15
kegiatan pembelajaran berbasis DDCT selalu berkaitan dengan kehidupan nyata sehingga memudahkan peserta didik mengerti dan
memahami manfaat dan isi pembelajaran. 4 DDCT menekankan pada nilai, sikap, kepribadian, mental emosional,
dan spiritual sehingga peserta didik belajar dengan menyenangkan dan bergairah
5 Melalui pembelajaran berbasis DDCT, baik guru ataupun peserta didik akan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman, karena
dengan dialog mendalam dan berfikir kritis mampu memasuki ranah intelektual, fisikal, sosial, mental dan emosional.
e. Kekurangan penggunaan Pendekatan DDCT
Menurut Martinis Yamin, Kekurangan dari penggunaan pendekatan Deep Dialogue Critical Thinking secara umum adalah pada tahap
persiapan awalnya karena pada tahap persiapan awal akan digunakannya pendekatan ini karena seorang guru harus mempersiapkan dengan
persiapan yang lebih matang sehingga siswa mampu menerapkan pendekatan
Deep Dialogue Critical Thinking
ini. selain itu
mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topik atau masalah yang didiskusikan, apatis bagi siswa yang tidak terbiasa
berbicara dalam forum selain itu juga akan menyita waktu lama dan juga kurang tepat jika digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa
baru diperkenalkan kepada bahan pembelajaran baru.
4
3. Pengertian Hasil a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Ahmad Sofyan, Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas
belajar. Perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Ada tiga aspek kompetensi yang harus
dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap: 1 penguasaan materi akademik kognitif,
2 hasil belajar yang bersifat normatif afektif, dan 3 aplikatif dan produktif psikomotorik.
5
4
Martinis. Yamin. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Perada, h.70
5
Ahmad. Sofyan. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, h. 13
16
Secara eksplisit ketiga domain ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiga ranah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penilaian Aspek Kognitif Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir termasuk
didalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan evaluasi. Menurut Benyamin S. Bloom,
taksonomi untuk domain kognitif adalah metode untuk membuat urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah yang lebih tinggi dari
kegiatan mental yang terdiri dari pengetahuan knowledge yaitu kemampuan untuk menghafal, mengingat atau mengulangi informasi
yang pernah diberikan. Kedua pemahaman comprehension ialah kemampun untuk menginterpretasi atau mengulang informasi dengan
menggunakan bahasa sendiri. Ketiga, aplikasi application yaitu kemampun menggunakan informasi, teori dan aturan pada situasi
baru. Keempat, analisis analysis ialah kemampuan menguraikan pemikiran yang kompleks dan mengenai bagian-bagian serta
hubungannya. Kelima, sintesis synthesis merupakan kemampuan mengumpulkan komponen yang sama guna membentuka pola
pemikiran yang baru. Dan keenam, evaluasi evaluation ialah kemampuan membuat pemikiran berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan.
6
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk dikategorikan lebih terinci secara hierarkis ke dalam enam jenjang
kemampuan, yakni: a hafalan atau ingatan C1
b pemahaman C2 c penerapan C3
d analisis C4 e sintesis C5
f evaluasi C6
7
2. Penilaian Aspek Psikomotor Ryan dalam Mimin Haryati mengungkapkan bahwa penilaian hasil
belajar psikomotor dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, pertama melalui
6
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 77
7
Ahmad. Sofyan. op.cit., h. 15