tingkat pendidikannya semakin menyadari pentingnya hidup sehat. Oleh karena itu seseorang yang berpendidikan akan lebih patuh
berobat secara teratur dibandingkan orang yang berpendidikan rendah. Orang yang berpendidikan rendah tidak akan menyadari
dampak dari penyakit sehingga cenderung untuk mengabaikan kepatuhan Daud, 2001.
Zubair 1980 dalam Daud 2001 mengatakan bahwa rendahnya pendidikan dari sebagian besar pasien menyebabkan
kurangnya pengertian pasien terhadap penyakit berbahaya, berkurang atau hilangnya gejala penyakit sudah merupakan ukuran
kesembuhan bagi pasien. Oleh karena itu kesamaan persepsi, pengulangan dan penekanan pada pasien yang dianggap penting
untuk diketahui pasien perlu mendapat perhatian, agar tercapai tujuan yang optimal.
b. Pengetahuan
Menurut Kurnia 2002 dalam Purwanto 2007 pengetahuan adalah suatu ilmu tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode −metode tertentu yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala −gejala tertentu dibidang pengetahuan itu.
Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Basar N 1989 dalam Misnadiarly 1994, menyimpulkan hal
−hal yang mempengaruhi keteraturan berobat TB paru antara lain: pengetahuan responden mengenai penyebab, cara penularan dan
gejala dini yang masih rendah. Daud 2001, menyatakan pengetahuan penderita TB paru
erat kaitannya dengan kepatuhan berobat. Suliha 1991 dalam Hamdi 2001 menyatakan bahwa pengetahuan berpengaruh
terhadap perilaku kepatuhan datang berobat, sikap jawaban setuju mengambil obat ke sarana pelayanan kesehatan sesuai ketentuan,
cenderung penderita tidak pernah berobat. Sedangkan menurut Niven 2007, mengatakan bahwa seseorang dapat tidak mematuhi
suatu instruksi karena kesalahpahamannya terhadap instruksi yang diberikan.
Aditama 2000, mengatakan bahwa pengetahuan penderita tentang penyakit TB paru masih kurang memadai. Masih cukup
banyak penderita menjawab penyakit TB paru disebabkan pikiran dan turunan, juga ada yang menyatakan bahwa penyakit ini menular
melalui makanan dan minuman. Pengetahuan tentang TBC paru dapat menimbulkan persepsi
ancaman sakit TBC paru, sehingga individu akan melakukan perilaku sehat dan mempertahankan dengan mematuhi program