Ciri-ciri pendekatan DDCT Kelebihan penggunaan Pendekatan DDCT

16 Secara eksplisit ketiga domain ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiga ranah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penilaian Aspek Kognitif Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir termasuk didalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan evaluasi. Menurut Benyamin S. Bloom, taksonomi untuk domain kognitif adalah metode untuk membuat urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah yang lebih tinggi dari kegiatan mental yang terdiri dari pengetahuan knowledge yaitu kemampuan untuk menghafal, mengingat atau mengulangi informasi yang pernah diberikan. Kedua pemahaman comprehension ialah kemampun untuk menginterpretasi atau mengulang informasi dengan menggunakan bahasa sendiri. Ketiga, aplikasi application yaitu kemampun menggunakan informasi, teori dan aturan pada situasi baru. Keempat, analisis analysis ialah kemampuan menguraikan pemikiran yang kompleks dan mengenai bagian-bagian serta hubungannya. Kelima, sintesis synthesis merupakan kemampuan mengumpulkan komponen yang sama guna membentuka pola pemikiran yang baru. Dan keenam, evaluasi evaluation ialah kemampuan membuat pemikiran berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. 6 Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk dikategorikan lebih terinci secara hierarkis ke dalam enam jenjang kemampuan, yakni: a hafalan atau ingatan C1 b pemahaman C2 c penerapan C3 d analisis C4 e sintesis C5 f evaluasi C6 7 2. Penilaian Aspek Psikomotor Ryan dalam Mimin Haryati mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar psikomotor dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, pertama melalui 6 Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 77 7 Ahmad. Sofyan. op.cit., h. 15 17 pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku siswa selama proses belajar mengajar praktek berlangsung. Kedua, setelah proses belajar berlangsung yaitu dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Ketiga, beberapa waktu setelah belajar selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Sedangkan menurut Leighbody, dalam melakukan penilaian hasil belajar ketrampilan sebaiknya mencakup: pertama, kemampuan siswa dalam menggunakan alat dan sikap kerja. Kedua, kemampuan siswa menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan pekerjaan. Ketiga, kecepatan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Keempat, kemampuan siswa dalam membaca gambar atau simbol. Kelima, keserasian bentuk yang diharapkan atau ukuran yang telah ditentukan. Ranah afektif dirinci oleh Krathwol dkk, menjadi lima jenjang: 8 a perhatian atau penerimaan receiving, b tanggapan responding, c penilaian atau penghargaan valving, d pengorganisasian organization, e karakterisasi terhadap suatu atau berbagai nilai characterization by a value or value complex. 3. Penilaian Aspek Afektif Menurut Krathwohl dalam buku Mimin Haryati Life skills merupakan bagian dari kompetensi lulusan sebagai hasil proses pembelajaran. Bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif mempunyai komponen afektif. Peringkat ranah afektif menurut Krathwohl ada lima, yaitu receiving menerima, responding tanggapan, valuing menilai, organization organisasi dan characterization karakterisasi. Penilain pada aspek afektif dapat dilakukan dengan menggunakan angket atau kuesioner, inventori dan pengamatan atau observasi. 9 Ranah psikomotorik dibagi menjadi tujuh tingkatan, yakni: a persepsi perception, b kesiapan set, c gerakan terbimbing guided response, d gerakan terbiasa mechanism, 8 Ibid., h. 20 9 Mimin. Haryati. Model Tehnik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007, h. 22-38

Dokumen yang terkait

Pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestai belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi SMA Negeri kota Tangerang Selatan

2 18 102

Pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: kuasi eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

1 8 273

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI DEEP DIALOGUE Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran IPS Melalui Strategi Deep Dialogue SD Negeri 01 Gondangmanis Tahun Pelaja

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI DEEP DIALOGUE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Strategi Deep Dialogue Pada Siswa Kelas IV SD Negere I Demangan Tahun Ajaran 2011/201.

0 1 17

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR IPS SEJARAH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 TEMANGGUNG ANTARA YANG DIAJARKAN DENGAN PENDEKATAN DEEP DIALOGUE/CRITICAL THINKING DAN PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE.

0 0 1

EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS DEEP DIALOGUE/CRITICAL THINKING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB KONSEP ARTHROPODA.

0 0 2

PENGARUH PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI 6 PONTIANAK

0 0 11

PENGARUH PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI 6 PONTIANAK

0 0 12

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJRAN BERBASIS DEEP DIALOGUE CRITICAL THINKING PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MA NU NURUL ULUM JEKULO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 10

11 BAB II PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL DEEP DIALOGUE CRITICAL THINKING (DDCT) PADA MATA PELAJARAN FIQIH

0 1 25