biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sesuai dengan indikasinya.
c. Tidak benar jika diagnosis hanya ditegakan berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan
gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi over diagnosis.
d. Gambaran kelainan radiologi paru tidak selalu menunjukkan aktivitas penyakit Depkes RI, 2008.
9. Klasifikasi Pasien TBC
a. TBC Paru BTA positif.
1 Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.
2 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada menunjukkan gambaran TBC.
3 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif.
4 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif
dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
b. TBC Paru BTA negatif
Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi: 1 Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif
2 Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis. 3 Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
4 Ditentukan dipertimbangkan oleh dokter untuk diberi pengobatan.
10. Prinsip Pengobatan Tuberkulosis
a. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori
pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal monoterapi. Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap OAT-KDT lebih
menguntungkan dan sangat dianjurkan. b. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan
pengawasan langsung DOT oleh seorang PMO Depkes RI, 2008.
11. Tahap Pengobatan Tuberkulosis
a. Tahap awal intensif
1 Pada tahap awal intensif pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya
resistensi obat. 2 Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,
biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
3 Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif konversi dalam 2 bulan.
b. Tahap Lanjutan
1 Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama.
2 Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
12. Perjalanan Alamiah TBC yang Tidak Diobati
Tanpa pengobatan, setelah 5 tahun, 50 dari penderita TBC akan meninggal, 25 akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh
tinggi, dan 25 sebagai kasus kronik yang tetap menular WHO, 1996, Depkes RI, 2005.
13. Pengobatan Tuberkulosis Paru
Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup, dan dosis tepat selama 6
−8 bulan, supaya semua kuman termasuk kuman persister dapat dibunuh. Dosis tahap
intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal, sebaiknya pada saat perut kosong Depkes RI, 2008.
a. Paduan OAT dan Tata Laksana Pengobatan
Tabel 2.1 Jenis, Sifat, dan Dosis OAT
Jenis OAT Sifat
Dosis yang direkomendasikan mgkg
Harian 3xseminggu
Isoniazid H Bakterisid
5 4−6
10 8−12
Rifampicin R Bakterisid
10 8−12
10 8−12
Pyrazinamide Z Bakterisid
25 20−30
35 30−40
Streptomycin S Bakterisid
15 12−18
15 12−18
Ethambutol E Bakteriostatik
15 15−20
30 20−35
Sumber : Depkes RI, 2008