lxxxviii
Standar Error besar artinya tingkat kesalahan dari spesifikasi model tersebut sangat besar sehingga model tidak layak digunakan
Uji T-statistik tidak signifikan baik pada
α = 1, α = 5, atau α = 10
R
2
tinggi, padahal banyak variabel yang T-statistiknya tidak signifikan
Terjadi perubahan tanda dari hipotesis Untuk menguji multikolinearitas dapat digunakan pengujian korelasi
matrix dari program eviews.
3.6.2 Autokorelasi Serial Korelasi
Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Autokorelasi terjadi bila
error term µ dari periode waktu yang berbeda observasi data cross section berkorelasi atau dapat juga dikatakan adanya hubungan atau korelasi antara
residual yang sekarang dengan masa lalu. Dikatakan bahwa error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila variabel
; ,
≠ j
i ε
ε untuk i
≠ j, dalam hal ini dikatakan memiliki masalah autokorelasi.
Langrange Multiplier
Pada penelitian ini, penulis menggunakan LM-test. LM test digunakan untuk persamaan yang menggunakan variabel lag. Autokorelasi
untuk model dinamis seperti ECM, uji D-W tidak bisa digunakan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, karena DW statistik secara asimtotik
akan bias mendekati nilai 2 Arief, 1993:15. Oleh karena alasan tersebut maka digunakan Langrange Multiplier Test yang merupakan regresi atas
semua variabel bebas dalam persamaan regresi ECM dan juga variabel lag
Universitas Sumatera Utara
lxxxix t dari nilai residual regresi ECM. Pengujian autokorelasi yang dilakukan
menggunakan persamaan berikut ini :
Resid1 =
α +
β
1
LogDSK + β
2
LogDPDB
t-1
+ β
3
LogDU + β
4
LogR
t-1
+ β
5
LogPDB
t-1 t-1
+ β
6
LogU
t-1
+ β
7
ECT + µ
t
Dimana µ merupakan residual yang diperoleh dari persamaan. Dari hasil regresi di atas akan diperoleh koefisien determinan R². Kemudian dimasukkan
ke dalam rumus berikut ini :
n-pR² = χp
Dimana χp merupakan nilai Chi square persamaan yang diuji, p adalah derajat
kebebasan, n adalah jumlah observasi, kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan hipotesa sebagai berikut :
H0 : ρ = 0,artinya tidak ada autokorelasi dalam persamaan yang digunakan
H0 : ρ ≠ 0, artinya terdapat masalah autokorelasi dalam persamaan
Selanjutnya nilai χp yang diperoleh dibandingkan dengan nilai χ tabel
pada tingkat α = 5, dengan ketentuan dimana apabila nilai
χp χ
tabel
0.05, maka terdapat masalah autokorelasi dan apabila
χp χ
tabel
0.05, maka persamaan yang digunakan terbebas dari masalah autokorelasi.
3.7 Definisi Operasional Variabel