disembuhkan. Keadaan tersebut pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya epidemi TB yang sulit ditangani.
Selain MDR TBC yang telah terjadi selama ini, ternyata kita juga mulai dihadapkan pada keadaan yang disebut
extensively drug−resistent XDR TBC. XDR TBC disebabkan oleh strain Mycobacterium
tuberculosis yang resisten terhadap isoniazid dan rifampicin MDR TBC ditambah dengan fluorokuinolon dan sekurang
−kurangnya salah satu obat: kapreomicin, kanamisin, dan amikasin. TBC XDR juga merupakan
masalah akibat pengobatan pasien dengan HIV karena sebagian besar pasien HIV diduga menderita TBC juga Prasenohadi, 2008.
C. Program Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Indonesia
Penanggulangan TBC Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda namun terbatas pada kelompok tertentu. Setelah
perang kemerdekaan, TB ditanggulangi melalui Balai Pengobatan Penyakit Paru BP
−4. Sejak tahun 1969 penanggulangan dilakukan secara nasional melalui Puskesmas. Obat anti TBC OAT yang digunakan adalah panduan
standar INH, Para Amino Acid PAS, dan Streptomycin selama satu sampai dua tahun. PAS kemudian diganti dengan pirazinamid. Sejak 1977
mulai digunakan panduan OAT jangka pendek yang terdiri dari INH, Rifampicin, dan Ethambutol selama 6 bulan.
Sejak tahun 1995, program nasional penanggulangan TB mulai melaksanakan strategi DOTS dan menerapkannya pada Puskesmas secara
bertahap. Sampai tahun 2000, hampir seluruh Puskesmas telah komitmen
dan melaksanakan strategi DOTS yang diintegrasikan dalam pelayanan kesehatan dasar Depkes RI, 2007.
D. Konsep Perilaku dan Perilaku Kepatuhan Berobat Tuberkulosis Paru
1. Konsep Perilaku
Menurut Suryani 2003 yang dikutip dari Machfoedz 2007, perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan
lingkungannya. Menurut Skinner 1938 dalam Notoatmodjo 2003 dikutip dari Machfoed 2007, menegaskan bahwa perilaku itu
merupakan respons atau reaksi orang terhadap rangsangan atau stimulus dari luar. Menurut Fishben dan Ajzen 1975, perilaku seseorang
ditentukan oleh niatnya untuk melakukan perilaku itu, dan niat itu sendiri ditentukan oleh sikap seseorang yaitu perasaan suka atau tidak
suka seseorang terhadap suatu objek atau benda, tindakan atau peristiwa. Sikap seseorang juga ditentukan oleh kepercayaan terhadap
hasil dari melakukan perilaku itu Asnawi, 2002. Notoatmodjo 2007, menyimpulkan bahwa perilaku kesehatan
adalah suatu respons organism seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, dan minuman, serta lingkungan. Green 1980 dalam Notoatmodjo 2007, menyatakan bahwa
kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku, behavior causes dan faktor di luar perilaku nonbehaviour