Metode Penghitungan PDB Produk Domestrik Bruto .1 Pengertian Produk Domestik Bruto

lx Umumnya PDB dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu PDB harga berlaku nominal dan PDB harga konstan riil. PDB harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga berlaku pada setiap tahun. Jadi, pada PDB harga berlaku sudah diikutsertakan perhitungan inflasi kedalamnya. Sedangkan PDB harga konstan menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga dasar pada tahun tertentu misalnya tahun 1983, 1993 dan tahun 2000. PDB harga konstan meningkat hanya jika jumlah barang dan jasa meningkat, sedangkan PDB atas harga berlaku bisa meningkat karena produksi naik atau harga turun. Setelah PDB harga berlaku dan PDB harga konstan diketahui, maka dapat dihitung deflator PDB. Deflator PDB juga disebut dengan deflator harga implisit untuk PDB, didefinisikan sebagai rasio PDB atas harga berlaku terhadap PDB atas harga konstan. konstan harga atas PDB berlaku harga atas PDB PDB DEFLATOR = Deflator PDB mencerminkan apa yang sedang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian.

2.5.2 Metode Penghitungan PDB

1. Metode Langsung a. Pendekatan Produksi Production Approach PDB merupakan nilai tambah bruto atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit produksi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan nilai tambah bruto adalah nilai Universitas Sumatera Utara lxi produksi bruto dari barang dan jasa tertentu dikurangi seluruh biaya antara yang digunakan dalam proses produksi. Y = P 1 Q 1 + P 2 Q 2 +………+ P n Q n Dimana : Y = PDB Produk Domestik Bruto P 1, P 2...., P n = Harga satuan produk pada satuan tiap sektor ekonomi Q 1, Q 2,..., Q n = Jumlah produk pada satuan masing - masing sektor ekonomi Yang dipakai hanya nilai tambah bruto saja agar dapat menghindari perhitungan ganda. b. Pendekatan Pendapatan Income Approach PDB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh factor – factor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Berdasarkan pengertian tersebut, maka nilai tambah bruto adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan laba ; semuanya belum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDB ini termasuk pola komponen penyusutan pajak tidak langsung itu. Y = Y w + Y r + Y i + Y p Dimana : Y = PDB Produk Domestik Bruto Y w = Pendapatan upah gaji Y r = Pendapatan Sewa Universitas Sumatera Utara lxii Y i = Pendapatan Bunga Y p = Pendapatan laba c. Pendekatan Pengeluaran Expenditure Approach PDB adalah jumalah seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestic bruto, perubahan inventori, dan ekspor bersih dalam suatu wilayah, biasanya satu tahun. Dengan metode ini, penghitungan nilai tambah bruto bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi. Y = C + I + G + X – M Dimana : Y = PDB Produk Domestik Bruto C = Pengeluaran rumah tangga konsumen untuk konsumsi I = Pengeluaran rumah tangga perusahaan untuk Investasi G = Pengeluaran rumah tangga pemerintah X-M = Ekspor neto atau pengeluaran rumah tangga luar negeri Yang dihitung hanya nilai transaksi barang jadi saja, untuk menghindari penghitungan ganda. 2. Metode tidak langsung alokasi Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah nasional ke dalam masing – masing kelompok kegiatan pada tingkat nasional. Sebagai alokator digunakan Universitas Sumatera Utara lxiii indicator yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut.

2.6 Pengangguran

Dokumen yang terkait

Analisis faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia Periode 2003-2009

2 9 189

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERMINTAAN UANG DI INDONESIA PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL (ECM) (TAHUN PENGAMATAN 2001:1 - 2013:IV)

0 2 163

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA (1:2008 – 12:2015) MELALUI PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL (ECM)

2 7 133

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA DI INDONESIA TAHUN 1985-2014 (Pendekatan Error Corection Model (ECM))

4 14 181

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2011 (Pendekatan Error Correction Model).

0 7 7

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2011 (Pendekatan Error Correction Model).

0 3 15

PENDAHULUAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2011 (Pendekatan Error Correction Model).

0 4 8

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1983 – 2007 Dengan Pendekatan Error Correction Model.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGELUARAN PEMERINTAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PERMINTAAN UANG QUASI DI INDONESIA TAHUN 1997.1 - 2004.4 (Pendekatan Error Correction Model atau ECM).

0 1 13

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PERMINTAAN UANG QUASI DI INDONESIA TAHUN 1997.1 - 2004.4 (Pendekatan Error Correction Model atau ECM).

0 1 8