Kepatuhan Penderita TBC terhadap pengobatan
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Basar N 1989 dalam Misnadiarly 1994, menyimpulkan hal
−hal yang mempengaruhi keteraturan berobat TB paru antara lain: pengetahuan responden mengenai penyebab, cara penularan dan
gejala dini yang masih rendah. Daud 2001, menyatakan pengetahuan penderita TB paru
erat kaitannya dengan kepatuhan berobat. Suliha 1991 dalam Hamdi 2001 menyatakan bahwa pengetahuan berpengaruh
terhadap perilaku kepatuhan datang berobat, sikap jawaban setuju mengambil obat ke sarana pelayanan kesehatan sesuai ketentuan,
cenderung penderita tidak pernah berobat. Sedangkan menurut Niven 2007, mengatakan bahwa seseorang dapat tidak mematuhi
suatu instruksi karena kesalahpahamannya terhadap instruksi yang diberikan.
Aditama 2000, mengatakan bahwa pengetahuan penderita tentang penyakit TB paru masih kurang memadai. Masih cukup
banyak penderita menjawab penyakit TB paru disebabkan pikiran dan turunan, juga ada yang menyatakan bahwa penyakit ini menular
melalui makanan dan minuman. Pengetahuan tentang TBC paru dapat menimbulkan persepsi
ancaman sakit TBC paru, sehingga individu akan melakukan perilaku sehat dan mempertahankan dengan mematuhi program
pengobatan Fleischhacker, 2003, Gielen 1997, Pender, 2002, Murtiwi, 2005.