyarakat berusaha mempertahankan standar hidup atau pola konsumsinya meskipun
pendapatan turun, bahkan dengan jalan mengurangi tabungan.
Universitas Sumatera Utara
xxxix
Gambar 2.1 Rachet Effect
Hal ini dapat dilihat pada gambar.2.1 ketika pendapatan naik dari Y0 ke Y1 maka konsumsi langsung naik dari titik B ke titik D. Namun ketika
pendapatan turun dari Y1 ke Y0, konsumsi masyarakat tidak langsung turun kembali ke titik B. Konsumsi masih berada pada garis FD. Begitu juga ketika
pendapatan turun dari Y0 ke Y2, konsumsi tidak serta – merta turun ke titik E melainkan masih berada pada titik AB. Hal ini menggambarkan konsumsi
masyarakat walaupun pendapatan telah turun, namun konsumsi belum ikut turun. Perilaku masyarakat masih terbiasa dengan pola hidup sebelumnya yang lebih
banyak mengkonsumsi ketika pendapatan tinggi.
2.2.3 Teori Siklus Hidup