Konsep Perilaku Konsep Perilaku dan Perilaku Kepatuhan Berobat Tuberkulosis Paru

aturan pengobatan medical regimen bagi pasien TBC paru sangat penting untuk mencapai kesembuhan yang optimal, sehingga penularan kepada masyarakat dapat dihindari. Sedangkan kepatuhan dalam pengobatan TBC menurut Ditjen P2M −PL tahun 2001 adalah keteraturan pasien TBC dalam mengikuti tata cara tahapan proses pengobatan. Tata cara tahapan proses pengobatan didasarkan aturan regimen pengobatan yang ditetapkan dalam buku petunjuk pengobatan ke dalam kategori patuh dan tidak patuh Murtiwi, 2005. Ketidakpatuhan berobat mengakibatkan penderita TB dapat kambuh dengan kuman yang resisten terhadap OAT, sehingga menjadi sumber penularan kuman resisten dan gagal pengobatan. Hal itu mengakibatkan pengobatan ulang TB lebih sulit, waktu pengobatan lebih lama dan dana yang dikeluarkan lebih besar. Kepatuhan penderita TB untuk berobat teratur sulit diprediksi dan dipertahankan dengan bertambahnya waktu Amril, 2003.

4. Faktor

−Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat a. Tingkat pendidikan Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha pengajaran dan latihan KBBI, 1988. Sedangkan menurut Asnawi 2002 tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti seseorang sampai didiagnosis TB paru Asnawi, 2002. Pendidikan merupakan faktor yang berhubungan erat dengan kepatuhan seseorang menjalani pengobatan teratur. Makin tinggi tingkat pendidikannya semakin menyadari pentingnya hidup sehat. Oleh karena itu seseorang yang berpendidikan akan lebih patuh berobat secara teratur dibandingkan orang yang berpendidikan rendah. Orang yang berpendidikan rendah tidak akan menyadari dampak dari penyakit sehingga cenderung untuk mengabaikan kepatuhan Daud, 2001. Zubair 1980 dalam Daud 2001 mengatakan bahwa rendahnya pendidikan dari sebagian besar pasien menyebabkan kurangnya pengertian pasien terhadap penyakit berbahaya, berkurang atau hilangnya gejala penyakit sudah merupakan ukuran kesembuhan bagi pasien. Oleh karena itu kesamaan persepsi, pengulangan dan penekanan pada pasien yang dianggap penting untuk diketahui pasien perlu mendapat perhatian, agar tercapai tujuan yang optimal.

b. Pengetahuan

Menurut Kurnia 2002 dalam Purwanto 2007 pengetahuan adalah suatu ilmu tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode −metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala −gejala tertentu dibidang pengetahuan itu. Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,