17
pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku siswa selama proses belajar mengajar praktek berlangsung. Kedua, setelah proses belajar berlangsung
yaitu dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Ketiga, beberapa waktu setelah belajar
selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Sedangkan menurut Leighbody, dalam melakukan penilaian hasil belajar ketrampilan sebaiknya mencakup:
pertama, kemampuan siswa dalam menggunakan alat dan sikap kerja. Kedua, kemampuan siswa menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan
pekerjaan. Ketiga, kecepatan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Keempat, kemampuan siswa dalam membaca gambar atau
simbol. Kelima, keserasian bentuk yang diharapkan atau ukuran yang telah ditentukan. Ranah afektif dirinci oleh Krathwol dkk, menjadi lima jenjang:
8
a perhatian atau penerimaan receiving, b tanggapan responding,
c penilaian atau penghargaan valving, d pengorganisasian organization,
e karakterisasi terhadap suatu atau berbagai nilai characterization by a value or value complex.
3. Penilaian Aspek Afektif Menurut Krathwohl dalam buku Mimin Haryati Life skills merupakan
bagian dari kompetensi lulusan sebagai hasil proses pembelajaran. Bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif mempunyai komponen afektif.
Peringkat ranah afektif menurut Krathwohl ada lima, yaitu receiving menerima,
responding tanggapan,
valuing menilai,
organization organisasi dan characterization karakterisasi. Penilain pada aspek afektif
dapat dilakukan dengan menggunakan angket atau kuesioner, inventori dan pengamatan atau observasi.
9
Ranah psikomotorik dibagi menjadi tujuh tingkatan, yakni:
a persepsi perception, b kesiapan set,
c gerakan terbimbing guided response, d gerakan terbiasa mechanism,
8
Ibid., h. 20
9
Mimin. Haryati. Model Tehnik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007, h. 22-38
18
e gerakan kompleks complex overt response, f penyesuaian pola gerakan adaptation,
g kreatifitas atau keaslian creativityorigination.
10
Sedangkan menurut Gagne dan Briggs menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan internal yang meliputi pengetahuan,
ketrampilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu.
11
Hasil belajar merupakan perubahan atau dampak terhadap peserta didik setelah dikakukannya pembelajaran. Perubahan itu berupa
kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar anak didik, tetapi disini peneliti hanya menggolongkan menjadi dua golongan
saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang dipengaruhi dari dalam diri individu yang sedang belajar,
sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang dipengaruhi dari luar diri individu.
12
Faktor Intern, yang memperngaruhi proses belajar terbagi menjadi tiga faktor, yaitu:
a Faktor jasmaniah, faktor ini berkaitan dengan keadaan fisik diantaranya
kesehatan peserta didik dan juga cacat tubuh. b
Faktor psikologis, terdapat tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor itu adalah:
intelegensi, perhatian,minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. c
Faktor kelelahan, kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmani yang dapat terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecerundungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani
10
Ahmad. Sofyan. op.cit., h. 23
11
Haryati, op.cit., h. 22-38
12
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta, 2012, h. 54
19
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Sedangkan faktor ekstern yang memperngaruhi proses belajar terbagi menjadi tiga faktor, yaitu:
a.
Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana keluarga dan keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan.
b.
Faktor masyarakat, masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh tersebut terjadi karena
keberadaannya siswa di dalam masyarakat. Hal- hal yang mempengaruhi belajar siswa yang dilihat dari lingkungan masyarakat diantaranya,
kegiatan siswa di dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan dalam masyarakat.
c.
Faktor sekolah, faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung sekolah, dan tugas-tugas yang
diberikan guru kepada siswa.
4. Pengertian Pembelajaran a. Pengertian Belajar
Pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilakukan oleh peserta didik karena belajar itu merupakan kunci sukses untuk meraih
masa depan yang cerah. Untuk itu kita perlu mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi maka diperlukan
suatu kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efesien dengan harapan kegiatan belajar mengajar tersebut menjadi menyenangkan dan tidak
membosankan agar pendidikan itu dapat tercapai sesuai dengan harapan. Pendidikan merupakan suatu upaya mempersiapkan individu melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan bagi perannya dimasa yang akan datang. Para ahli telah banyak mengemukakan pendapat tentang
20
pendidikan salah satunya adalah menurut Trianto yang mengatakan bahwa pendidikan tidak hanya mempersiapkan para siswa untuk sesuatu
profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Permendiknas No. 41 tahun
2007 tentang standar proses satuan pendidikan dasar dan menengah. “proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah harus
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswanya untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”
Menurut Winarno Surakma, Belajar dapat dipandang sebagai hasil dimana guru terutama melihat bentuk terakhir dari berbagai pengalaman
interaksi edukatif. yang diperhatikan adalah menampaknya sifat dan tanda-tanda tingkah laku yang dipelajari. Namun, belajar dapat pula
dipandang sebagai proses dimana guru terutama melihat apa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman-pengalaman edukatif unuk
mencapai sesuatu tujuan. Belajar dapat pula dipandang sebagai fungsi. Di dalam hal ini, perhatian ditujukan pada aspek-aspek yang
menentukan atau yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku manusia di dalam pengalaman edukatif.
13
Menurut Witherington seperti yang dikutip oleh Sukmadinata
menyatakan bahwa, “pembelajaran adalah perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.”
14
Namun, pendapat yang hampir sama juga dinyatakan oleh Crow and Crow dan juga
Hilgrad. Menurut Crow and Crow dalam Sukmadinata Belajar dapat dikatakan berhasil jika sesorang mampu mengulang kembali materi yang
telah dipelajarinya. Aliran behavioristik yang dikutip dalam Buku Asri Budiningsih
memaparkan gambarannya tentang pengertian belajar itu sendiri yakni,
13
Winarno. Surakma. Metodologi pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars. h. 58
14
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran teori dan Konsep. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet-1. h. 11-12. 2011.