La Greca Stone 1985 dalam Smet 1994, menyatakan bahwa mentaati rekomendasi pengobatan yang dianjurkan dokter
merupakan masalah yang sangat penting. Tingkat ketidaktaatan terbukti cukup tinggi dalam seluruh populasi medis yang kronis. Safarino
1990 mengatakan bahwa tingkat ketaatan keseluruhan adalah 60.
3. Kepatuhan Penderita TBC terhadap pengobatan
Kepatuhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesembuhan disamping faktor individu, komunitas, strategi pengobatan,
infeksi HIV, dan keadaan khusus merokok, alkohol, tunawisma Masniari, 2007.
Perilaku kepatuhan berobat TBC paru merupakan perilaku promosi kesehatan individu. Perubahan perilaku seseorang dipengaruhi
oleh pengetahuan tentang TBC paru, sikap individu terhadap TBC paru, persepsi manfaat dan hambatan terhadap pengobatan TBC paru,
persepsi self −efficacy atau kemampuan individu untuk menentukan
dirinya sendiri, termasuk berobat atas kemauan sendiri dan tetap melanjutkan pengobatan walau ada keluhan merasa mual atau pusing
akibat pengobatan merupakan penguat untuk tetap patuh minum obat TBC paru Fleschhacker, 2003; Gielen, 1997; Pender, 2002; Murtiwi,
2005. Menurut Becker Kyngas 2000 dalam Murtiwi 2005,
kepatuhan dalam pengobatan TBC paru merupakan perilaku peran sakit the sick role behavior, yaitu tindakan atau kegiatan yang dilakukan
pasien agar dapat sembuh dari penyakit. Kepatuhan dalam menjalankan
aturan pengobatan medical regimen bagi pasien TBC paru sangat penting untuk mencapai kesembuhan yang optimal, sehingga penularan
kepada masyarakat dapat dihindari. Sedangkan kepatuhan dalam pengobatan TBC menurut Ditjen P2M
−PL tahun 2001 adalah keteraturan pasien TBC dalam mengikuti tata cara tahapan proses
pengobatan. Tata cara tahapan proses pengobatan didasarkan aturan regimen pengobatan yang ditetapkan dalam buku petunjuk
pengobatan ke dalam kategori patuh dan tidak patuh Murtiwi, 2005. Ketidakpatuhan berobat mengakibatkan penderita TB dapat
kambuh dengan kuman yang resisten terhadap OAT, sehingga menjadi sumber penularan kuman resisten dan gagal pengobatan. Hal itu
mengakibatkan pengobatan ulang TB lebih sulit, waktu pengobatan lebih lama dan dana yang dikeluarkan lebih besar. Kepatuhan penderita
TB untuk berobat teratur sulit diprediksi dan dipertahankan dengan bertambahnya waktu Amril, 2003.
4. Faktor
−Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat a.
Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha pengajaran dan latihan
KBBI, 1988. Sedangkan menurut Asnawi 2002 tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal terakhir yang
pernah diikuti seseorang sampai didiagnosis TB paru Asnawi, 2002. Pendidikan merupakan faktor yang berhubungan erat dengan
kepatuhan seseorang menjalani pengobatan teratur. Makin tinggi