ketidakpatuhanberobat pasien TB paru perlu direncanakan dengan baik, bagaimana program edukasi kesehatan diberikandan apa yangdiperlukan
oleh pasien DepKes RI, 2005, Murtiwi, 2006.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan dapat disimpulkan, sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini, penderita TB paru yang menjadi sampel sebagian besar patuh berobat sebesar 73,4 dan sisanya tidak patuh berobat sebesar
26,6 2. Gambaran variabel menurut karakteristik sampel didapat bahwa ibu yang
berpendidikan tinggi 57,8 dan yang berpendidikan dasar sebanyak 42,2. sampel yang berpengetahuan baik 85,9 dan yang berpengetahuan
kurang baik 14,1. 3. Gambaran variabel menurut efek samping, didapat bahwa responden yang
pernah mengalami efek samping sebanyak 35,2 dan yang tidak mengalami efek samping 64,8.
4. Gambaran variabel menurut persepsi sampel terhadap jarak temapat tinggal ke PPTI, didapat bahwa sampel yang berjarak jauh 52,3 dan
yang berjarak dekat 47,7. 5. Gambaran variabel menurut transportasi didapat bahwa sampel yang
menggunakan kendaraan bermotor sebanyak 87,5 dan yang bukan kendaraan bermotor 12,5. Sampel yang mengatakan biaya transportasi
mahal sebanyak 68,8 dan yang mengatakan biaya kendaraan murah sebanyak31,3.
6. Gambaran variabel menurut peran PMO didapat sampel dengan peran PMO kurang baik sebanyak 40,6 dan resonden dengan peran PMO baik
sebanykak 59,4. 7. Gambaran variabel menurut peran keluarga didapat sampel dengan peran
keluarga baik sebanyak 84,4 dan yang dengan peran keluarga kurang baik sebanyak 15,6.
8. Gambaran variabel menurut penyuluhan didapat sampel yang pernah mendapat penyuluhan sebanyak 57 responden dan yang tidak pernah
mendapat penyuluhan sebanyk 43. 9. Hasil penelitian didapat variabel sikap penderita berhubungan dengan
kepatuhan berobat penderita TB paru p=0,016. Penderita paruu yang sikapnya baik menpunyai risiko untuk patuh berobat 2,917 kali dari pada
penderita dengan sikap kurang baik OR=2,917 95CI=1,289-6,600. 10. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyuluhan mempunyai
hubungan dengan kepatuhan berobat TB paru secara signnifikan p=0,048. Penderita yang pernah mendapat penyuluhan berpeluang patuh
berobat 2,408 lebih tinggi dari pada yang tidak pernah menadapat penyuluhan OR=2,408 95CI=1,081-5,364.
11. Pada penelitian ini, variabel lain tidak dapat membuktikan adanya hubungan yang signifikan yaitu variabel pendidikan p=0,639,
pengetahuan p=0,118, efek samping obat 0,286, jarak p=0,495, sarana transportasi p=0,650, peran PMO p=1, peran keluarga p=0,654, sikap
petugas 0,721.